[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 1 : ML Pertama
oleh Irul Medan pada 12 November 2010 jam 6:20
Telah lama aku ingin sekali
berbagi cerita dengan para SMers sekalian. Tetapi aku bukanlah orang yang
gampang mengungkapkan cerita – cerita seru. Tulisan ini aku tulis dengan
keberanian yang telah aku kumpulkan selama ini. Cerita ini sdikit panjang atau
mungkin terlalu panjang Mohon maaf sebelumnya bila tulisanku ini kurang berkenan
terhadap Bro & Sis sekalian.
Sebelumnya aku ingin
memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Michael (Bukan nama sebenarnya),
untuk gambaran aja aku mempunyai tinggi 188 cm dengan berat badan 80 Kg,
Wajahku sih biasa aja nggak terlau tampan juga nggak terlalu jelek. Aku Kuliah
di sebuah universitas swasta di Surabaya.
Hal ini terjadi sekitar
pertengahan bulan Januari 2010. Pada saat itu kampusku sedang mengadakan acara
KKN (Kuliah Kerja Nyata) 2 minggu ke desa WW Kabupaten Pr*********, Jatim. Waktu
itu aku berangkat bersama dengan 51 orang mahasiswa lainnya yang dibagi dalam 2
kelompok. Kelompok ku sendiri berjumlah 26 orang (termasuk aku) yang terdiri 13
orang cowok dan 13 orang cewek (entah gimana pembagiannya bisa pas jumlahnya).
Di dalam kelompokku ada seorang cewek yang sangat menyenangkan sebut aja
namanya Lina(Bukan nama sebenarnya). Dia punya body yang bisa buat semua laki –
laki berhayal untuk tidur dengannya. Dia cantik, putih mulus, payudara ukuran
36c(aku tahu waktu dia bilang sendiri ke aku). Ditambah lagi dia suka sekali
bercanda ke hal – hal yang berbau sex.
Sesampainya di tempat KKN
kami mulai berbenah untuk menyiapkan tempat kita menginap. Oya untuk sekedar
informasi kita tidur satu kelompok campur antara cewek & cowok yaitu di ruang
tamu rumah dari mantan bapak Kades di desa tersebut. Dihalaman rumah tersebut
terdapat sebuah gubuk kecil berukuran 4 X 4 meter yang diperuntukkan untuk
orang yang mungkin ingin menginap ketika sudah lewat malam.
Awalnya aku nggak merasakan
apa – apa padanya. Tetapi ketika malam hari, ketika dia selesai mandi, aku dan
semua anggota kelompok cowok yang lain dikejutkan dengan penampilan Lina yang
sangat menggoda. Dia pakai kaos tanpa lengan ketat dengan lubang leher yang
agak besar dan celana pendek yang benar – benar pendek sehingga mengekspos
setiap lakuk tubuhnya beserta paha dan payudaranya. Yang lebih gila lagi dia
nggak pake bra, panas katanya. Malam itu aku langsung nggak bisa tidur, terus
kebayang – bayang tubuh Lina yang merangsang tersebut. Dan bukan hanya malam
itu saja malam – malam berikutnya juga aku dibuat nggak bias tidur dengan
tingkah lakunya.
Hari ketiga pada malam hari
ketika aku mulai bisa menutup mata karena kecapekan yang disebabkan aku harus
mengurus divisi-ku yaitu divisi produksi, mulai dari beli bahan makanan,
memasak, dsb aku mendengar sebuah mobil memasuki are base camp kami. Setahuku
nggak ada anggota kelompok yang bawa mobil ----karena memang dilarang oleh
universitas----aku langsung terbangun dan berusaha melihat siapa datang. Tampak
dua orang laki – laki turun dari mobil dan mereka membawa sebuah dos, menaruh
di teras rumah yang kemudian meninggalkannya. Tampak dibelakang mobil tersebut
ada temanku sedang bawa motor kemudian menemui dua orang tersebut lalu
memberinya uang. Setelah itu kedua orang tersebut pergi meninggalkan halaman
base camp kami. Aku yang merasa janggal dengan tingkah laku temanku itu pun
keluar dan bertanya kepada mereka. “Bro dos apaan tuh?” tanyaku datar karena
udah ngantuk. “ Ini minuman Vitamin bro buat begadang.” Jawab temanku yang
bernama Aji. Aku makin heran dan nggak percaya langsung aku buka dosnya dan
ternyata isinya adalah botol – botol minuman keras. Merasa takut kalau aku
bakalan ngelaporin mereka ke kepala desa aji pun berusaha ngebujuk aku “Bro
jangan bilang siapa siapa ya ini juga anak – anak yang nyuruh.”. Setelah itu
keluar beberapa orang dari ruang tamu mereka adalah Ronald, rosa, anjar dan
yang membuatku heran adalah Lina soalnya aku kira dia udah tidur tadi. “ Wah
pesenan udah dating nih” kata Ronald. “Bro kalian emang mau mabuk – mabukan
ya?” tanyaku. “ Iya nih Mik jangan bilang ke warga ya kalo soal kelompok mereka
ngijinin kok.” Sahut Lina. Aku hanya bisa kaget dan membiarkan mereka mengambil
botol – botol tersebut dan meminumnya. “Eh mendingan kalian masuk gubuk aja deh
dari pada nanti ketahuan warga disini aku mau tidur” saranku. Aku udah nggak
peduli lagi dengan mereka.
Hari – hari pun berlalu
seperti biasa, Sibuk, sibuk, dan sibuk. Sampai akhirnya pada hari ke-4 hari itu
adalah malam juma’t kliwon. Tidak seperti biasanya entah kenapa aku nggak bisa
menutup mata sama sekali. Akhirnya aku keluar dari ruang tamu yang menjadi
ruang tidur kami. Aku duduk disebuah sofa di depan ruang tamu dan mencoba untuk
tidur. “Dingin banget sih malem ini”. Gumamku dalam hati. Baru beberapa saat
aku mulai menutup mata, aku merasa ada seseorang yang menggoyang – goyangkan
pundakku. Aku pun langsung bangun seketika. Aku lihat Lina berdiri di
sampingku. “Mik tolong anterin aku WC dong, aku takut nih” pinta Lina. Dari
mulutnya tercium bau alkohol yang kuat. “Ayo deh”. Aku pegang tanganya
menuntunnya ke WC. Waktu itu aku nggak mikir apa – apa hanya rasa kasian dan
tangung jawab, soalnya malam sebelumnya di tempat kelompok yang satunya ada 3
orang yang kesurupan, jadi mungkin karena itu dia takut ke WC sendirian. Letak
WCnya berada di pojok bagian dalam rumah induk. Untuk menuju ke WC itu kita
harus melewati dapur dan tempat cuci yang memiliki dua lapis pintu.
Setelah mengantar sampai di
WC aku lalu kembali ke dapur. Tetapi baru aku mau beranjak ke Dapur Lina
berteriak “Mik jangan ditinggal dong, takut nih”. “Nggak kok aku nggak
ninggalin kamu. Aku nunggu kamu di dapur.” Jawabku. “Nggak ! Kamu tunggu di
situ aja biar aku bias liat kamu.” Minta Lina. “Gila lu. Aku nih cowok masa aku
disuruh tunggu disini”. “Pokonya kamu harus tunggu disitu, Kalo nggak aku
nangis loh” Ya sudah terpaksa aku nungguin dia di depam pintu WC. Lina yang
udah kebelet kencing pun akhirnya mulai melepas celenanya yang super pendek. Aku
pun dibuat terkejut dengan apa yang dia lakukan. Dia nggak malu untuk melepas
celananya didepan cowok yang bukan pacarnya selain itu juga ternyata dia nggap
pake CD sehingga ketika ia menurunkan celananya terpampanglah bongkahan
pantatnya yang montok (Karena dalam posisi membelakangiku), bongkahan pantat
yang seakan menghipnotis setiap laki – laki untuk meremasnya. Dan ketika dia
naik ke toilet dan berjongkok (WC disana adanya WC Jongkok ) dia harus memutar
kearah sebaliknya, sehingga aku dapat melihat Miss V nya. Ini pertama kalinya
aku melihat miss V beneran. Selama ini aku hanya melihat Miss V melalu film –
film bokep yang aku koleksi. Miss V nya begitu indah, sebuah Miss V yang polos
karena dia rajin membersihkan bulu-bulu kelaminnya. Dan pada Miss V tersebut
terdapat sebuah gundukan sebesar kacang polong mungkin itu yang orang sebut
clit. Dari belahan Miss V itu aku melihat sebuah air terjun meluncur keluar
dari miss V-nya. Aku yang melihat hal itu secara langsung langsung horny. Mr.P
ku langsung berdiri tegak tinggi, keras seperti tugu pahlawan.
Setelah menyelesaikan
bisnisnya dia pun turun dari tempat toilet tetapi tidak segera memasang
celananya. Kayaknya dia sengaja membuat aku tambah horny. Sepertinya dia
sengaja melakukan itu dan keika dia akan mengambil air dia pun sengaja
menunggingkan badannya, sehimgga aku dapat melihat pantat dan Miss V -nya.
Setelah itu dia memanedangku dengan mata sayu yang menunjukan dia juga udah
horny banget. Aku yang dipandangi seperti itu pun mulai kebingungan soalnya ini
pertama kalinya aku melihat pemandangan seperti itu.
Dia pun berjalan
mendekatiku dengan bagian bawahnya terbuka bebas. Setelah itu dia menarik
tanganku untuk lebih masuk kedalam kamar mandi. “Mik, kamu udah pernah ML ama
cewek belum?” Tanya Lina. “Belum pernah.” Jawabku singkat “Bohong, Masa belum
pernah.” “Jangankan ML, punya pacar aja belum.” “Emang kenapa belum punya
pacar?” Tanya Lina kembali dengan tangan kanannya mulai meraba – raba jagoku
dari luar celana pendekku. “Masih belum ada yang cocok.” Jawabku berusaha
meredam nafsuku sendiri. “Jadi aku boleh dong daftar jadi kandidat pacarmu”
katanya sambil mulai mencium bibirku. Aku yang diserang mendadakpun agak
sedikit kelabakan soalnya ini adalah first kissku (mungkin kalian nggak percaya
ada cowok yang berumur 23 tahun tapi belum pernah dicium cewek sama sekali,
tapi itulah diriku). Tapi lama – lama aku mulai bisa menikmati ciumannya dan
mulai membalas lumatam bibirnya denga penuh nafsu “Hmmm….. Aaahhhh. Wow.
Lumayan juga buat pemula.” Pujinya. Dia yang mengerti bahwa aku mulai terbiasa
pun segera menarik tanganku untuk berada di payudaranyaya dari luar kaos ketat
tanpa lenganya dan menyuruhku mulai untuk menggerakkan tanganku untuk mulai
meremas payudaranya.Terasa banget kekenyalan payudaranya. “Ooouuuhhh……
Yeeeaaaahhh…. Enak banget Mik” Dia pun mulai merintih keenakan. Merasa kalau
aku agak kesuliatan dalam melakukan rabaan dan remasan pada payudaranya, Lina
pun melepas kaos ketatnya dam kembali membawa tanganku ke payudaranya. Kali ini
sensasinya lebih nikmat lagi. Selain dapat merasakan kekenyalan payudaranya,
aku juga bisa merasakan seberapa lembut dan halusnya payudaranya. “Ahhh….,
enaaak banget Mik…. Kamu kok udah pinter banget sih. Sekarang tolong emut
payudara-ku dong Mik, Please” Aku pun nggak perlu menunggu peintah kedua
langsung aja aku emut – emut payudaranya terutama putingnya yang terlihat mulai
tegak. Terus terang aku jadi ngerti kenapa bro – bro SMers suka banget ngemut
payudara cewek, rasanya begitu lembut dan hangat. Tapi maklum aku baru pertama
kali sehingga dia merasa kesakitan waktu dia minta aku untuk menggit putingnya.
Dia kemudian mendorong pundakku kebawah sehingga aku sekarang dalam posisi
berjongkok di depan Miss V-nya. “Ini dia bagian cewek yang bisa buat para cowok
ketagihan.” Batinku. Tangannyapun mendorong kepalaku untuk mendekat ke miss
V-nya. “Mik tolong Miss V- ku dijilat dong. Aku pingin tahu sejauh mana kamu
ngerti ilmu untuk membahagiakan cewek”. Langsung aja aku praktekin semua ilmu
yang aku punya yang aku pelajari dari para bro DS’ers dan dari koleksi
bokep-ku. “Ahhhh…. Ya disitu Mik, jilatin terus mik. Jilatin clit-ku juga Mik.
Ahhhhh….. Yeeessss. Ahhhhh….. kamu pinter banget Mik Terusin Mik. Enaaak Banget
Mik.” Teriak Lina. Aku yang mulai khawatir dengan suara Lina pun jadi nggak
bisa konsentrasi sebentar – sebentar aku lihat kearah luar kamar mandi takut
kalau ada yang memergoki kita lagi ngalakuin ini. Sekitar 5 menit aku mengoral
Lina (Sampai pegel lidahku), tiba – tiba dia teriak kenceng banget. “Uuuhhhh…. Aaaahhhhh…..
Mik…… Aku…… Keluar….. Aaaahhhhh……” Aku merasa ada cairan yang keluar begitu
deras dari dalam miss V-nya. Akunpun terpaksa meminum cairan itu karma tangan
Lina terus menekan kepalaku ke miss V-nya.”Ohhh… Wow Mik Enak banget. Kamu
pinter juga ya muasin cewek.pujinya lagi “Kan kmau yang ngajarin.” “Thanks ya
Mik” “Aku juga trims banget udah diajarin gimana caranya muasin cewek” “Ah
biasa aja. Sekarang gilirn aku yang puasin kamu.” “Eh nggak perlu. Nggak apa –
apa kok.” “Mulutmu boleh bilang nggak pelu, tapi Mr.P-mu kayaknya berkata lain
deh.” Katanya sambil mendorong tubuhku sehingga aku jatuh kelantai kamar mandi,
dengan cepat dan penuh nafsu dia melepas T-shirtku dan melorot celana
pendek-ku. Karena aku terbiasa kalau tidur nggak penah pake CD maka mencuatlah
Mr.P-ku yang telah tegak berdiri bagai tugu pahlawan. “Wow gede juga punya-mu.
Aku belum pernah nih lihat yang kayak begini” pujinya (aku sendiri nggak tahu
apa punyaku termasuk dalam kategori besar. Tapi yang pasti aku senang banget
dipuji seperti itu). Dia pun langsung mengocok Mr.P-ku dengan perlahan dan
makin lama –makin cepat ditambah lagi dengan jilatan lidahnya kebagian – bagian
sensitif-ku. Pertama dia jilat kedua bolaku yang kemudian dia naikan jilatanya
keseluruh batang Mr.P-ku. “Aaahhh…. Lina….. Enak….. Banget….”. Aku merasakan
suatu sengatan listrik yang cukup besar pada batang Mr.P-ku Suatu sengatan yang
menimbulkan kenikmatan yang nggak bisa digambarkan dengan kata – kata. Kemudian
dia meningkatkan serangannya dengan mengulum kepala Mr.P-ku. Dia melumat dengan
gerakan melingkari kepala Mr.P-ku dan lidahnya yang menjelajahi setiap bagian
kepala Mr.p-ku. Setelah itu dia mulai mengulum semua batang Mr.P-ku dengan
gerakan naik turun secara perlahan dan lama kelamaan semakin cepat. “ Oooohhh…..Lina
Enak. Aku udah nggak tahan lagi LIna, Aku mau keluar” tapi sepertinya nggak ada
tanda – tanda dia akan memperlambat tempo kulumannya, bahkan semakin lama
semakin cepat. “Lina…. Aku….. Nggak tahan lagi……. Linaaaa…. Akuuu….. Keluar.
Aaaaahhhhhh……” Menyemprotlah cairan Mr.P-ku kedlam mulutnya Croot….. Crooottt……
Croorttt…… kurang lebih 4 – 5 kali semprotan aperma-ku masuk kedalam mulutnya
yang kemudian ditelannya cairan sperma itu. “Sorry Lina, aku nggak bisa tahan
lama, Kamu pasti kecewa ya?” kataku penuh penyesalan. “Nggak kok, itu hal yang
biasa terjadi pada seorang perjaka. Itu tandanya kamu benar – benar masih
perjaka. Lagian untuk seorang perjaka kamu cukup lumayan.” Jawabnya sambil
kembali melumat Mr.P-ku untuk membersihkan sisa sperma yang ada. Mendapat
pelakuan tersebut Mr.P-ku langsung kembali bangkit dan Lina pun terkejut. “Wow
ternyata Mr.P-mu ini hebat juga. Baru di emut sebentar udah bangun lagi.
Kayaknya belum puas kalau belum ketemu ama Miss V ya”
Dengan cekatan Lina mulai
menindihku dan menuntun Mr.P-ku ke Miss Vnya. Awalnya dia hanya menempelkan
Mr.P-ku ke miss V-nya kemudian dia mulai menggesek – gesekan Mr.P-ku ke
clit-nya dan mulai memasukan Mr.p-ku dalam miss V nya. Inilah pertama kalinya
aku merasakan nikmatnya setiap inchi dinding miss V cewek.
“Aaahhh….Uuuhhhh….Yeeessss…. Enaaaak baangeeet….” Teriakku begitu Mr.P-ku masuk
kedalam Miss V-nya. Setelah itu Lina mulai menggerakkan pantatnya naik turun
kadang maju mundur kadangjuga melingkar semebtara aku pasrah diapakan aja ama dia.
Kurang lebih 30 menitan aku mulai merakan mau mengalami kembali orgasme yang
kedua. “Lina…. Aku… mau… keluar.” “Tahan bentar Mik …. Aaahhhh……Aku bentar lagi
juga keluar Oooohhhhh…. Kita keluar bareng ya Uuuhhhhh…..” makin lama gerakan
Lina makin hebat dan menggila dan akhirnya “Aaaaahhhhhh…….” Teriak kami bersama
– sama sebagai tanda kami telah mengalami orgasme bersama – sama. Tubuh Lina
pun menindih badanku dan aku pun memeluknya, mencium keningnya dengan lembut.
Aku dapat merasakan cairan cinta kami meleleh keluar dari Miss V-nya. “Wow kamu
hebat banget deh Lina. Aku nggak pernah ngebayangim bisa ML sama kamu.” “Aku
juga Mik dari sekian cowok yang pernah ML ama aku Cuma kamu yang rasanya lain.
Kamu tuh kayaknya ML dengan perasaan banget jadi bikin aku juga ngerasa nikmat.
Kalau yang lain sih mereka ML Cuma karma nafsu doing. Kadang mereka nggak
ngerasa kalau aku nggak nikmati ML dengan mereka. Tapi kalau sama kamu, aku sih
mau aja ML tiap hari. Habis enak sih.” “Aku juga pingin ML sama kamu tiap hari Lina.”
Akhirnya kami pun beristirahat sambil berpelukan dengan keadaan telanjang.
Setelah kekuatan kami kembali kami pun kembali mengenakan pakaian kami dan
meninggalkan temapat kenangan hilangnya perjakaku. Tapi yang membuat aku heran
kok bisa nggak ada anak yang tahu padahal pintu kamar mandi nggak tertutup
sehingga kemungkinan ketahuan lebih besar. Ya mungkin itu hanya keberuntungan
saja , yang penting kejadian malam itu nggak akan aku lupakan.
[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 2 : ML ML dengan Desy
oleh Harssen Grace
Cokroaminoto pada 12 November 2010 jam 6:23
Sebelumnya saya mengucapkan
terima kasih atas comment yang saya terima pada tulisan sebelumnya. Cerita
berikut adalah kelanjutan dari cerita pengalam KKN 1. Seperti biasa cerita ini
sedikit panjang atau terlalu panjang jadi mohon kesabaran dari para pembaca
sekalian
Berikut ini aku akan
menceritakan pengalamanku sex-ku kembali, tapi kali ini aku ingin menceritakan
pengalamanku bersama seorang cewek bernama Desy(Bukan nama sebenarnya). Dia
adalah salah satu anak buahku di divisi produksi. Anaknya cantik dengan tinggi
165 cm dengan berat 60 Kg, payudaranya lebih kecil bila dibandingkan dengan
punya Lina (sekitar 34) tetapi terlihat indah dengan postur tubuhnya. Dia
adalah cewek yang periang. Umurnya baru 21 tahun. Di tambah lagi pipinya yang
agak chubby sering membuatku gemas. Sekian dulu perkenalan dengan Desy dan
berikut ini ceritanya.
**************************************************
********************** Keesokan harinya setelah aku kehilangan kepejakaanku
(Baca kembali Pengalaman KKN 1), kami seluruh kelompok diajak oleh bapak kepala
desa untuk pergi ke air terjun yang berada tidak jauh dari base camp kami.
Disana terhampar pemandangan yang sangat indah. Sebuah air terjun yang begitu
deras ditambahlagi dengan aliran sungai 2 warna (biru dan ungu ), seakan
membuatku bersyukur akan ciptaan Tuhan yang indah ini.Kami pun bermai air
dengan senangnya sampai lupa waktu.
Kami kembali ke base camp
pukul 13.00 untuk makan siang. Pada saat perjalanan pulang aku melihat Lina
senyum – senyum ke arahku. Aku pun juga senyum – senyum kearahnya sambil
membayangkan kembali kejadian tadi malam yang tak mungkin aku lupakan.
Sesampainya di base camp
kami pun memulai acara makan siang, setelah itu kami akan kembali melakukan
aktifitas rutin yang telah disusun dari Surabaya. Untuk divisiku kembali kami
mulai meracik bahan – bahan makanan yang ada untuk diubah menjadi sebuah
makanan yang baru, yang berguna bagi warga sekitar base camp. Pada saat itu aku
melihat seorang anak buahku yang sepertinya sedang tidak enak badan. Wajahnya
agak pucat dan badannya sedikit lemas. Tidak biasanya dia nggak bersemangat
begitu. Sebagai ketua divisi produksi sudah tugasku menanyakan tentang
keadaannya. “Desy kamu kenapa sih ? nggak biasanya kamu lemes begitu, emang aku
punya salah ya sama kamu.” “Enggak kok mas (Oya dia panggil aku mas, soalnya
aku lebih tua), mas nggak punya salah apa – apa. Aku cuma lagi kangen sama orag
tuaku.” “Kangen orang tua apa kangen sama pacar?” godaku “Sebenarnya sih dua –
duanya mas.” Jawabnya agak sedikit malu – malu. Saat itu aku mulai bisa melihat
wajah cerianya walau cuma sedikit. “ Ya sabar aja lah Desy. Toh kita cuma
tinggal 10 hari disini. Kamu yang sabar ya. Aku juga kangen ama ortu-ku kok.
Jadi sabar aja.” “Ya sih mas, makasih ya udah mau ngasih perhatian ke aku.”
“Nggak usah berlebihan dong, aku kan ketua divisi, kalau ada anggota divisiku
nggak semangat kerja, bisa – bisa divisi ini nggak jalan sesuai rencana. Tapi
kalau mau ngasih terima kasih sekarang juga coba kamu senyum,” Dia pun
memberikan senyumannya. Dari sana aku baru sadar betapa cantiknya si Desy ini.
“Nah kalau senyum begitu kan kelihatan cantik dan manisnya.”godaku lagi. “Ah…
mas ini bisa aja deh. Aku kan jadi malu.” Balas nya sambil bergaya seperti anak
kecil.
Setelah selesai melakuakan
kegiatan divisi. Kami pun siap – siap untuk makan malam. Saat makan malam aku
mulai membayangkan apakah aku bisa kembali menikmati sorga dunia sama Lina.
Tetapi hayalan itu bubar ketika Bapak Kepala Desa memintaku untuk ikut ronda
malam ini mengingat perawakanku yang tinggi besar. Terpaksa aku iya aja atas
ajakan Bapak Kepala Desa tersebut karena nggak enak sama warga yang lain.
Akhirnya pada malam itu
pukul 21.00 aku berangkat sendiri ke balai desa yang menempuh perjalanan
sekitar 20 menit. Disana aku disuguhi berbagai macam kue dan the hangat. Aku
pun mulai beramah tamah dengan bapak – bapak di desa tersebut sampai akhirnya
aku kebagian ronda di wilayah base camp-ku. Aku pun mulai ronda menyelusuri
kegelapan malam yang dingin hingga sampai didepan base camp, aku memutuskan
untuk mengambil air untuk bekal rondaku. Aku melewati gubuk yang sering dipakai
anak – anak kelompokku buat mabuk – mabukan dan aku melihat ada beberapa anak
disana dan sepertinya ada anak dari kelmpok lain yang ikut minum – minum
disana. “Mik, gimana rondanya asyik nggak ?” Tanya Anjar yang sudah setengah
mabuk. “Biasa aja. Oya bro ada anak dari kelompok lain ya? Tolong bilangin
boleh mabuk tapi jangan sampai buat keributan ntar ketahuan warga.” Jelasku
mengingatkan mereka. Lalu aku pun masuk kedalam rumah untuk mengambil air. Tapi
begitu aku masuk kedalam dapur aku mendegar sebuah desahan dari arah kamar mandi.
Dan saat itu aku baru ingat bahwa Ronald yang biasanya menjadi ketua untuk
acara mabuk – mabukan tadi nggak kelihatan. “Aaahhh…. Teeruuuss…. Aaahh….”
Desahan itupun terdengar lagi, dan aku tahu siapa pemilik suara itu. Ya suara
itu milik Lina. Aku pun mulai penasaran apakah benar Lina lagi main sama
Ronald. Aku memberanikan diri mencoba untuk mengintip. Dengan langkah yang
perlahan – lahan aku mulai mendekati tembok dekat pintu pembatas antara ruaang
cuci dan dapur. Dari sana aku bias melihat semua aktifitas mereka tanpa
diketahui oleh mereka.
Sesaat aku sedang mengintip
perasaanku menjadi nggak karuan. Aku melihat Ronald sedang menjilati Miss V
Lina, sedangkan Lina mengerang keenakan. Ada perasaan kesal, cemburu dan juga
horny. Aku nggak bisa mendeskripsikan perasaanku saat itu. Dan kini aku melihat
Ronald bediri(karna tadi dalam posisi berjongkok) dan mndorong pundak Lina
kebawah sehingga sekarang gantian Lina yang dalam posisi jongkok dimana mukanya
tepat berada di depan Mr. P Ronald. Dan tanpa dikomando Lina langsung mulai
memainkan Mr. P Roanald. Dimulai dari menciumi dan menjilat bola Ronald,
kemudian mulai mengulumnya. Roanald pun terlihat sangat menikmatinya erbukti
dengan lenguhan – lenguhan yang keluar dari mulutnya. “Aaaahhhh…… Terus Lin,
enaaaak bangeeet. Kamu pintar banget Lin. Ooooohhhhh….. Yeaeaaah…..” Lenghan
Ronald kembali
terdengar saat Lina mulai
mengulum kepala Mr. P Roanald. Sesaat kemudian Ronald menarik tangan Lina ketas
untuk memintanya berdiri Kemudian menyuruh Lina untuk menungging dengan
tangannya bertumpu pada bak mandi sedangkan Roanald mulai memasukan Mr.P-nya
kedalam Miss V Lina. “Ooooohhhh….. Shiiiiitt….. Enak banget Miss V-mu Lin.”
Kata Ronald ketika Mr. P-nya berhasil masuk seluruhnya kedalam Miss V Lina.
Lina pun Pasrah saja mau diapain sama Ronald. Roanald mulai menggerakan Mr.
P-nya maju mundur membuat Lina menjerit penuh kenikmatan. “Aaaahhh…. Roalad….
Fuck me….. Fuck me harder please….. Aaaahhhh….. Ssssshhhhh...... Mmmmmhhhh....
Oooohhhh...... “ Jerit Lina dalam kenikamatan yang dirasakan. Ronald mulai
mempercepat pompaan mr. P-nya didalam Miss V Lina. Sampai akhirnya sekitar 10
menit kemudian “Lin….. Aku…. Mau…. Keluar….” Jerit Ronald.
“Aaaaahhhh……Jangan……… didalam……. diluar…. Aja…..Aaaahhhh…..” demikian pinta
Lina. Ronald pun mencabut Mr. P-nya dari dalam Miss V Lina. Lina membalikan
badan dan mulai mengulum kembali Mr. P Ronald. “Aaaahhhh…. Yeeaaahhh…. Aku….
Keluar……Aaaaahhhhhh” teriak Ronalad mengiringi orgasmenya. Lina pun dengan
lahap menelan semua cairan Mr. P Ronald. Setelah itu aku melihat mata Lina
memandang ke suatu sudut dimana tempat aku mengintip. Aku pun terkejut apakah
Lina mengetahui kalau aku lagi mengintip apa yang mereka lakukan. Aku pun
langsung mengambil air minum yang sudah aku siapkan lalu keluar untuk kembali
ngeronda.
Sepanjang perjalanan
ngeronda, aku nggak bisa konsentrasi aku selalu memikirkan tentang apa yang
baru aja lihat. “Apa mungkin Lina nggak suka ML ama aku ya. Apa karena aku
masih amatir nggak seperti Ronald yang terlihat sudah mahir ML sama cewek.
Emang sih aku bukan pacarnya Lina jadi tidak seharusnya aku cemburu, tapi entah
mengapa sepertinya aku kok nggak rela Lina disentuh sama cowok lain. Ah,
ngapain aku mikirin Lina. Toh aku bukan pacarnya.” Batinku terus menerus tanpa
sadar aku berjalan kearah air terjun tempat kami tadi siang berada.
Sampai disana aku
dikejutkan ada sesosok seorang cewek sedang berdiri dekat air terjun. Aku pun
mulai takut, mungkin aja itu penampakan hantu wanita yang sering diceritakan
warga. Soalnya lokasi air terjun dekat dengan lokasi tempat dimana wanita
tersebut meninggal sehingga arwahnya gentayangan. Aku pun takut setengah mati
(Walaupun badanku tinggi besar, tapi aku takut juga sama hal yang begituan).
Tapi kalau aku lihat dengan seksama bahwa sosok cewek di dekat air terjun itu
bukan hantu soalnya samar – samar aku bisa lihat bayangannya di air (Kata orang
sih kalau hantu itu nggak ada bayanganya di air). Aku pun memberanikan diri
untuk mendekat. “Desy ngapain kamu tengah malam disini?” tanyaku setelah
mengenali sosok cewek itu. Desy memalingkan wajahnya dan aku melihat wajah
sedihnya ditambah lagi bekas air mata yang menandakan dia habis menangis. “Eh,
mas , nggak apa kok.” “Kamu habis nangis ya. Emang ada apa sih? Kalau ada
masalah bicarakan aja ke aku. Mungkin aku bisa bantu.” “Enggak kok mas nggak
ada masalah apa – apa.” Jawabnya sambil memaksakan untuk tersenyum. “Kalau
nggak ada apa – apa, trus ngapain kamu nangis ? Kangen keluargamu lagi atau
kangen pacar ?” tanyaku sedikit bercanda. Desy nggak menjawab tetapi sesaat
kemudian dia memelukku dan menangis dengan kencang. “Sudah, sudah, sekarang
coba kamu ceritakan apa yang membuat kamu sampai nangis seperti ini.”kataku
berusaha untuk menenangkanya sambil aku belay rambutnya. Di dalam pelukanku dia
mulai bercerita tentang dirinya yang baru saja diputusin sama pacarnya karena
dia nggak bisa dihubungi dan nggak mau mengangkat telepon ketika pacarnya
menghubungi dia. Dia pun menjelaskan semua sebab kenapa dia nggak bisa menerima
telepon dari pacarnya itu. “Ya sudahlah, yang sudah biarlah barlalu. Kamu sudah
ngasih tau alasanmu kenapa nggak bisa menjawab telpon dari dia, masalah dia mau
terima atau tidak itu sih bukan urusanmu. Lagian kenapa kamu harus nangis hanya
untuk hal seperti itu. Tau nggak, air matamu terlalu mahal untuk cowok seperti
itu. Kamu harus percaya diri. Kamu itu cantik masih banyak cowok yang mau sama
kamu.” Hiburku sambil terus membelai rambutnya. Dia pun mulai tenang dan terus
memelukku. Dan entah keberanian dari mana aku memegang dagunya dan menarik
keatas. Bibirku pun sedikit demi sedikit menuju ke bibirnya sampai akhirnya
bibir kami bersentuhan. Kami berciuman cukup lama samapai akhirnya nafsu mulai
merasuki diri kami berdua. Suasana air terjun yang dingin tidak kami rasakan.
Yang kami rasakan hanyalah kehangatan cinta kami.”Hhhmmmm…..”Desah Desy sesaat
setelah kami melepas ciuman kami. Beberapa saat kemudian kesadaranku kembali
dan aku pun segera melepas pelukanku pada tubuhnya. “Sorry Dessy aku nggak
bermaksud mencari kesempatan dalam kesempitan. Lebih baik kamu kembali ke Base
Camp aku mau ngeronda lagi” kataku sambil membalikkan badan untuk meninggalkan
tempat air terju itu. Tapi ketiak aku akan melangkahkan kaki tangan ku di
pegang Desy dan Desy pun mulai memelukku lagi. “Terima kasih mas udah perhatian
ke aku. Tapi aku ngelakuin ini karena mas yang nyuruh aku untuk cari cowok lain
dan sepertinya aku sudah dapat cowok yang baru. Mas mau kan jadi cowokku. Aku
senang sama mas, soalnya ma itu bisa buat aku merasa aman, nyaman dan hangat.”
Kata desy.
Aku yang nggak menduga akan
peristiwa ini jadi kebingunagn, soalnya aku juga sebernya cinta sama Desy tapi
aku juga nggak bisa ngelupain Lina. Tanpa menunggu jawabanku Desy langsung
mencium kembali bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya di julur-julurkan kedalam
mulutku. Aku yang mulai terangsang akhirnya menyambut ciuman itu dengan nggak
kalah bernafsunya. “Hhhmmmm….Mmmmmhhhh” desahan kami berdua. Lidah kami saling
memilin di dalam mulutku maupun di dalam mulutnya. Kami berciuman sampai kami
lupa untuk bernafas. Kemudian ciuman ku beralih ke keningnya dan berpindah lagi
ketelinganya. “Aaaahhhhh…… Maas…..” desah Desy saat telinganya aku jilati dan
kadang aku kulum lembut. Tangan Desy pun nggak tinggal diam. Tangan kanannya
mulai meraba – raba Mr.p-ku dari luar calana panjang yang aku kenakan. Aku pun
menurunkan ciumanku ke leher dan keleher serta tengkuknya ”Aaaaaahhhh….. mas…..
Enak banget mas….”. Aku merasakan rabaan tanganya pun semakin cepat. Tanganku
pun mulai ikut aktif. Tangan kananku mulai meraba dan meremas lembut
payudaranya sementara tangan kiri ku mulai meraba Miss. V-nya dari balik celana
jeansnya. “Aaaaaaahhhh…….. Maaaaas….. Teruskan mas…… Buaat aku ngelupain
pacarku. Aaaahhh…….. Yeeeeaaaah….” teriaknya. Kali ini aku nggak kawatir akan
ketahuan warga. Soalnya selain tempat air terjun ini jarang dilewati warga pada
malam hari, juga karena suara kami terkalahkan oleh suara derasnya air terjun.
Aku mulai membuka kaosnya
beserta bra warna krem yang menjadi warna favoritnya. Akhirnya aku menemukan
sepasang gunung yang sangat indah dengan tonjolon di pucuknya. Memang payudara
Desy tidak sebesar punya Lina, tapi bentuknya lebih indah dari milik Lina. Aku
pun langsung melahap payudara itu secara bergantian yang dipadukan denagn
remasan-remasan lembut. “Aaaaahhh…… Maaaas…… Terus mas…. Ooouuuhhhhh….. yeah….
Emut pentil Desy mas…….Oooooohhhh…..” . Aku pun mengabulkan permintaan Desy.
Aku pun mulai melumat puting payudara Desy dan sesekali aku jilati putingnya.
Beberapa saat kemudian “Aaaaahhhh........ Maaas… Aku nggak tahan. Aaaahhhh…..”.
Tubuh Desy pun mendadak lemas. Ternyata dia sudah orgasme. Aku pun membaringkan
dia di sebuah padang rumput. Aku mulai membuka resleting celana jeansnya dan
sedikit demi sedikit menurunkan celana jeansnya. Dia memakai celana dalam
berwarana sama dengan bra-nya yaitu krem. Ketika akan melepas celana dalamnya
aku merasa celana dalamnya begitu basah. Mungkin karena cairan orgasmenya.
“Wah… kok basah gini sih CD-mu ?” Godaku “Iiih… mas jangan ngomong gitu dong. Aku
kan malu.” “Kenapa mesti malu itukan tandanya kamu sangat menikmati. Emang enak
ya ?” “Enaaaak Banget.” Aku mulai menurunkan celana dalamnya. Dan aku langsung
disambut oleh Miss V-nya dengan rambut yang tercukur rapi. Pemandangan itu
membuatku tidak bias menahan nafsu lagi. Segera aku melepas kaos dan celana
panjangku beserta CD-ku. “wow punyanya mas gede juga ya punya pacarku aja belum
tentu segede punyanya mas loh.” Kata Desy keheranan ketika melihat Mr, P-ku
yang sudah tegak maksimal seperti Tugu Pahlawan. Dia pun langsung jongkok dan
mulai mengulum Mr. P-ku. “Aaaaahhh…. Desy…… Enak banget…… Kamu kok pinter
sih…..belajar dimana kamu Desy….. Aaaahhhh.” Erangku merasakan kulumannya di
kepala Mr.P-ku. “Belajar dari pacarku dulu. Aku sering oral-in dia.” Jawabnya
“Bodoh banget tuh cowok. Udah punya pacar yang hebat seperti ini kok malah
diputusin sih.” Pikirku. Aku pun nggak mau kalah, aku mendorong tubuhnya supaya
berbaring kembali dan memutar tubuhku sehingga kami dalam posisi 69. aku mulai
menjilati Miss V-nya dan seskali aku cium clitnya. “Ooooohhhh,,,,,, Mas……. Miss
V-ku diapaain…… Enak banget…… Sssshhh……… Aaaahhhh,.....” erang Desy. “Enggak
diapa-apain kok saying cuma aku jilatin aja.” “Oooohhh ….. enak banget mas…..
dulu kalau sama pacarku nggak pernah kayak gini. Aaaaahhhh….. Aku sering
oral-in dia tapi dia nggak pernah mau oral-in aku. Mmmmhhhh…… Dia cuma
gesek-gesekin tangannya ke clit-ku aja. Ooooohhh…. Mas terusin mas. Oooohhhh….
Enak mas. Aaaaahhh……” “Kasian juga nih cewek jadi selama ini dia Cuma jadi
budak nafsu cowoknya. Aku harus bisa buat dia bahagia” kataku dalam hati. Desy
pun mulai membalas setiap kenikmatan yang dia dapatkan dengan mengulum batang
Mr. P-ku.
Semakin intens aku menjilat
Miss V-nya semakin cepat pula gerakan kulumannya pada Mr. P-ku. Setelah kurang
lebih 5 menit aku merasakan akan mengalami gelombamng orgasme yang besar.
“Ooooouuuuhhhh…… Desy…… Enak banget sayang. Terusin sayang. Aaaaaahhhhh……..
aku………… udah nggak kuat lagi…….Aaaaaahhhhh…….” Aku pun mengeluarkan cairan sperma
ke dalam mulutnya yang langsung ditelan sama dia. “Desy kamu pinter banget
muasin aku” Pujiku. Dia hanya tersenyum manja sambil tetap mengulum Mr. P-ku.
“Mas aku pingin punya mas di dalam Miss V-ku. Mas mau nggak ngelakuin itu sama
aku?” Tawar desy kepadaku. Hanya orang gila dcan bodoh yang nggak mau ML sama
cewek cakep kayak Desy. Aku mulai memposisikan Mr. P-ku berada di depan Miss
V-nya. Aku mulai memposisikan diriku di atas dan Desy dibawah (Gaya
konvensional).Aku mulai memasukan Mr.P-ku kedalam Miss V-nya. “Ooouuucchhh….
Sakit….. Mas. Pelan – pelan mas…..” Jerit desy. Aku pun terkejut setengah mati
dan mengeluarkan Mr. P-ku dari Miss V-nya. “Desy kamu masih Virgin ya ?” “Ya….
Gitu deh. Emangnya mas nggak mau ya ML sama aku, hanya karena aku masih virgin”
“Nggak sih. Tapi…..” “Tapi kenapa ? takut kalau aku hamil ya.” “Enggak aku
nggak tega ngambil keperawananmu.” “Enggak apa – apa kok mas. Aku rela
keperawananku diambil sama mas. Aku memang ingin ngelakuin ML sama orang yang
bisa buat aku bahagia, nyaman dan aman seperti mas Michael. Aku akan merasa
sangat bahagia apabila mas mau mengambilnya, hanya saja pelan – pelan ya mas.”
Jelasnya sambil tanganya memegang Mr. P-ku untuk dituntun kembali masuk ke
dalam Miss V-nya.
Aku pun akhirnya menuruti
apa keinginannya. Aku mulai mendorong Mr. P-ku untuk masuk lebih dalam ke Miss
V-nya. “Aaaaahhhh…… Seret banget nih lubang, nggak kayak punya Lina.” Batinku.
Aku pun terus mendorong pelan – pelan kedalam Miss V-nya sampai aku merasa ada
suatu lapisan daging tipis yang menyambut Mr. P-ku. Aku pun mentap wajahnya.
Terlihat sekali bahwa dia menahan sakit yang teramat sangat. Aku sepertinya
nggak tega, tetapi dia menatap wajahku kembali. Seakan mengerti apa yang aku
khawatirkan dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia sudah siap
untuk menapaki langkah selanjutnya.
“Aaaaauuuuuuccccchhhhh……
Mas…….. Sakiiiiiiit…… Aaaaahhhh……...” Teriaknya ketika Mr. P-ku berhasil
menembus selaput daranya. Aku pun tidak langsung menggoyangkan pantatku tetapi
aku kembali memberikan kecupan – kecupan di bibir, kening, balik telinga dan
lehernya sementara tanganku kembali meremas payudaranya untuk menurunkan rasa
sakit yang dideritanya.
“Aaaaahhhhh……. Mas…….
Didorong dong mas….. aku pingin ngerasain Mr.P-nya mas”. Pinta Desy setelah
merasa sedikit nyaman. Aku mulai mengerakkan pantatku maju-mundur secara
perlahan. Ada perasaan sakit yang dirasakan Desy tapi dia berusaha tersenyum
sambil memandang wajahku. Aku mulai menggerakkan pantatku makin lama makin
cepat. “Oooooohhhhhh……. Desy…… Enak banget ……. Aaaaaahhhhhh….. Yeeeessssss…..
Oooooohhhhh…… Aku belum pernah ngerasain kenikmatan seprti ini. Aaaaaahhhh…….”
“Iya mas….. aku…. Juga…. Aaaahhhhh…. Ngerasa….. nikmat banget. Oooouuuhhh….
Aku…… nggak nyesel…… udah ngasih keperawananku buat mas….. Yeeeeaaaahhhh…..
enak banget mas…… lebih cepet lagi mas….. Aaaaahhhh…..”balas desy dengan
sedikit terbata-bata karena dorongan nafsunya.
Aku terus memaju mundurkan
Mr.P-ku didalam Miss V-nya yang terasa makin lama makin enak dan sedikit licin.
Aku terus memacu nafsuku. Sekitar 30 menit kemudian, ”Maasssss…. Aku mau
keluar…… Aaaaahhhhhh……” “Aku juga…. Aaaahhhh….. Dikeluarin dimana saying ?” “Di
dalam aja mas….. baru 2 hari yang lalu aku selesai mens. Jadi aman.’ Aku pun
makin mempercepat gerakanku sampai kahirnya “maaaassss….. Aku udah nggak kuat
lagi. Aaaahhhh……”. Dia pun mengalami orgasmenya dan tak lama kemuadian
“deeesssyyy…. Aku…. Keluar…. Aaaaaahhhh……”. Croooottt…… croooott…… croott…..
Sekitar 4 sampai 5 kali semprotan cairan sperma ku menghantam dinding rahimnya.
Aku pun terkulai lemas menindih tubuhnya. “Wow nikmat banget.” “Iya mas nikmat
banget. Tapi….” “Ada apa Desy ?” “Kayaknya aku nggak bias jalan deh, soalnya
selangkanganku masih sakit.” “Aduh maaf ya, kamu jadi kesakitan kayak gini”
“Nggak apa – apa kok mas aku bahagia banget.” Aku pun mencium keningnya dengan
lembut. Dia pun mulai meneteskan air mata. “Desy kamu kok nangis ?” “Nggak kok
mas. Aku nangis soalnya aku bahagia banget, soalnya aku merasa nyaman. Seumur
hidup baru sekarang aku ngerasa nyaman seperti ini” “Aku juga Desy, baru
sekarang aku menemukan seseorang yang bisa membuat aku sebahagia ini”. Setelah
sebagian kekuatanku kembali, akum pun mencabut keluar Mr.P-ku dari dalam Miss.
V-nya. Disana aku melihat cairan spermaku yang bercampur dengan darah perawan
Desy melelh keluar dari lubang Miss V-nya. Aku kembali mengenakan pakaianku dan
membantu desy mengenakan pakaiannya kembali kecuali celana dalam-nya yang
dimasukan kedalam saku celana panjangku. “Kenang-kenangan buat mas” Aku
tersenyum sambil mencium bibirnya yang lembut. “Terima kasih Desy. Sekarang
kamu pulangnya aku gendong aja ya” “Ah, nggak usah mas aku malu kalau teman –
teman yang lain ngeliat. Nanti aku pulang sendiri aja jalan pelan – pelan.”
“Nggak apa – apa kok. Aku kan pingin ngegendong orang yang aku cintai” Desy
hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya sebagai tanda dia menerima tawaranku.
Akhirnya aku pun menggendong Desy sementara tangan Desy melingkar ke leherku
dan kami pun kembali ke base camp. Dan sesampainya disana masih belum ada
anggota yang bangun. Jadi kami merasa tenang.Aku meletakkan tubuh Desy di
sebuah sofa panjang yang ada di halaman rumah itu.Dan kami berdua pun tertidur
dengan damai dengan posisi desy di sofa sedangkan aku tidur dengan posisi duduk
dilantai disebelah kepala Desy sambil tangan kami bergandengan. Aku pun jadi
lupa kalau aku harus lapor dulu ke Bapak Kepala Desa tentang hasil ronda-ku.
[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 3 : Losmen Cinta
oleh Harssen Grace
Cokroaminoto pada 12 November 2010 jam 6:27
Sebelum memulai cerita
pengalamanku, aku mau mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca
sekalian atas comentnya. Serta segala kritik dan sarannya aku terima dan akan
saya upayakan menyesuaikan dengan apa yang telah diberikan kepadaku. Aku juga
mau minta maaf apabila lanjutan cerita ini cukup memakan waktu yang lama, ini
semua dikarenakan aku disibukkan oleh tugas – tugas kampus yang sangat banyak.
Kali ini aku masih bercerita tentang pengalaman sewaktu KKN pertengahan Januari
2010. Ada beberapa perubahan tulisan kali ini yaitu warna tulisan saat dialog.
Ini memudahkan para pembaca menghayati cerita ini. Dan seperti biasa cerita ini
agak panjang atau bahkan panjaaaaaang sekali sehingga perlu kesabaran dari para
pembaca sekalian. Bila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf
sebelumya. Selamat membaca
Warna Dialog : Desy Michael
Other
**************************************************
**********************
Suara kicau burung di
pepohonan membangunkan aku dari tidur-ku. Aku melirik kea rah sampingku, disana
terdapat Desy yang sedang terlelap. Wajah tidurnya begitu cantik dan
menggemaskan. Lama aku memandang tiba – tiba matanya mulai terbuka perlahan.
dan saat mata kami bertemu, dia pun tersenyum manis kepadaku. Aku membalas
senyumannya dengan mengecup kaningnya. “Selamat pagi, Desy.” “Met pagi juga,
Mas.” “Gimana tidurmu Desy ?” “Nyaman banget mas. Aku belum pernah tidur
sepulas ini.” “Aku juga Desy. Tidurku pulas banget. Habis semlam aku puas
banget sih.” “Iihh..mas jangan ngomong gitu dong. Ntar yang lain dengar, kan
akau jadi malu mas.” “Tenang aja yang lain nggak bakalan dengar soalnya mereka
pada ngantri mandi di dapur. Iya gimana ? masih sakit nggak selangkanganmu ?”
“Udah enggak mas. Emang kenapa mas ? Mau ML lagi ?” “Bukannya begitu aku hanya
khawatir aja, kalau masih sakit, ntar anak-anak yang lain curiga trus kamu
ditanya macam – macam.” “Iya juga sih mas. Aku senang banget deh mas perhatian
sama aku. Aku makin sayang sama mas.” “Aku njuga saying sama kamu Desy”
Kami kemudian bangun dan
ikut dalam antrian mandi di dapur. Kami mandi memang harus ngantri, soalnya
kamar mandi Cuma satu yang mau pakai 26 orang ditambah 3 orang (Bapak pemilik
rumah, ibu pemilik rumah dan cucunya). Setelah ngantri selama 1 jam akhirnya
giliran desy untuk mandi setelah itu baru giliranku. “Mik kamu dicariin pak
Kades, katanya kamu belum laporan tentang ronda tadi malam.” Kata Andra (Si
Ketua kelompok) kepadaku setelah dia keluar dari kamar mandi. “Oya thanks bro
kemarin aku udah ngantuk jadi belum sempat lapor” Jawabku. Gimana nggak ngantuk
habis mendapatkan kepuasan Ml sama Desy di air terjun.
Tak lama kemudian aku
mendengar suara Desy memanggilku. “Mas tolong dong ambilin perlatan mandiku di
tasku dong aku lupa bawa” pinta Desy. Aku pun menuju ke depan untuk mengambil
peralatan mandi Desy. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi. “Desy, Desy. Ini
aku bawain peralatan mandimu” panggilku dari luar kamar mandi. Desy kemudian
membuka pintu. Dan terkejutlah aku melihat keadaan Desy yang telanjang bulat
tanpa sehelai benangpun dengan tubuh yang basah membuatku terangsang. “Terima
kasih ya mas. Oya mas sekalian aja mandi bareng aku. Soalnya nanti keburu
kesiangan kepasarnya.” ajak Desy “Tapi…..” “Tapi apa ? nggak usah malu. Semalam
mas kan udah lihat tubuhku semuanya. Ayo!” Desy langsung menarik tangtanku
masuk kedalam kamar mandi dan langsung melepas pakaianku satu persatu sampai
aku juga telanjang tanpa sehelai benang seperti dirinya. “Bukannya aku malu
desy. Tapi kalau aku mandi sama kamu, yang ada aku nggak mandi air, malah mandi
keringat kayak semalam” jelasku kemidian. “Mandi keringat juga nggak apa –
apa.” Tantang Desy.
Aku pun mulai mengguyur
badanya dengan air dan begitu juga dengan dirinya mengguyur badanku, kemudian
kita mengambil sabun kami masing – masing dan mulai menyabuni badan lawan kami.
“Aahhh…. Mas, geli mas” erang Desy saat aku mulai menyabuni payudara indahnya.
Aku yang mendengar dia mulai terangsang pun terus menyabuni payudaranya
disertai dengan sedikit remasan pada payudaranya dan sedikit pilinan pada
putngnya. “Ahh…. Mmmhh…. Mas….. enak banget mas” erang Desy lirih agar tidak
kedengaran yang lain. Tangan Desy pun tidak mau kalah. Tangan kananya mulai
mengusap Mr.P-ku dan mengocoknya naik-turun.”Oohh… Desy kamu nakal ya” erang ku
yang merasakan kenikmatan “Habis mas dulu yang mulai” balas desy. Kemudian
tangan kiriku mulai merambat turun menuju Miss.V-nya. Setelah berada di depan
Miss.V-nya tanganku pun mulai meraba Miss.V-nya dan juga memilin clitnya yang
mangintip keluar. “Hmmmm…. Mas….. Ooouuuuuhhh…… terus mas…. Nikmat banget…..”
Aku yang melihat wajah Desy memerah terbakar nafsu semakin mempercepat gesekan
jari-jariku di Miss.V-nya. Dia pun semakin mengerang tertahan ketika 2 jariku
mulai masuk kedalam Miss.V-nya dan mulai mengocok Miss.V-nya. “Ooouuuuuhhhh…..
Sssshhhhh….. Maasss…. Nikmat….Hmmmm…”. Desy juga nggak mau kalah. Kocokan pada
batang Mr.P-ku makin lama makin cepat sementara tangan kirinya memainkan bola
Mr.P-ku. “Oooohhhh……. Desyyyyy….. Kamu hebat banget sayang Aaahhh…..” 5 menit
lamanya kami saling memainkan daerah sensitif pasangan kami sampai akhirnya
“Aaaahhh…… maaas…….. aku…… udah nggk kuat lagi. Oooohhhh…….” “Aku juga Desy…. Oooohhh….
Kamu emang hebat banget. Aaaahhhh……” dan akhirnya kami berdua mendapatkan
orgasme yang sangat dahsyat bersama - sama. Badan desy pun ambruk ke lantai
kamar mandi, tapi sebelum lutunya menyentuh lantai tanganku dengan sigap
menangkap badanya untuk membantunya berdiri. Aku langsung memeluk tubuhya yang
basah bukan karena air melainkan karena keringat kenikmatan. “Tuh kan bener.
Bukannya mandi air malah jadi mandi keringat.” Kataku. Desy tersenyum mendengar
perkataanku. Aku mengecup keningnya dia pun membalas dengan sebuah pelukan yang
erat pertanda dia merasa nyaman dengan apa yang aku lakukan. Setelah itu kami
kembali membasuh badan kami. “Mas mending keluar dulu deh. Soalnya anak –anak
tau kalau yang mandi aku.” Kata Desy setelah aku berpakaian sedangkan dia
belum. “Ya udah deh kalau begitu. Thanks ya sayang udah dimandiin.” Jawabku
sambil mengecup keningnya kembali. Aku membuka pintu kamar mandi secara
perlahan takut ketahuan yang lain. Dan setelah mengintip dari celah pintu, aku
langsung keluar meninggalkan Desy yang masih di kamar mandi. Tampaknya dia
masih ingin mandi karena terdengar guyuran air dari dalam kamar mandi.
************************************************** **********************
“Mik sorry kayaknya aku
nggak bias ikut kamu belanja” Seru seorang anak buahku yang bernama Luky. Oya
dalam divisiku terdapat 5 orang termasuk aku, 2 cowok dan 3 cewek. “Emang
kenapa Luk ?” tanyaku heran, karena selama ini yang belanja aneka kebutuhan
divisi dan kelompok selalu aku dan Luky. Mungkin para pembaca sekalian pada
heran kok yang kepasar dan belanja aneka kebutuhan para cowok, soalnya yang
cewek pada nggak ngerti harga pasar jadi kalau mereka yang beli pasti harganya
kemahalan dan rata – rata mereka males keluar ke kota yang memakan waktu
setengah sampai satu jam. Pernah si Lina dan beberapa teman cewek lainnya pada
nitip pembalut dan jamu Kir**** buat yang pada datang bulan. Walhasil aku dan
Lucky diketawain sama orang se-pasar sebab nggak ngerti masalah – masalah serta
bahasa wanita. Tapi nggak masalah soalnya setelah itu kita dapat uang tip yang
lumayan dari teman – teman. Apalagi Lina sering kasih tips ciuman ke aku. “Aku
disuruh bantu anak divisi administrasi di balai desa” jawab Luky. Aku mulai
kebingungan dan langsung memamnggil para anak buahku (Seperti jendral aja).
“Siapa yang mau ikut aku ke pasar ?” tanyaku kepada para anak buah. Tapi nggak
ada yang mau, malah mereka saling menunjuk teman – temanya yang lain. “Sama aku
aja mas, aku ada perlu kekota mau beli sesuatu” Kata Desy mengajukan diri. “Ya
udah, kalau begitu kamu siap – siap dulu, jangan bawa barang – barang berharga
ya, nanti memancing kejahatan” “Oke” jawab Desy yang langsung beranjak ke ruang
depan untuk bersiap – siap. Setelah semuanya siap Desy menghampiriku yang sudah
menunggunya di atas sepeda motor dan kami pun berangkat ke pasar. “Wah kayaknya
kita kesiangan nih. Kalau begini sih kita sudah nggak dapat apa – apa. Gimana
kalau kita kepasar yang dekat – dekat sini aja, barang kali masih ada barang
yang kita butuhkan” tanyaku kepada Desy. “Terserah mas deh aku kan nggak ngerti
daerah sini.” Jawab Desy. Kami kemudian berbalok arah kearah selatan, kearah
yang berlawanan dengan arah pasar yang biasanya aku tuju. Aku cukup terkejut
ketika akan melewati pasar yang akan kami tuju. Sepanjang perjalanan kami, kami
banyak melihat losmen, motel ataupun hotel yang bertebaran disana (Emang debu
bertebaran).Dan aku baru tau setelah diberitau oleh bapak Kades setempat 3 hari
berikutnya bahwa daereah itu berdekatan dengan sebuah obyek wisata yang cukup
terkenal didaerah tersebut.
Kembali ke cerita. Setelah
sampai pasar aku pun mulai membuka daftar belanjaan. Tidak banyak sebenarnya
yang harus kami beli tapi karena ditambah dengan titipan teman – teman jadinya
daftar belanjaanya membengkak 2 kali lipat. “Mas mendingan kita beli yang
keperluan divisi aja dulu, masalah titipan anak – anak belakangan aja” Saran
Desy. “Okelah kalau begitu” jawabku sambil menirukan logat tegal seperti yang
dilagu-lagu. Setelah semua barang keperluan divisi terbeli kami pun kembali ke
parkiran. “Oya Desy, katanya kamu ada yang kamu beli di kota ? mau beli apaan
sih?” “Enggak jadi mas. Tadi aku sudah beli” “Eh, emang kamu beli apaan? Kok
aku nggak tau ?” “Nggak ah mas, aku malu” “Ya sudah, kalau begitu sekarang kita
balik yuk” Kami kembali menaiki motor untuk kembali ke base camp kami tetapi
ketika kami sampai di lokasi wisata dimana terdapat tempat penginapan tersebut
aku merasakan ada sesuatu pada diri Desy. “Mas mampir bentar yuk” “Mampir
kemana ?” tanyaku polos. “Ya mampir” “Mampir kemana ketempat wisata?” “Bukan,
kita mampir ke losmen itu yuk. Aku sudah terangsang nih, pingin ML sama Mas.
Tadi pagi kan Miss.V-ku belum sarapan Susu Mr.P-nya Mas. Kita buat wisata sorga
dunia sendiri, gimana?” bisik Desy ditelingaku sambil tangannya mulai
meraba-raba Mr.P-ku dari luar celana panjangku. “Emang kamu masih kuat, nggak
capek ? ntar kalau pingsan gimana?” “Nggak deh, soalnya aku udah minum jamu”
Aku yang juga sudah mulai terangsang menyetujui apa yang ditawarkan Desy. Aku
membelokkan motorku kearah sebuah losmen yang memiliki halaman yang cukup asri.
Setelah sampai di halaman losmen aku memasukan barang belanjaanku ke dalam jok
motor (Motor yang ku pakai adalau motor matic H**** B*** ) dan kemudian menuju
ke ruang semacam resepsionis. Setelah mendapatkan kunci kamar kami segera
menuju ke kamar yang telah kami pesan. Sesampainya di dalam kamar aku langsung
memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium belakang telinganya serta turun
kearah lehernya dengan penuh cinta dan nafsu. “Sabar mas, pintunya dikunci dulu
dong “ Aku langsung menuju ke pintu dan menguncinya. Begitu aku berbalik, aku
melihat Desy berbaring di tempat tidur dan telah melepas pakaian bagian
atasnya. “Mas, puasin aku kayak tadi malam dong. Aku bener-bener ketagihan
pingin ngerasain kenikmatan seprti tadi malam.” “Tentu sayang, aku juga
ketagiahan kenikmatan seperti tadi malam” Aku menghampiri tubuh setengah bugil
Desy secara perlahan seakan tidak ingin pemandangan yang indah itu cepat
berlalu. Aku menempatkan kepalaku tepat di depan payudaranya dan tanpa menunggu
komando, aku langsung menghisap dan mengulum payudara kirinya sedangkan
payudara kanannya aku remas lembut begitu juga sebaliknya jika aku mengulum
payudaranya yang kanan, payudaranya yang kiri aku remas-remas. “Oooohhh…..
Maaassss….. Sssshhhhh……emut putingku, mas. Aaaaahhhh……” erang Desy memenuhi
seluruh ruang. Aku pun tidak menunggu perintah untuk kedua kali aku menuruti
apa yang dia inginkan. Aku menghisap putingnya secara bergantian dengan aku
selingi dengan jilatan-jilatan lembut. Tanganku turun kebawah dan berusaha
melepas celana panjangnya. Desy mengerti bahwa aku sedikit kesulitan melepas
celana panjangnya, dia membantu untuk manaikan pantatnya sehingga celana
panjang serta celana panjanya dapat aku lepas. Setelah kedua penutup tubuh Desy
dapat aku lepas, tanganku mulai menggesek-gesek permukaam miss.V-nya sesekali
memainkan clitnya yang terlihat menonjol. “Ooohhhh…. Yaaaa….. teerruuusss……
mainin clit-ku saying. Aaaahhhh….. Enak banget maaaaassss…..” Sekitar 3 menit
kemudian aku mulai menurunnkan ciumanku ke bawah dan semakin kebawah hingga
kepalaku sekarang berada tepat di depan Miss.V-nya. Aku cium dan jilati bibir
Miss.V-nya dan tidak ketinggalan juga aku sentil clit-nya dengan lidahku. “Mas
buka bajunya dong…. Aku pingin pegang Mr.P-nya mas.” Aku buka semua pakaianu
sampai aku benar-benar telanjang di depan Desy. Setelah aku melepas semua
pakaianku, aku langsung naik ke ranjang dan memposisiskan Mr.P-ku ke kepalnya
sedangkan kepalaku ke Miss.V-nya sehungga kita dalam posisi 69. Begitu Mr.P-ku
berada dihadapannya Desy tidak menyia-nyiakannya dilumatnya kepala Mr.P-ku
dengan penuh nafsu. “Hhhmmm…… Mmmmhhhhh…. Sluuuppp…… Sluuuppp….. Aahhh…… Enak
banget Mr.P-nya mas” “Aaaaahhh……. Desy…… Enak banget emutanmu…… Terus Desy……
Ooooohhhhh….. Yeeeesss…. Aaaaahhh…..” Aku yang tak mau kalah langsung mencium
Miss.V-nya. “Ooohhh…. Maass… Terus saying, jilatan Miss.V-ku sayang.
Aaaahhhh…..” Mendengar desahannya membuatku makin kalap. Aku memasukan dua jari
tanganku kedalam Miss.V-nya dan mulai menggerakan keluar-masuk Miss.V-nya.
“Aaaahhhhh….. mas, Miss.V-ku diapain sih, enak banget mas. Aaahhhh….. Terus
mas…….. terus kocok Miss.V-ku mas…… Aku sudah nggak tahan lagi mas…… OOOHHHH……
YEEEESSS…… MAs…. Aku…… KELUUAAAARRRR……. AAAAAAHHHHH……..” Tubuh Desy langsung
ambruk seperti kehabisan tenaga. “Mas hebat banget deh. Aku belum pernah
orgasme seperti ini.Sekarang giliran mas yang akan aku buat kuwalahan.” Desy
kemudian menaikiku yang sudah dalam keadaan siap tempur. Digenggamnya Mr.P-ku,
dikocoknya naik-turun “Ini dia yang tadi malam buat aku merasakan indahnya
sorga dunia” katanya dalam hati. Mr.P-ku kemudian dituntun perlahan – lahan
mulai memsuki Miss.V-nya. “Ooooohhhh…… Goooddd….. Aaaaahhhh…..”desahku ketika
Mr.P-ku mulai menggesek dinding –dinding Miss.V-nya sampai kurasakan kepala
Mr.P-ku menyentuh sesuatu yang ternyata adalah rahimnya. Desy langsung saja
mulai menaik-turunkan tubuhnya sambil matanya menatapku dengan pandangan sendu
yang menandakan dia telah terbakar oleh nafsu sedangkan mulutnya mengeluarkan
desahan-desahan dan sesekali tampak tersenyum senang terhadapku. Payudaranya
bergerak mengikuti gerakan tubuhnya yang naik turun. Sebuah pemandangan yang
sangat indah mengingat ini adalah pertama kali aku melihat Desy yang sedang
dalam kondisi terangsang penuh. Semalam aku nggak bisa melihat dengan jelas
ekspresi Desy saat ML karena Suasana yang hanya diterangi oleh sinar bulan.
Desy terus menaik-turunkan badannya, kadang memaju-mundurkan, bahkan sesekali
memutar pinggulnya.
Aku merasakan Mr.P-ku
seperti dipelintir oleh Miss.V-nya sedikit sakit tetapi enak banget.
“Aaaahhhh….. Desyyy……. Nikmat banget goyanganmu sayang……. Terus sayang jangan
berhenti……..Aaaaahhhh…..” Erangku ke-enak-an sampai. 15 menit kemudian aku
merasakan banyak cairan di kepala Mr.P-ku yang meminta untuk segera
dilapaskan.” Aaaaahhh….. Sayang……. Aku keluuaarrr…… Aaaaahhhh…..” Sebelum aku
mengeluarkan cairan dari Mr.P-ku desy mengeluarkan Mr.P-ku dari Miss.V-nya
kemudian memasukannya kedalam mulutnya sehingga semua cairan dari Mr.P-ku keluar
didalam mulutnya. Crooot….. Crooooot….. Croottt…… Tubuhku lemas seprti tak
bertulang. Aku memandang kearah Desy yang masih menghisap Mr.P-ku tampak dia
menelan semua cairan orgasmeku serta membersihkan sisa-sisa cairan orgasme yang
masih tertinggal. Kami kemudian beristirahat. Sekitar 5 menit kemudian tenagaku
mulai kembali. Aku memandang kearah Desy yang berada disamping kiriku. Dia pun
memandang ke arahku sambil tersenyum puas. Tetapi sesaat kemudian tangan Desy
mulai mngocok mr.P-ku sehingga membuat Mr.P-ku kembali bangun dari tidurnya.
“Desy…… Kamu emang nggak capek sayang……. Aaaaahhhh………” tanyaku heran “nggak
mas, malah aku nerasa horny lagi. Kayaknya aku nggak akan pernah capek kalau ML
sama mas. Rasanya pingin dan pingin terus. Mr.P mas bikin aku ketagihan.
Mungkin ini juga efek dari jamu yang aku minum tadi. Lihat deh mas Miss.V-ku
juga sudah basah lagi.” Jawab Desy sambil menunukan jari tangannya yang telah
basah oleh cairan pelumas Miss.V-nya. Aku peluk dia kemudian aku cium bibirnya
dengan penuh nafsu. Kemudian aku suruh dia nungging membelakangiku. Dia
mengerti apa yang mau aku lakukan. Dia kemudian menungging membelakangiku. Aku
mengarahkan kepalaku ke belahan kedua pantatnya yang montok. Aku cium dan jialt
kedua buah bongkahan pantatnya. “Aaaaahhhh….. maaass….. geli…. Tapi enak. Anget
mas….”. Aku kemudian mengarahkan ciumanku dan jilatanku kearah Miss.V-nya.
Disana aku menciumi dan menjilati Miss.V-nya dan tidak ketinggalan clitnya juga
aku kulum dan jilat. “Aaaaahhhh….. Mas….. masukin dong Mr.P-nya……. Aku udah
pingin digagahi sama mas…… Aaaaaahhhhh…….” Pinta Desy. Aku tidak membuang-buang
waktu, langsung aku arahkan Mr.P-ku kearah Miss.V Desy. Aku dorong perlahan
Mr.P-ku kedalam miss.V-nya. Aku dapat merasakan setiap inci pergesekan antara Mr.P-ku
dengan Miss.V-nya, benar – benar nikmat banget.Aku nggak bias menjelaskan
dengan kata – kata kemikmatan yang aku rasakan. Ketika aku rasa Mr.P-ku telah
menyentuh rahimnya, aku mulai memaju-mundurkan pinggulku untuk mengocok
Miss.V-nya sementara tanganku akau arahkan ke payudaranya yang kemudian aku
remas-remas. Pertama aku bergerak sangat lembut sehingga dia merasa nikmat dan
lama kelamaan aku mulai mempercepat gerkan pinggulku. Sekitar 10 menit kemudian
aku merasakan akan mencapai puncak kenikmatan.’Aaaahhh….. Deesyyyy…… aku……
mau……. Keluar…..Aaaahhhhh……” Erangku . “Keluarin aja mas….. aku….. juga…….
Mau….. Keluar……..Aaaahhh…..” Akhirnya kami keluar bersamaan. Aku menyemprotkan
Cairan orgasmeku kedalam Miss.V Desy. Croooott……Crootttt….Crooottt….. Kurang
lebih empat semprotanku masuk kedalam Miss.Vnya. Badanku ambruk menindih
badannya dari belakang. “ Wow…. Desy….. kamu hebat banget sayang……” Pujiku.
“Mas juga hebat kok….. aku bahagia banget mas bisa ML sama mas. Aku cinta
banget sama mas” “Aku juga xinta sama kamu Desy” sambutku sambil mencium
bibirnya dengan penuh rasa sayang. “Mas aku minta lagi boleh nggak?” “Hah? Kamu
mau lagi emang kamu masih kuat.” “Masih kok. Pokoknya aku nggak pernah bias
berhenti pingin ML sama mas” Dan akhirnya kami berdua melanjutkan petualangan
nafsu kami sampai tanpa terasa kami sudah 4 jam berada didalam kamar losmen
tersebut. Setelah 4 jam melelahkan itu kami pun setuju untuk kembali ke base
camp karena merasa nggak enak sama yang lain. Dan dengan tubuh yang letih tapi bahagia
kami keluar dari kamar losmen tersebut. Dan saat kami mengembalikan kunci
losmen tersebut tampak wanita penerima tamu tadi menahan tawa saat melihat kami
berdua yang tampak letih dsn kusut. Sepertinya dia tau tentang pertempuran
kami. Kami tidak memperdulikannya lalu meninggalkan losmen cinta tersebut untuk
menuju ke base camp.
**************************************************
[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 4 : Gara-gara di tinggal pulang
oleh Harssen Grace
Cokroaminoto pada 12 November 2010 jam 6:35
Pengalaman KKN 4 :
Gara-gara di tinggal pulang
Cerita
berikut ini masih bercerita tentang pengalaman selama KKN pertengahan bulan
januari 2010. Terima kasih atas comment dan tanggapan teman-teman sekalian
terhadap cerita saya yang lalu
Warna
Dialog :<span> Desy</span> <span>Lina</span> Michael
<span>Other</span>
**************************************************
******************* Sabtu, ** Januari 2010
Sesampainya
kami dibase camp beberapa anggota menyoraki kami. “<span>Dari mana aja
nih kok ke pasar lama amat. Pasti mampir ya? Suit… suit….</span>” Goda
Andra sang ketua kelompok. Wajah Desy langsung berubah merah karena malu. “Tadi
motornya mogok, jadi aku bawa kebengkel dulu.” Jawabku berusaha ngeles sambil
berlalu keara dapur untuk menaruh barang bawaan dari pasar. Didapurpun tak
kalah serunya anak – anak cewek semuanya menyoraki kami.
"<span>Kemana aja non kok baru pulang, emang belanjanya di Surabaya ya.
Hehehe….</span>” Kini Julia anak divisi admint yang menggoda kami. “Sudah
dong kasihan Desy tuh wajahnya sampai merah begitu. Tadi motornya mogok jadi
aku bawa kebengkel dulu” “<span>dasar kamu itu pinter banget ngeles
ya</span>” “Siapa dulu dong Michael gitu loh” Setelah menaruh
barang-barang belanjaan aku pun menyuruh desy untuk istirahat dulu, sebab
terlihat banget kalau dia kelelahan setalah bertempur nafsu selama 4 jam.
“<span>Enggak usah mas, aku nggak apa-apa kok</span>” “Udah kamu
istirahat aja. Ntar kamu sakit. Kalau kamu sakit, aku juga yang bingung.
Bingung nggak ada yang muasin aku lagi. Hehehe….” “<span>Mas ini bisa aja
deh</span>” Desy kemudian pergi kedepan untuk beristirahat di ruang tamu
yag menjadi base camp kita, semetara aku mulai membuat adonan kue yang akan
akami presentasikan kepada warga senin nanti. Memang hari sabtu ini kami
membuat adonannya agar nanti ketika hari senin nanti kami tidak kelabakan
karena adonan perlu di diamkan didalam lemari es sekitar satu sampai dua hari.
Saat aku hendak mencuci beberapa bahan diruang cuci, aku mendengar sebuah
desahan dar arah kamar mandi. “Siapa lagi ini yang main di kamar mandi, lagian
ini masih siang bolong kayak gini, cari mati apa dia” pikirku dalam hati.
Memang kamar mandi ini menjadi tempat favorit anak-anak anggota buat ML,
soalnya tempatnya yang agak jauh dari tempat berkumpulnya para anggota yang
lain, sehingga lebih aman, selain itu juga tepat cuci jarang duipakai sebab
kalau mau cuci(baik piring atau pakaian) sering menggunakan air sumur yang letaknya
nggak jauh dari ruang tamu tempat kami berkumpul. Makin lama – makin kencang
suara desahan tersebut, membuatku penasaran. Aku pun memberanikan diri
mengintip dari balik pintu ruang cuci. Disana aku dapat melihat seorang wanita
telanjang dada sedang menerima rangsangan dari seorang pria yang sedang melumat
payudaranya. Wanita itu ternyata Rina (Bendahara kelompok) sedangkan yang pria
adalah Dany (ketua divisi pendidikan). Memang mereka sudah tampak mesra ketika
di Surabaya tetapi aku benar-benar nggak menyangka bahwa mereka sudah sejauh
ini. Aku melihat si Dany menurunkan ciumannya keperut Rina, sambil tangannya
menurnkan celana pendek yang dipakai oleh Rina sedangkan si Dany sudah
telanjang dari tadi. Sekarang tampak Dany tersenyum kearah Rina dan Rina
membalas senyuman Dany sambil menganggukan kepalanya. Dany kemudian mengarahkan
bibirnya kearah Miss.V Rina. “<span>Aaaaaahhhh…… Saayaaang….. enak
banget…… terus sayang…. Oooohhhh…… SSsshhhh…. Mmmmmhhhh….. terus sayang………
jangan berhenti…..</span>” desahan Rina kembali terdengar. Dany yang
sepertinya sudah berpengalaman langsung memasukan kedua jarinya kedalam Miss. V
Rina. Hal ini membuat Rina semakin kelonjotan merasakan kenikmatan permainan
jari Dany didalam Miss.V-nya. “<span>Aaaauuuuhhhh…… sayang….. nikmat
banget sayang….. Ooohhhh…. Aku nggak tahan lagi sayang……. Masukin Mr.p-mu
sayang….. aku ingin merasakan sodokan Mr.P-mu di Miss.V-ku……..
Aaaahhh…..</span>” pinta Rina. Dany tidak membuang-buang waktu lagi.
Segera dituntunya Mr.P-nya kea rah Miss.V Rina. Setelah dirasa tepat Didorong
pinggulnya kedepan sehingga membuat Mr.P-nya masuk kedalam Miss.V Rina.
“<span>Aaaaaaahhhhh…… Sayaaaaaang….. genjot sayang….. genjot terus
sayang……</span>”. Dany langsung mulai menggerakkan pinggulnya untuk memulai
menggenjot Rina. Aku belum pernah melihat orang yang ML dengan posisi berdiri
berhadapan seperti itu, aku salut pada mereka berdua dan sepertinya perlu
ditiru. Setelah kuarang lebih 3 menit Dany mencabut Mr.P-nya dan membalikan
badan Rina. Kini mereka akan melakukan ML gaya doggy. Dany kembali memasukan
Mr.P-nya kedalam Miss.V Rina dari belakang dan menggejotnya kembali dengan
cepat dan dalam. Hampir sekitar 10 menit kemudian “<span>Aaaaaaahhhhh……
sayaaaaang…… aku mau keluar……</span>” Rintih Rina “<span>Aaaaaahhhh…..
aku….. juga…. Sayang…. Mau dikeluarin dimana……</span>” tanya Dany
“<span>Didalam aja sayang……. aku lagi nggak subur……
Aaaaahhhhhh……</span>” jawab Rina Tampak keduanya mengejang menandakan
mereka telah mencapai kenikmatan bersama.
**************************************************
******************** “<span>Wah mereka gila juga ya main di siang bolong
kayak gin</span>i” Terkejut aku mendengar ada suar dari belakang tubuhku.
Dan begitu aku menoleh kebelakang. Ternyata Lina juga sedang asyik nonton Live
porn bersama aku. ”Sejak kapan kamu disini?” tanyaku heran dengan nada yang
pelan takut mengganggu yang baru saja selesai main. “<span>Sudah dari
tadi waktu kamu keasyikan melihat mereka main sambil berdiri</span>”
Ternyata cukup lama juga dia pikirku. Dan kami buru-buru menuju ke dapur ketika
kami melihat mereka akan keluar dari kamar mandi. Sesaat kemudian aku melihat
berdua keluar lewat dapur. “<span>Hari ini mau masak apa nih
Mic</span>.” Tanya Dany basa –basi. “Nggak masak, Cuma menyiapkan buat
acara hari senin” jawabku seolah nggak pernah tau apa yang baru saja mereka
lakukan. Dany dan Rina pun berlalu dari dapur menuju ke ruang tamu untuk
beristirahat. Lina yang dari tadi berada disampingku hanya tertawa melihat
tingkahku yang salting. “<span>Kamu kok salting gitu sih Mic. Kamu tadi
horny ya liat mereka berdua</span>” “Ah, enggak kok. Aku nggak apa-apa”
“<span>Mulut emang bisa ngomong begitu, tetapi adek kamu kayaknya berkata
lain deh. Hihihi…….</span>” Goda Lina Muka-ku langsung memerah karena
malu katauan kalau lagi horny berat. Tapi nggak mungkin ngebangunin Desy trus
ngajak ML.. Lina mengerti perasaan yang aku alami. Kemudian dia mendekat dan
langsung mencium bibirku. Aku seperti terhipnotis membalas setiap ciumannya.
Tetapi sesaat kemudian aku seperti tersadar dan langsung melepas ciumannya.
“<span>Kenapa Mic?</span>” “Nggak, nggak ada apa-apa. Aku Cuma
nggak bisa ngelakuin ini. Soalnya aku sudah punya pacar” “<span>Emang
kenapa kalau punya pacar. Emang kamu sudah nggak cinta lagi sama aku ya. Gara-gara
aku pernah ML sama Ronald</span>.” “Buka begitu aku pada dasarnya cinta
sama semua wanita. Hanya saja aku nggak bisa menghianati cintanya Desy”
“<span>Bukannya kamu juga sudah menghianati cintaku ketika kamu pacaran
sama Desy. Sudah tenang aja Desy lagi tidur dan nggak bakal ada yang tau. Kamu
nggak harus menjadikan aku pacar kamu. Aku hanya ingin ngelakuin ini sama kamu
atas dasar suka sama suka. Kalau misal kamu nggak mau ML juga nggak apa-apa.
Kalau begitu aku oral aja, yang penting adek kamu bisa tenang. Kasian kan dia
bangun terus</span>.” Lina langsung memeluk tubuhku dan tanganya membuka
celana panjang dang celana dalam yang aku kenakan. “<span>Wah udah lama
banget ya nggak liat adek kamu. Ternyata udah tambah besar. Pasti sering dilatih
sama Miss.V-nya Desy ya</span>” Kata Lina sambil terus mengock Mr.P-ku.
Aku yang memang dari tadi sudah terangsang pun malah menikmati apa yang
dilakukan oleh Lina. Lina mulai menjilati kepala Mr.P-ku dengan lembut
menyebabkan aku merasa seperti tersengat listrik. Oral yang dilakukan Lina
emang lebih nikmat daripada Desy, karena jam terbang Lina lebih banyak daripada
Desy. “Mmmmmmhhhhh…….. Lina……. Kamu memang pintar……… kamu benar-benar cewek
idaman semua laki-laki……. Jilatanmu enak banget……. Aaaaahhhhh……” “<span>Enakan
mana sama desy, Mic</span>” “Terus terang aja enakan kamu
Lina…....Mmmmmmhhhhh…..” Lina pun mulai mengulum kepala Mr.P-ku. Aku terus
mendesah tertahan takut ketauan yang lain. Kemudian mulai mengulum batang
Mr.P-ku. Dam mengulum Mr.P-ku sampai kepangkalanya, hal ini membuatku makin
merasakan kenikmatan. Setelah itu dia menkombinasi kocokan tangan dan lumatan
pada batant Mr.P-ku. Benat-benar membuatku ngilu bukan main tetapi nikmat. Dan
sekitar 5 menit kemudian aku nggak dapat menahan diri lagi.”Lina…… Aku……
Sudah….. Nggak tahan lagi……” Lina semakin mempercepat kuluman serta kocokan
tangannya. "Linaaaa….. Aku….. Keluuaaaaarrr…… Aaaaahhhhh……..” Croooott……..
Crooott……. Crooott….. Aku menyemprotkan Spermaku kedalam tenggorokan Lina.
“Aaaahhhh…… Enak banget Lina….. Makasih ya” “<span>It’s Ok. Kalau kamu
pingin ML tapi Desy nggak bias ngelayani. Telpon aku aja. Aku pasti mau
ngelayani kamu</span>” balas Lina.
“Beneran nih?” tanyaku
sambil membetulkan celana dalam serta celana panjangkuku kembali.
“<span>Ya bener lah. Malahan nggak cuma aku, anak-anak cewek ang lain
juga mau kok</span>” “Mana mungkin anak-anak cewk yang lain mau”
“<span>Kamu nggak tau ya kalau kamu itu terkenal dikalangan
cewek</span>” “Ah, nggak mungkin, aku kan nggak cakep. Kamu pasti mengada-ada”
“<span>Dibilangin kok nggak percaya. Anak-anak cewek dikelompok kita tuh
pada jatuh cinta sama kamu. Soalnya kamu tuh orangnya baik, tanggung jawab pada
tugasnya dan yang paling penting kamu bisa membuat cewek-cewek merasakan
kenyamanan berada di sisimu</span>” demikian penjelasan Lina. Aku yang
mendengar hamper nggak percaya. Apakah aku memang begitu memukaunya sehingga
cewek-cewek dikelompokku naksir sama aku. “<span>Dan tadi pagi kita smua
membicarakan tentang kamu. Mereka semua siap seandainya kamu memerlukan teman
untuk tidur. Bagi mereka bisa melayanimu ditempat tidur adalah sesuatu yang
membanggakan. Soalnya mereka berpikir bahwa cewek yang bisa tidur sama kamu
adalah cewek yang pasti akan mendapatkan kebahagiaan</span>” “Tapi gimana
mereka bisa memutuskan seperti itu tanapa memberitaukan ke aku dulu”
“<span>Aku sendiri juga nggak tau sih Mic. Yang pasti mereka siap
melayanimu walaupun statusnya bukan pacar kamu. Walaupun sifatnya hanya buat
senang-senang</span>” Jawab sambil berlalu meninggalkan aku yang masih
keheranan.
**************************************************
*********************
Hari itu aku membuat adonan
dengan perasan nggak menentu yang disebabkan oleh pernyataan Lina tadi. Tapi
ada benarnya juga. Ketika aku sedang membuat adonan dating si Jessy. Jessy
adalah cewek yang manis imut. Dia memiliki dada yang paling besar diantara
kelompok cewek. Dia menghampiriki pura-pura melihatku mengaduk adoanan, padahal
dia ingin aku melihat payudaranya yang besar atau kadang dia berusaha untuk
membantu membuat adonan yang sedang aku kerjakan sehingga kadang membuat
payudaranya terentuh siku-ku. Begitu juga dengan yang lainnya, juga berusaha
menarik perhatianku dengan bagian – bagian tubuhnya. Sampai akhirnya
pekerjaanku selesai. Setelah selesai aku langsung mandi, setelah itu aku keluar
kamar mandi dan tanpa sadar waktu sudah mennjukan pukul 16:00. Setelah keluar
dari kamar mandi dan meuju ruang tamu. Aku merasa bahwa base camp telah sepi.
“Anak-anak pada kemana sih?” tanyaku kepada Luky. “<span>Sebagian ada
yang dijemput keluarganya, sebagian lagi ada yang pergi ke Br*** sama anggota
kelompok lain</span>” “Trus kamu mau kemana ?” tanyaku kembali pada Luky.
“<span>Aku mau ke tempat kelompok 30 di desa Ma*****. Aku mau ngapelin
pacarku disana. Kamu jaga rumah ya Mic soalnya cowok kelompok kita keluar
semua. Kalau Cuma cewek yang nunggu kasihan</span>” jelas Luky langsung
berlalu dengan sepeda pancal pinjaman pemilik rumah. “Wah kebetulan nih aku
bias berduaan sama Desy sampai pagi” pikirku. Tetapi apa yang aku pikirkan
tidak akan menjadi kenyataan, sebab tidak lama kemudian ada sebuah mobil masuk
ke halaman base camp kami. Tampak seorang wanita berumur sekitar 35 tahun dan
seorang laki-laki berumur sekitar 40 tahun turun dari mobil tersebut. Tampak
juga Desy menyambut kedatangan mereka. Sebagai seorang laki-laki satu-satunya
di kelompok aku menghampiri tamu tersebut dan tidak luma menyalami dan
mempersilahkan tamu itu masuk. “<span>Ma, Pa, kenalin ini Mas Michael
ketua divisi yang Desy tangani. Mas ini kedua orang tua Desy</span>.”
Kata Desy memperkenalkan kami berdua. Aku kemudian memperkenalkan diri kepada
kedua orang tua desy. Pantas saja Desy bias begitu cantik dan sexy, soalnya dia
berasal dari bibit unggul. Mamanya cantik dan juga sexy nggak kalah dengan sang
anak, sedangkan ayahnya sangat tampan dan terlihat berwibawa. Kami pun
berbincang-bincang sejenak. Dan sebagai orang tua mereka cepat tanggap dengan
hubungan ku dengan anak mereka bukan hanya sebagai ketua da anak buah, tetapi
sudah seperti sepasang kekasih. Desy pun menjelaskan hubungan kami da juga
hubungannya dengan mantannya yang sudah menelantarkan dia. Orang tuanya
mengerti dan dapat menerima dan merestui hubungan kami. Setelah itu kedua orang
tuaDesy meminta ijin untuk membawa Desy kembali ke Surabaya dan berjanji senin
pagi Desy akan diantar kembali. “Kalau saya sih boleh-boleh aja OM. Apalagi Om
dan tante adalah Orang tuanya. Tapi lebih baik Om dan tante lapor ke DPL (Dosen
Pembimbing Lapangan) dahulu. Sebab ini sudah prosedurnya. Mari saya antarkan”
jawabku sambil menawarkan diri untuk menuju ketempat DPL kelompok kami.
**************************************************
*********************
Sekembalinya aku dari rumah
DPL, aku membantu Desy mengemasi beberapa barang-barangnya, “<span>Maaf
mas ya aku nggak bias nemenin mas malam ini. Sebenarnya aku pingin berduaan
sama mas, mumpung yang lain pada pulang, tapi mamaku maksa dia kagen sama
aku</span>” “Nggak apa-apa kok, lagian kamu juga kangen sama orang tua
kamu kan” Setelah mengemasi sebagian barang-barangnya aku mengantar Desy sampai
kemobil ayahnya. “<span>Kami permisi dulu nak Michae</span>l” pamit
ayahnya Desy. “Oya Om. Selamat jalan. Hati – hati di jalan” balasku.
Setelah mobil itu
menghilang di tikungan dekat base camp. Kekecewaan terbesit dimukaku. Aku
kemudian masuk kedalam rumah untuk nonton TV untuk membunuh rasa jenuhku.
“<span>Loh, kok kamu sendirian Mic, kemana yang lain?</span>” Tanya
Lina yang baru pulang dari berkunjung ke kelompok sebelah. “Tau ah.”
“<span>Kok kamu kayaknya bete gitu sih</span>.” “Gimana nggak bete
coba. Anak-anak pada pulang sebagian ngelener ke Br***., terus Desy dibawa
pulang sama Ortunya. Sedangkan aku ditinggal sendirian disini”
“<span>Siapa bilang kamu sendirian, kan ada aku</span>” “Emang kamu
nggak ada acara keluar” “<span>Nggak. Aku mau nemenin kamu malam
ini</span>” “Maksud kamu ?” “<span>Aku akan mengabulkan semua
keinginanmu malam ini</span>” “Bener nih apa saja?” tanyaku tak percaya
“<span>Iya apa aja. Tapi sekarang kita makan dulu di warung depan yuk.
Aku sudah lapar nih</span>” ajak Lina kepadaku. Kami berdua pun menuju ke
warung depan perbatasan desa yang terkenal dengan ayam gorengnya enak tapi
murah untuk ukuran orang kota seperti kami. Tetapi kami tidak makan disana
karena mengingat rumah dalam keadaan kosong. Kami membungkus makanan kami dan
segera kembali ke base camp. “<span>Mic, kamu tunggun di ruang base camp
aja, biar aku yang ambil piring sama minumnya</span>.” Suruh Lia. “Oke.
Aku tunggu ya” Beberapa saat kemudian Lina datang sambil membawa dua buah
piring, dus bush gelas dan seteko air putih. Kurang lebih 5 menit kami telah
selesai makan dan membuang bungkus makanan dan kembali kedalam ruangan.
“<span>Sekarang aku sudah siap melayani kamu sayang. Apapun permintaanmu
akan aku lakukan kita memiliki waktu yang cukup panjang untuk melewati malam
ini berdua</span>” Memang benar bahwa waktu kami cukup panjang sekitar 12
jam. Dan aku tidak ingin menyiainyiakannya. Aku peluk tubuh Lina dan aku cium
bibirnya, kening dan telinga dan lehernya yang jenjang.
“<span>Aaaaaahhhhh….. Mmmmhhhh…… Miiccc…… sabar dulu dong sayang……..
tutup dulu jendela dan kunci dulu pintunya. Kita nggak ingin dilihat
orang-kan</span>” Aku segera menutup semua jendela serta menarik kain
gorden untuk mencegah orang yang mungkin saja lewat depan rumah dan mengunci
pintu untuk kamanan. Saat aku selesai melakukan semua yang diperintahkan aku
pun kembali menghadap ke Lina. Disana aku melihat Lina berbaring diatas kasur
lipat miliknyadengan wajah menghadapku serta kondisi tubuh yang sudah telanjang
bulat dengan paha yang telah dibuka sehingga terlihat belahan Miss.V-nya dimana
bulu-bulunya telah dicukur bersih. Pemandangan itu membuatku semakin
panas-dingin. “<span>Mic kamu buka aja semua pakaian kamu Kita habiskan
malam ini dengan penuh nafsu dan kenikmatan</span>” Ajak Lina “Aku
langsung membuka pakaianku hingga nggak ada lagi pakaian yang melekat di
badanku. Aku menghampiri Lina dan Lina tampak tersenyum kearahku. Sebuah
senyuman yang nakal yang makin membuat Mr.P-ku makin menengang. Aku kembali
cium bibirnya dengan sangat bernafsu “<span>Mmmmmhhhhh……..
Hhhmmmm….</span>”desahan Lina terdengar begitu sexy. Aku sudah nggak
ingat lagi dengan Desy yang sekarang pulang dengan ortunya, yang ada adalah
perasaan bahwa mala mini aku akan bercinta dengan Lina sampai pagi. Dikepalaku
hanya ada kenikmatan yang akan aku dapatkan dari lina. Lina nggak mau kalah,
dia membalas lumatanku dengan menjulurkan lidahya sehngga bukan hanya bibir
kamu yang bertarung tetapi juga lidah kami saling melilit satu sama lain.
“mmmhhhhh……..Mmmuaaaacchhh…..” Kami melepas ciuman kami yang begitu lama untuk
mengambil nafas. Tanganku mulai meremas lembut payudaranya.
“<span>Aaaaahhhh….. Miiccc….. Terus sayang…..</span>”Desah Lina
kembali. Tangan Lina nggak mau tinggal diam. Dipegangnya Mr.P-ku serta
dikocoknya naik turun. “Ooooohhhhh……. Linaaaa…… Enak sayang….”
Kocokan Lina makin lama
makin cepat. Aku yang meresa nikamat langsung mengulum payudaranya Lina dengan
ganas, bahkan putingnya aku gigit dan hisap.”<span>Oooohhhh……
Miiiicccc……. Terus Miiicccc…… Yeeeaaaahhhh……. Gigit terus putingku sayang…..
Hisap terus…… Berikan aku kenikmatan sayang…….</span>”jerit Lina nikmat.
Setelah aku rasa cukup aku melepas ciumanku pada payudaranya serta melepas
tangannya pada Mr.P-ku. Kuputar badanku dan aku balikan badanku dan badannya,
sehingga kami membentu posisi 69 dengan Lina berada diatas. Lina lamgsung
memegang kembali Mr.P-ku dan mulai melumat kepala Mr.P-ku. Dia menglum dengan
cepat seakan dendam terhadap Mr,P-ku. Aku juga nggak mau kalah, aku memasukan
dua jari-ku kedalam Miss.V-nya yang telah basah oleh cairan cintanya. Aku kocok
Miss.V-nya dengan kedua jariku dengan cepat dan tak lupa lidahku juga bermain
di clitnya. “<span>Ooooohhhh….. Miiiiccc….. terus sayang……. Enak
banget….. Aaaaaahhhh…..</span> “ rintih Lina yang kemudia dibalas dengan
melahap habis Mr.P-ku kedalam mulutnya. “Mmmmhhh…….. Linaaaa……. Nikamat sekali
sayang….. Ssssshhhhhh…… Ooooohhhhh……” Lina semakin kencang mengulum Mr,p-ku.
Bahkan sesekali dia menyedot Mr.P-ku. Rasanya bener-bener gila. Ngilu tapi
nikmat. Lama-lama aku merasakan cairanku akan keluar. Aku langsung mencabut
mr.P-ku dari dalam mulutnya dan mengangkat tubuhnya dan aku dorong ketembok.
Lina mengerti apa yang akan aku lakukan terhadapnya. Dia menunggingkan
pantatnya dan melebarkan kakinya untuk memberikan ruang agar Mr.Pku bias masuk
dari arah belakang. Aku masukan Mr.P-ku kedalam Miss.Vnya dari arah
belakang.”Aaaaahhhh……. Seret banget sayang……. Kamu kasih apa sih Miss.V-mu….
Kok bisa seret kayak gini….” “<span>Rahasia dong, yang penting enakkan
sayang</span>” “Enak banget sayang…… Aaaahhhhhh…..” Aku langsung
menghentakkan pantatku ke depan dengan keras dan membentur dinding rahimnya.
“<span>Aaaaahhhh…… Mr.P-mu emang enak Mic….. Mentok banget kedinding
rahimku…… Sekarang gerakin Mic aku pingin Digagahi sama kamu
sayang</span>” Aku gerakan pantatku maju-mundur berirama dengan sedikit
cepat dan lama kelamaan semakin cepat dan liar. Aku sendiri heran mengapa aku
bisa seliar ini. Padahal sama Desy aku nggak pernah seliar ini. Apa mungkin
karena Lina adalah cewek yang telah mengambil keperjakaanku. Makin lama
teriakan dan erangan kenikmatan semakin mengeras membahan keseluruh ruangan.
“<span>Aaaaaahhhh…… Miiiicccc……. Gagahi aku Mic….. I’m your bitch now…..
Aaaaahhhhh…… Fuck me harder……. Harder….. yeah fucm honey….. Deeper…..
deeper…..Oooohhhh…..</span>” Erangan Lina tak jelas. Aku yang merasa
sudah berada di pucuk puncak orgasme, semakin cepat memaju-mundurkan pantatku
memompa Miss.V-nya. “Aaaaahhh…… Linaaaaa….. Aku…… keluar…… Aaaahhhh……..” “Aku
juga Mic….. keluarin didalam aja Mic…… Oooohhh….. Aaaaaaahhhh……”
Crooot….Crooott….. Croott…. Aku senprot semua sperma-ku kedalam Miss.V-nya.
“Wow, enak banget gagahin kamu Lin” “<span>Aku juga Mic. Kamu bnenar-benar
jantan sayang</span>” Aku melepas Mr.P-ku dari Miss.Vnya dan berjalan ke
sebuah meja untuk mengambil air dari dalam teko yang dibawa Lina tadi. Aku
minum air itu dengan begitu cepat tak lupa aku berikan juga kepada Lina.
Benar-benar menguras tenaga Ml sama Lina. Tapi ada sesuatu yang aneh setelah
aku minum air itu. Mr.P-ku kembali tegang lagi dan siap untuk melakukan
tugasnya kembali. Lina hanya senyum-senyum ketika melihat Mr.P-ku kembali
bangun. “<span>Kamu tau nggak Mic kenapa Mr,P-mu bisa cepat bangunnya
?</span>” “Ngak tau. Emang kamu tau kenapa” “<span>Aku tadi udah
mencampur air yang kita minum dengan ramuan untuk membangkitkan nafsu. Semacam
obat perangsang tetapi lebih alami.</span>” “Dasar kamu nakal, ya. Jadi
kamu ingin buat aku mati kenikmatan ML sama kamu” “<span>Bisa dibilang
begitu. Habis enak sih Ml sama kamu Mic. Dan sekarang….</span>” Lina
mendekati sambil merangkak seperti anak kucing. Sesampainya didepanku
didorongnya tubuhku sehingga aku jatuh terduduk dengan paha terbuka lebar. Lina
tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dipegang dan diurutnya Mr.P-ku
naik-turun sementara batang Mr.P-ku dijilat seperti seekor kucing memandikan
anaknya. Setelah itu dikulumnya batang Mr.P-ku naik-turun dengan tempao yang
lumayan cepat dan sesekali diselingi dengan sebuah hisapan panjang membuatku
semakin tak dapat menahan diri lagi. Kulepas Mr.P-ku dari mukutnya dan
kubimbing dia untuk duduk diatas Mr.P-ku. Aku mengambil posisi duduk
berhadapannya sementara Lina menaik-turunkan tubuhnya atau memaju mundurka
pinggulnya yang semakin membuatku semakin merasa ke-enak-an. “Aaaaahhh……
Oooooohhhhh…….” Erangku ketika Lina menaik-turunkan tubuhnya dengan cepat.
Payudaranya yang bergerak naik-turun mengikuti gerakan tubuhnya aku hisap dan
putingnya aku cepit dengan kedua bibirku. “<span>Aaaaahhhh…… Miiiicc…….
Yeeeaaaahhhh……. Enak Mic…… cepit terus putingku….. Aaaaahhhhh…..</span>”
Kini giliran Lina yang mendesah. 5 menit kemudian aku menghentikan gerakannya
untuk berganti posisi. Kami berdiri berhadapan dan tubuhnya aku angkat dan
menempatkan Mr.P-ku ke Miss.Vnya. Lina melingkarkan tangannya ke leherku dan
kakinya ke pinggangku sementara tanganku menahan pantatnya dan mulai
menngerakkan pantatnya naik-turun. Lina juga membantui untuk manaik turunkan
tubuhnya. Dengan bercinta sambil berdiri seperti ini aku mmerasa manjadi
laki-laki yang jantan. Dengan semua tenagaku aku menggerakkan tubuhnya
naik-turun. “<span>Aaaahhhh….. Miiiiicccc….. kamu benar - benar jantan
sayang…… Oooohhhh…..</span>” puji Lina. 3 menit Ml dengan posisi berdiri
membuatku tidak dapat menahan cairan yang akan keluar. “Aaaaaahhhhh…..
Linaaaaa……. Aku……. Keluar lagi………Oooooohhhhh……” “<span>Iya Miiiiccc…..
Aku….. Juga…… Aaaaahhhhh……</span>” Crooot…. Crooott… Crooottt…. Kembali spermaku
melesat kedalam Miss.V Lina. Lututku terasa lemas sekali, tetapi aku berusaha
menurungkan tubuh Lina secara perlahan. Aku dapat merasakan cairan spermaku
keluar dari dalam Miss.V Lina akibat gaya gravitasi. Ini pertama kalinya aku
merasakan lelehan spermaku. “Mmmmmmhhh…..” aku cium Lina untuk mengekspresikan
kenikmatan yang aku dapatkan. “kamu benar-benar hebat sayang” Pujiku ke Lina
“<span>makasih sayang. Kamu juga hebat. Aku benar-benar puas ML sama
kamu</span>” “Ah, masa udah puas katanya mau Ml sampai pagi” jawabku
sambil meminum air pembangkit gairah. Lina hanya tersenyum. “<span>Iya
deh. Aku akan melayanimu sampai mr.P-mu nggak bisa berdiri lagi</span>”
Aku kembali mendekati Lina yang terkulai di tempat tidur lipatnya dan
memberinya air pembangkit gairah kepadanya. Lina meminum air pembangkit gairah
tersebut dan tidak lama kemudian efek dari air itu muncul. Aku memeluk tubuh
telanjangnya yang basah oleh keringat yang membuat tubuhnya semakin
menggairahkan aku. Aku cium bibirnya dengan penuh gairah. Lina menjulurkan
lidahnya kedalam mulutku yang kemudian aku sambut dengan melilitkan lidahku ke
lidah Lina. lidah kami salling bertarung melilit satu sama lain. “Mmmmmhhhhh…….
Cluuuppp…….Hhhaaaaah…….sluuuurp…… Mmmmuuuaaahhh…..” terdengar suara ciuman kami
keseluruh ruangan. Setelah puas mencium bibirnya, lidahku beralih ke belakang
telinganya dan mulai menjilat bagian belakang telinganya dan tak lupa sesekali
melumat daun telinganya. “A<span>aaaahhhh…… Uuuuuhhhh….. Miiiiccc……
Ooooohhh…..</span>” desah Lina. Lina memang tidak tahan bila daun
telinganya dikulum. Dia akan mengerang keras apabila daun telintganya dikulum.
Setelah puas mempermainkan daun telinga Lina, ciumanku aku turunkan menuju ke
dadanya yang besar. Aku kulum payudaranya untuk kesekian kalinya Cuma kali ini
aku mengulum dengan sedikit memberikan hisapan yang kuat , sehingga
meninggalkan bekas merah di dadanya yang putih. Aku mulai memainkan lidahku di
putingnya yang telah tegak dan mengeras sebagai tanda dia sudah sangat
terangsang. “<span>Aaaahhh….. Miiiiccc….. Masukin Mr.P-mu….. Uuuuhhh…..
Jangan siksa aku Mic…..Please…… Aku…..Pingin di gagahi kamu saying……
Oooohhhh….. Fuck me now…….. Mmmmmhhh…….</span>” Aku yang juga telah
berada p[uncak rangsangan langsung menarik kedua kakinya ke pundakku dan aku
masukan Mr.Pku untuk yang kesekian kalinya kedalam Miss.V
Lina.”<span>Oooohhh……. Yeeeaahh….. I Feel So Good…… Honey</span>“
teriak Lina ketika Mr.P-ku telah masuk menyentuh rahimnya. Aku mulai
memajumundurkan pinggangku dengan cukup cepat dank eras sehingga membuat
tubuhnya menggeliat – gekiat merasakan kenikmatan. Tubuhnya bergerak naik turun
ke kiri kekanan tak menentu. Tetapi akibat pergerakan tubuhnya tersebut aku
semakin merasakan kenikmatan. mr.P-ku serasa diremas dan dipelintir. Benar –
benar nikmat dan setelah menggenjot Miss.V Lina cukup lama aku merasakan bahwa
Lina akan mencapai puncak orgasmenya. “<span>Aaaaaahhhh….. Miiiiiiccc…..
Aku keluar lagi sayang…… Aaaaahhhh…..</span>” Aku merasakan semburan
cairan orgasmenya membasahi batang Mr.P-ku. Aku nggak menunggu dia merecover
tenaganya, kangsung aku balikan badannya dan kembali ke gagahi Lina dari
belakang dengan posisi tubuhnya telungkup. Aku terus memompa pinggulku
keluar-masuk MissV Lina sampai akhirnya aku ngga kuat menahan orgasmeku.
“Linaaaa…. Ooooohhhh…… aku…… keluaaaaar …….. Aaaaaaahhhh……” “<span>Iya
Mic….. Aaaaahhhhh….. aKu……. juga mau keluar lagi……
Aaaaaaaaaahhh……..</span>” Crooot……. Crooottt….. Crooott….. Spermaku
menyembur deras kedalam Miss.V Lina untuk kesian kalinya.
“<span>Uuuuhhhffff…..
Mic, kamu benar-benar gila. Aku ngaku kalah sama kamu</span>” “Haaaaah….
Aku juga Lina. Miss.V-mu begitu nikmat. Aku benar – benar ketagihan sama Miss.V
kamu” “<span>Mr.P-mu juga begitu nikmat. Aku baru kali ini Ml sampai
kecapekan seperti ini. kamu kok bias begitu ganas dan liar sih?</span>”
“Aku sendiri juga nggak tau kok bisa seliar dan seganas ini kalau main sama
kamu. Padahal aku kalau main sama Desy nggak pernah seliar ini”
“<span>Mic istirahat dulu ya saying. Aku kecapekan nih. Rasanya
nafaskunkayak mau putus deh</span>” kata Lina kepayahan sambil
membaringkan badannya disampingku dengan kepalanya berada di dadaku and
beberapa saat kemudian Lina tertidur. Aku membelai rambutnya yang basah oleh
keringat (Kami seperti orang yang baru saja mandi seluruh tubuh bahkan rambut
kami juga basah oleh keringat) dan sesaat kemudian aku juga ikut tertidur. Aku
terbangun karena merasa ada yang hangat di Mr.P-ku dan ketika aku buka mataku
aku melihat Lina sedang mengulum batang Mr.P-ku dengan lahap. “<span>Sorry
ya sayang aku ngebangunin kamu. Aku pingin ngerasain Mr.P-mu lagi boleh
nggak?</span>” “Tentu saja boleh.” jawabku yang kemudian memegang
kepalanya dan mendorongnya kembali untuk melumat Mr.P-ku. “Mmmmmhhhh…….
Linaaa…… Kulumanmu enak banget sayang….. Rasanya aku pingin kamu kulumin
Mr.P-ku terus…..Aaaahhh” Dan setelah aku rasa cukup menari tubuhnya untuk duduk
di atas tubuhku. Diarahkannya Mr.P-ku memasuki Miss.V-nya.
“<span>Aaaaahhh…… Sedap banget Mic Mr.P-mu……. Aaaaahh……</span>”
Setelah dirasa pas, Lina mulai melakukan gerakan naik-turun dan kadang memutar
pinggulnya. “Aaaaahhhh……. Linaaaa…… Enak Lin…… Terus sayang…… Ooooohhh……”
desahku merasakan kenikmatan yang tak berujung. Aku kemudian membantu dengan
menggerakkan pantataku naik-turun untuk mengimbangi pergerakan Lina.”
<span>Oooooohhh……. Miiiiccc….. Uuuuuhhhh…… Yeeaahh….. Fuc me….. Deeper….
Deeper….. Ooohhh…. Yeeah…. Honey…. Fuck me Honey….. Uuuuuhhhh…..
Aaaaaaahhhh……</span>” Mendengar desahannya membuat aku semakin cepat
mengocok Miss.V Lina dari bawah. “A<span>aaaaahhhh….. Miiiicc….. I’m….
Comiiiinng…… Aaaaaaaahhhh…….</span>” Jerit Lina ketika sampai pada puncak
orgasmenya. Aku yang belum merasakan puncak langsung membalikan tubuh Lina
tanpa melepas Mr.P-ku dari dalam Miss.V-nya. Kini Lina berada di bawah tubuhku
dan langsung aku gerakkan pantatku untuk memompa Miss.V-nya. Akhirnya entah
berapa lama kemudian aku kembali merasakan cairan orgasmeku kembali berkumpul
untuk siap di luncurkan.”Aaaaahhh….. Linaaaaa…… Aku keluaaaaaar…….
Aaaaaaaahhhh……..” teriakku. Tetapi tepat sebelum Cairan orgasmeku keluar lina
langsung mencabut mR.P-ku kemudian mengarahkan Mr.P-ku ke dalam mulutnya dan
Crooot….. Crooott…… Croott….. menyemburlah semua spermaku kedalam mulutnya dan
dengan lahap dia menelan semua semburan spermaku. SEtelah itu Lina kembali
melumat Mr.p-ku untuk membersihkan sisa-sisa spermaku yang masih tersisa di
Mr.P-ku. “<span>Mmmmmhhhh….. enak banget spermamu Mic. Kapan-kapan aku
bisa minta buat sarapan ya Mic.</span>” “Kamu ini benar-benar liar Lina”
“<span>Tapi suka kan</span>” Aku tersenyum mendengar perkataannya.
emang siapa yang nggak suka sama dia. Hanya orang yang nggak waras yang nggak
suka sama Lina. SEtelah itu kami mengulang kembali setiap pertarungan nafsu
yang sempat tertunda hingga aku mendengar suara kok ayam yang menandakan waktu
sudah menjelang pagi hingga kami memutuskan untuk mengakhiri pertarungan kami
dan kembali mengenakan kembali pakaian kami sebab siapa tau teman – teman
kembali ketika kami sedang tidur karena memang setelah kami mengenakan pakaian
kami kembali kami tertidur dengan cukup pulas.
**************************************************
**********************
KKN 5
Sinar matahari mulai
menyeruak masuk kedalam ruangan dan mengenaiku sehingga membuat aku terbangun
dari tidur nyenyaku. Aku melihat kesebelah kiriku, disana terdapat sebuah tubuh
yang sangat menggairahkan. Tubuh milik Lina yang tertidur lelap. Aku memandangi
wajahnya. Lina memiliki wajah yang cantik terutama ketika sedang tidur. Aku
belay rambutnya dengan lembut seolah aku mengatakan bahwa aku sangat
mencintaimu Lina. Aku melihat matanya yang tertutup sedikit demi sedikit
terbuka dan aku melihat sebuah senyum yang sangat manis dibibirnya ketika dia
memandangku. “Selamat pagi sayang. Kamu cantik banget kalau tidur. Aku jadi
gemes banget sama kamu” “<span>Ah…. kamu bisa aja Mic. Aku jadi
malu</span>” ”Kenapa mesti malu, semalam kamu mendesah-desah begitu nggak
malu” “<span>Habis nggak ada pilihan lain. Kamu buat aku keenakan sih.
Terus terang Mic. Aku jatuh cinta sama kamu. Nggak tau kenapa, tapi aku nggak
ingin kehilangan kamu. Aku sangat sayang sama kamu.</span>” ”Tapi aku kan
pacarnya Desy” “<span>Engak masalah sayang. Yang penting kamu jadiin aku
pacar kamu. Pacar kedua juga nggak apa-apa. Memangnya kamu nggak cinta sama aku
ya Mic?</span>” “Aku juga sangat mencintaimu Lina, apalagi kamu adalah
wanita pertama yang mengenalkan aku pada kenikmatan sex. Aku nggak bisa
ngelupain saat pertama kita ML dikamar mandi waktu itu sayang” ”<span>Aku
juga nggak bisa ngelupain saat itu sayang. Walaupu aku ML sama Ronald tapi aku
selalu ngebayangin kalau yang ML sama aku itu kamu Mic bukan
Ronald</span>” “Yang bener” “<span>Iya sayang. Kamu kok nggak
percaya sih</span>” sahut Lina dengan wajah sedikit dongkol. “Aku percaya
kok sayang” jawabku sambil mencium bibirnya yang kemudia dibalas oleh
Lina.”<span>Mmmmhhh…kamu nakal ya sayang, mempermainkan aku. Mmmmhhh…..
Haaah……</span>” “Lina aku pingin ML lagi sama kamu sayang”
“<span>Emang semalam masih kurang ya, Mic?</span>” “Sepertinya aku pingin
ML sama kamu terus menerus. Pingin rasanya ML nggak berhenti-berhenti”
“<span>Waaaah. Bisa mati aku kalau begitu.Hehehe…..</span>” Kami
kembali berciuman dengan penuh nafsu dan liar sampai kami lupa untuk mengambil
nafas. Aku menjulurkan lidahku masuk kedalam mulut Lina yang kemudian disambut
oleh lidahnya.”Mmmmhhh…. “ desah kami berdua bersautan. Aku yang mulai terbakar
gairah memindahkan ciumanku kearah telinganya sementara tanganku bergerak
kedalam kaos ketat Lina. “<span>Ouuughhhh…… Uuuuhhhh….. Aaaaahhhh…..
Miiic…. Terus sayang …. Aaaaahhh……</span> “ Erang Lina. Aku melepas kaos
ketat yang dipakai Lina dan terlihatlat sebuah pemandangan yang sangat memikat
hati setiap laki-laki. Payudara Lina yang besar dengan putingnya yang imut
membuat aku semakin terbakar nafsu. Aku alihkan ciumanku ke payudara sebelah
kirinya sementara payudara sebelah kanan aku remas lembut. Payudaranya aku
hisap kuat sekali dengan sesekali putingnya aku mainkan dengan lidahku . “
<span>Aaaahh….. Miiiic….. Hisap putingku dong…..
Please……</span>”pinta Lina. Aku langsung menghisap putingnya dengan
sangat keras. “<span>Yeeeaah…… Miiic……. Enak banget
Mic……Ooooohhh….</span>” Setelah merasa cukup aku buka celanaku (Oya
semalam aku tidur hanya pakai celana kolor saja sedangkan Lina hanya pakai Kaos
ketat) dan menyembullah Mr.P kebanggaanku. Dilahapnya Mr.p-ku dengan rakus.
“<span>Mmmmhhh….. Mr.P-mu memang enak Mic. Mr.P ternikmat yang pernah aku
emut. Hhhmmm…..</span>” puji Lina “Aaaaahhhh….. Kamu juga Lin.
Uuuuuhhhh…… emutanmu yang paling enak dari pada Desy. Ooooohhh……” Puji-ku
kembali. “Lin…… aku pingin entotin kamu sekarang…… Aaaaahhh……” “<span>Iya
Mic Lina juga udah pingin dientot sama kamu</span>” Lina memposisikan
dirinya menungging ke arahku dan aku sedikit demi sedikit mulai memasukan
mr.P-ku kedalam Miss.V Lina.”Aaaaahhhh…… “ teriak kamu bersama ketika Mr.P-ku
berhasil masuk kedalam Miss.V Lina dan menyentuh dinding rahimnya. Aku mulai
melakukan jerakan maju mundur dan sesekali memutar sehingga membuat Lina makin
ke-enak-an. “<span>Uuuuuhhhhh…… Yeeeah…… Miiiicc….. Entotin Lina yang
keras sayang…… jangan siksa Lina……. Fuck me harder and deep….. Ooooohhh…. Come
on honey….. I rally want your cock in my pussy so much….. Ooooohhhh……
Aaaaaahhhh…….</span>” Erang Lina smakin menambah semangat aku memompa
Mr.P-ku didalam Miss.V Lina sampai sesaat kemudian, “Oooohh…. Linaaaa…. Akuu….
Mau kelaur…. Oooooohhhh…..” “<span>Lina juga Mic. Keluar didalam aja
sayang. Aaaaahhhh…..</span>” Croot…. Crooott…. Croot… Kami akhirnya
keluar secara bersama-sama. Mr.P-ku masih aku tanam didalam Miss.V Lina sampai
beberapa saat kemudian dengan sendirinya Mr.P-ku keluar dari lubang Miss.V
Lina. “ Wow. Ini baru namanya liburan yang penuh dengan kenikmatan” Ucapku
setelah aku berbaring melepas lelah. Lina hanya tersenyum kearahku dan
merebahkan kepalanya di dadaku. “<span>kamu bener Mic. Spertinya aku
nggak mau liburan ini berakhir. ,Aku pingin begini terus. Liburan penuh dengan
nafsu seksual yang tinggi. Apalagi ditemani sama kamu dan Mr.P-mu. Rasanya aku
nggak ingin berhenti ML sama kamu</span>” Ucap Lina. Tangan Lina kembali
membelai Mr.P-ku naik turun. Mr.P-ku yang memang mudah terangsang
kembali bangkit.
“<span>Wow. Hebat banget. Baru aja keluar udah bisa berdiri lagi” Ucap
Lina kagum</span>. “Lina aku pingin ML lagi nih” “<span>Aku
juga</span>” Lina memposisikan badannya di atasku dan menuntun Mr.P-ku
masuk kledalam Miss.V-nya. Ketiks Mr.P-ku menyentuh Miss.V Lina, Tok….. Tok…..
Tok…. “<span>Woi bangun bukain pintunya dong</span>” Terdengar
suara dari luar. Kami terkejut dan dengan segera mencari pakaian kami yang
tergeletak dimana – mana. “<span>Cepetan bukain dong</span>”
terdengar suara itu kembali. Setelah kami berpakaian, aku membuka pintu dan
disana sudah menunggu teman-teman yang sudah kembali dari Br***.
“<span>Lama amat sih, ngapain aja sih kalian ?</span>” Tanya Rian
sang bendahara kelompok. “Sorry aku semalam ngeronda baru tidur tadi jam 5
pagi” jawabku berbohong. Hampir saja kami ketahuan dan sialnya Mr.P-ku terus
tegang minta pelampiasan. “<span>Mic kamu dicariin pak Kades mulai dari
kemarin</span>” Dengan sedikit dongkol aku menuju ke kamar mandi untuk
mandi (Ya iyalah masa mau makan) dan setelah itu aku segera menuju ke rumah pak
Kades. Sesampainya aku dirumah Pak Kades Aku mengetuk pintu tetapi tidak ada
yang menjawab aku kemudian memberanikan diri untuk membuka pintu depan rumah
Pak Kades. Terkejut aku ketika mengetahui bahwa pintu depan rumah nggak
dikunci. Aku masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sederhana tersebut. Samar
– samara aku mendengar suara Pak Kades. Suara tersebut begitu halus bahkan
terkesan mendesah tertahan. Aku makin masuk kedalam rumah Pak kades untuk
menemukan asal suara tersebut. Dan sampailah aku disebuah kamar yang tertutup
sebagian pintunya. “<span>Aaaaahhh….. Enak…… Pintar benar si mbak ini….
Aaaaahh….</span>” Terdengar suar pak Kades dari balik pintu tersebut. Aku
memberanikan diri untuk mengintip dari calah pintu yang tidak tertutup. Aku
melihat seorang wanita sedang asyik mengulum Mr.P Pak Kades, Wanita tersebut
adalah Julia seorang sekretaris dari kelompok sebelah. “<span>Ooooohh……
terus sayang…… Aaaaahhh….. enak banget……Uuuuuhhh…..</span>” erang pak
Kades kembali. Dasar bandot tua gumamku dalam hati. Tetapi ada sesuatu yang
membuatku lebih terkejut lagi. Dari arah yang tertutup sebuah lemari keluarlah
Herry Ketua kelompok sebelah yang juga satu jurusan denganku. Dengan keadaan
yang sudah telanjang bulat menghampiri Julia dan Pak Kades. Tak lama kemudian
muncul juga seorang laki-laki yang juga sudah telanjang bulat menhampiri mereka
bertiga. Laki – laki itu adalah Andra Ketua kelompokku. “Ada apa sebenarnya,
kenapa para ketua kelompok berkumpul disini” tanyaku dalam batin. Herry dan
Andra menempatkan diri mereka disebelah kanan dan kiri Julia. Julia kemudian
melepas Mr.P Pak Kades dan mulai mengulum Mr.P Andra dan tak berapa lama
gantian Mr.P Herry yang dikulum. Aku melihat ketiga orang itu mendesah
merasakan kenikmatan. Memang dari kabar yang aku dengar bahwa Julia adalah
bispak di kampusku. Walaupun dia sudah punya suami tapi sering cari cowok
diluar untuk memuaskan nafsunya yang katanya sangat tinggi. Pak Kadespun ngggak
tahan lagi, ditunggingkannya badan Julia dan dimasukkan Mr.Pnya kedalam Miss.V
Julia sementara mulut Julia sedang mengulum Mr.P Andra dan tangan kanannya
sedang mengocok Mr.P Herry. “<span>Aaaaahhh….. enak banget Miss.V si mbak
ini, empotannya kerasa banget. Ooooohhh…..</span>”Seru Pak Kades.
“<span>Bener Pak, emutannya juga nggak kalah enaknya
Aaaahhh……</span>” erang Andra kemudian.
“<span>Mmmmhhh….Hmmmmm….</span>” Julia hanya bisa mendesah tertahan
karena mulutnya yang tersumpal Mr.P Andra. Aku yang melihat hal itu mulai terangsang
kembali. Tetapi aku nggak mau ambil resiko onani di situ soalnya bisa-bisa
ketahuan mereka. Aku hanya bisa melihat apa yang mereka lakukan terhadap tubuh
Julia. Sekarang tampak Andra , menggantikan posisi Pak Kades untuk menggenjot
Miss.V Julia sedangkan Herry menggantikan posisi andra untuk memasukan Mr.Pnya
kedalam mulut Julia sedangkan Mr.P Pak Kades hanya puas dikocok oleh tangan
Julia. “<span>Ooooohhhh….. benar-benar nikmat Miss.V mu Julia.
Aaaaahhhh……</span>” Erang Andra. Dan tak lama kemudian rotasi terjadi
lagi. Kini Herry yang menggenjot Miss.V Lina dengan ganas. Mulut Julia mengulum
Mr.P Pak Kades dan Andra secara bersamaan. “<span>Aaaahhh….. Yeeeahh…..
Take it bitch. Take my Cock…… Uuuuuhhhh….</span>”Teriak Herry. Mereka
terus menggilir Miss.V Julia untuk memuaskan nafsu mereka, sampai akhirnya.
“<span>Aaaaaahhhhh….. Aaaahhh…. Aku keluar…..</span>” Erang Andra
“<span>Yeeeahhh…. Aku juga….. Aaaaahhh…..</span>” Erang herry
kemudian “<span>Bapak juga keluar Aaaaahhhh……</span>” Erang pak
Kades nggak mau ketinggalan. Crooot…. Croooott….. Croooot….. Sperma ketiga
laki-laki itu berhamburan diwajah Julia. Wajah Julia tampak mengkilap. Julia
pun kembali melumat ketiga Mr.P pria tersebut untu membersihkan Mr.P mereka
dari sisa-sisa orgasme. Setelah itu Julia tampak membersihkan tumpahan spertma
dimukanya dengan tangannya yang kemudiang ditelannya sperma yang ada si
tangannya. Benar-benar Sebuah pemandangan yang baru buatku. Aku nggak pernah
menyangka ada cewek yang begitu liarnya. Setelah mereka selesai melampiaskan
nafsu mereka aku langsung meninggalkan rumah Pak kades . Aku nggak jadi
ngelapor karena aku rasa saatnya kurang tepat.
**************************************************
**********************
Aku melangkahkan kakiku
tanpa tujuan. Mau kembali ke base camp rasanya malas pasti nanti disana mereka
pada ribut minta dibuatin mie. Padahal mereka kan bisa buat sendiri. Akhirnya
aku sampai disebuah Aliran sungai yang tenang. Aku mulai berpikir kok Pak Kades
bisa – bisanya ngelakuin itu. Padahal Ibu Kades orangnya nggak jelek-jelek
amat. Bahkan untuk ukuran orang desa ibu Kades sangat cantik, sexy dan
menggairahkan. Ketika aku sedang membayangkan hal tersebut aku melihat seorang
wanita yang sedang mandi disungai di bawah kolong suatu jembatan (Oya orang –
orang desa disana masih banyak yang mandi di sungai hanya beberapa dari mereka
yang memiliki WC). Aku makin menajamkan mataku kearah sosok yang sedang mandi
tersebut. Dari tempatku memang sangat menguntungkan untuk mengintip. Wow
panjang umur nih cewek. Baru aja aku memikirkan dia, nggak tau-nya malah ketemu
disini. Memang benar cewek yang sedang mandi itu adalah ibu Kades. Yang
beberapa menit lalu sedang aku pikirkan. Aku memberanikan diri untuk mengintip
lebih dekat lagi kearahya tetapi sialnya aku salah mengambil pijakan sehingga
aku terpeleset dan jatuh tercebur ke dalam sungai. “Byuuuurrr………!!!!!” Ibu
Kades yang tadinya santai mandi di sungai kontan aja kaget mendengar suara yang
cukup keras. Aku kembali berdiri dan cengar-cengir keareah Ibu Kades yang
sedang menutupi dada dan Miss.Vnya dengan tangan. Aku berpikir pasti bakalan
digampar. Berani-berani orang luar ngeliat tubuh Ibu Kades. Tetapi prasangkaku
itu salah. Tampak Ibu Kades malah tersenyum dan tertawa kearahku. Dia
menurunkan tubuhnya hingga payudaranya tenggelam didalam air.
“<span>Sakit ya nak Michael lututnya</span>” Tanya ibu Kades.
“Iya , Bu. Maaf Bu saya
nggak bermaksud ngintipin Ibu” jawabku sambil meminta maaf karena sudah berbuat
sesuatu yang kurang ajar terhadapnya. “<span>Nggak apa-apa kok. Emangnya
Nak Michael mau ke mana ? Kok lewat sini</span>” “Nggak tau juga sih, Bu.
Saya hanya mau jalan-jalan mengenal daerah sini” jawabku sambil menuju kearah
jembatan tempat Ibu Kades mandi sebab untuk naik keatas hanya bisa lewat tangga
yang berada disebelah jembatan. Sesaat aku akan naik ke jembatan ada perasaan
yang mengganjalku tentang perbuatan Pak Kades yang baru saja aku lihat. “Bu,
Anu, Maaf kalau saya mau ikut campur urusan rumah tangga orang. Tetapi ada yang
mau saya tanyakan” “<span>Ada apa?</span>” “Anu, itu, Bu. Tadi saya
baru saja dari rumah Pak Kades mau lapor tentang ronda yang saya lakukan jumat
kemarin, tetapi…..” Ada perasaan ragu untuk melanjutkan cerita.
“<span>Kamu pasti lihat Bapak sedang Ngentot sama Mbak Julia kan?</span>”
“Eh, Ibu kok tau” “<span>Ya tau-lah mereka kan sudah mulai dari kemarin
sore</span>” Kaget juga aku mendengar perkaataan Ibu Kades. Bukan hanya
nggak mengira bahwa sudah dari kemarin sore tetapi juga ekspresi wajah Ibu
Kades yang tenang saat mengatakan hal tersebut. “Trus ibu nggak masalah ?”
“<span>Nggak. Ibu ngerti kalau bapak pingin ML ama Mbak
Julia</span>” “Kok bisa begitu, Bu” “<span>Ibu ini sebenarnya Istri
keduanya Bapak. Istri pertama Bapak sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Jadi
Ibu nggak punya hak ngelarang Bapak</span>” “Jadi kalau bapak main sama
wanita lain ibu nggak boleh cemburu” “<span>Ya begitulah</span>”
“Wah kasian ibu dong kalau begitu” “<span>Nggak juga. Soalnya kalau ibu
mau main sama laki-laki lain bapak juga nggak boleh cemburu</span>” Jelas
Ibu Kades sambil memegang tanganku dan ditarik kearah bawah jembatan. Aku yang
merasa ditarik oleh Ibu Kades diam saja, apalagi ketika telah berada dibawah
jembatan ibu Kades bediri sehingga terlihat payudaranya yang besar dan montok
sekaligus juga Miss.V-nya yang dihiasi oleh bulu-bulu yang cukup lebat membuat
Mr.P-ku mengeras, membuatku merasa nggak nyaman karena terjepit celana. Ibu
Kades yang tahu akan hal itu langsung membuka celanaku dam juga celana dalamku
untuk membebaskan Mr.P-ku. “<span>Wow besar juga ya punya nak Michael.
Lebih besar dari punya Bapak</span>” Puji Ibu Kades. Emang sih waktu aku
liat adegan tadi aku sedikit bangga karena ukuran Mr.P-ku lebih besar dari
ketiga pria yang ML sama Julia. Ibu Kades dengan tanpa malu mulai mnenjilati
Kepala Mr.P-ku. Jilatannya begitu lembut dan halus sehingga membuat aku makin
nggak bisa nahan kenikmatan dan mulai mendesah “Mmmmhhh…. Bu…. Enak, Bu…..”
“<span>Jangan panggil Ibu, dong. Panggil aja Nita. Sekarang kita bukan
lagi tamu dan ibu Kepala Desa, tetapi kita adalah seorang laki-laki dan
perempuan yang sama-sama membutuhkan kepuasan seksual. Dan aku rasa umur kita
nggak beda jauh</span>” begitulah Saran Nita. “Baik bu, eh, Nita. Tolong
lanjutkan lagi sayang” Pintaku karena kenikmatan yang aku rasakan sempat
tertunda. Nita kemudian melanjutkan jilatannya pada kepala Mr.P-ku. Sesaat
kemudian Nita mulai mengulum batang Mr.P-ku. “Uuuuhh… Ooooohhhh….. Aaaaahhh…..”
erangku kenikmatan. “Nita aku pingin Miss.V-mu sekarang sayang” Ibu Kades berdiri
dan giliranku berjongkok. Aku melihat Miss.V indahnya yang ditumbuhi oleh bulu
yang lebat, yang membuatku ingin segera menikmatinya. Aku cium Clitnya dan aku
gesek-gesek bibir Miss.V-nya dengan jari-jariku. Setelah puas aku ciumi itilnya
aku mulai sentil-sentil clitnya dengan lidahku dn kedua jariku telah masuk
kedalam Miss.V-nya sambil aku gerakkan keluar masuk Miss.V-nya. Aku rasakan
sudah banjir sekali Miss.V-nya. “<span>Ooooohhhh…… Uuuuhhh….Ssssshhhh…..
Enak banget sayang…. Kamu apakan Miss.V-ku Sayang…..
Aaaahhh….</span>”Erang Nita. Dan beberapa saat kemudian,
“<span>Ooooohhhhh…… Mmmmmhh….. Aku…. Keluar…. Aaaahhhh…..</span>”
Erang Ibu Kades menyambut orgasmenya yang pertama. Banyak sekali cairan yang
keluar dari Miss.V-nya samapai jari-jariku yang berada di dalam Miss.V-nya
sering terpeleset karena licin. “<span>Aaaahhh….. Kamu pintar banget deh
sayang. Sekarang masukin Mr.P-mu dong. Aku pingin ngerasain Mr.P- mu yang gede
nyodok-nyodok di dalam Miss.V-ku</span>” Aku tidak menunggu permohonan
kedua. Aku angkat tubuhnya dan aku dudukan di tepi pondasi jembatan tersebut
dan aku buka pahanya. Terlihat Miss.V-nya sudah sangat basah. Aku mulai
memasukan Mr.P-ku kedalam Miss.V-nya dan mulai aku gerakan maju mundur secara
perlahan dan makin kupercepat. “<span>Oooouuugghh…… Enak….. Nikmat
sayang…. Uuuuhhh…. Genjot terus sayang….. Iyaaaa…. Terus…..
Aaaahhh…..</span>” Erang Ibu Kades. Aku nggak menyangka kalau ibu
Kades-ku ini ternyata liar juga kalau ML. Dibalasnya sodokan Mr.P-ku dengan
memutar pinggulnya sehingga Mr.P-ku terasa seperti diremas-remas. “Oooohhh….
Nita….. Enak banget goyanganmu sayang. Aaaaahhh……” Erang ku yang merasakan
kenikmatan. Aku semakin mempercepat sodokanku dan beberapa saat kemudian,
“Nita…….. aku……… mau…….. keluar……” Rintihku setelah merasakan cairan yang
mengumpul diujung Mr.P-ku. “<span>Ooooohhh…… Aku….. Juga sayang……
Keluarin didalam aja. Aaaaahhh……</span>” dan akhirnya “Aaaaahhhhh……..”
Kami berteriak bersama-sama menyambut gelombang orgasme yang tidak dapat kami
bendung lagi. Crrroooott….. Crooott…. Crooott ….. Begitu banyak spermaku yang
meluncur kedalam Miss.V-nya. Tubuhku lemas dan menindih tubuh Nita. Setelah
istirahat sebentar kami merasa nafas kami mulai tertatur,mata kami saling
memandang kemudian kami sama-sama tertawa. “<span>Kamu ternyata hebat
juga ya, Mic. Aku sampe keluar dua kali. Selama ini kalau main sama bapak aku
jarang orgasme. Aku benar-benar puas banget</span>” Puji Ibu Kades.
Setelah Mr.P-ku mengecil keukuran semula, aku cabut mr.P-ku dari dalam Miss.Vnya.
Dan aku bergeser kearah samping kiri Ibu Kades. “Kamu juga hebat kok. Aku
merasa nafasku mau putus. Soalnya enak banget. Empotan miss.V-mu buat aku nggak
tahan. Kamu benar-benar liar” Balasku memuji. Setelah beberapa saat istirahat
akhirnya aku dan ibu Kades mandi bersama disungai. Setelah mandi aku pamit
terlebih dulu untuk kembali ke base camp untuk ganti baju karena baju dan
celanaku basah karena tercebur kesungai.
Sesampainya di base camp
aku bertemu Andra. Tampaknya dia juga baru pulang dari rumah Pak kades.
“<span>Hai Mic, kemana aja kamu. Dicariin pak Kades tuh</span>”
Sapa Andra kepadaku dengan raut muka yang cerah karena habis “ngegarap” Julia.
“Iya, sebentar lagi aku kesana” jawabku pura-pura nggak tau apa yang telah
terjadi di rumah Pak Kades. Setelah aku masuk kebase camp untuk berganti
pakaian, aku kembali menuju ke rumah Pak Kades. Sesampainya disana aku melihat
Julia baru keluar dari rumah Pak Kades. Setelah saling menyapa aku langsung
masuk kedalam rumah. Kedatanganku telah ditunggu oleh Bapak Kades.
“<span>Mari masuk Nak Michael, duduk sini</span>” Sapa Pak Kades
menyambut ku dan memepersilahkan aku duduk di depannya didalam sutau ruang tamu
yang cukup nyaman. Setelah duduk aku mulai melaporkan keadaan saat aku ronda
beberapa hari yang lalu sekaligus meminta maaf baru sekarang aku bisa melapor.
Pak Kades menerima permintaan maafku karena dia tau kesibukanku di base camp.
Ketika lagi enak-enaknya kami mengobrol, keluar Ibu Kades sambil memberi pesan
kepada suaminya ada telepon dari para perangkat desa. “<span>Maaf saya
tinggal dulu ya nak Michael</span>” pamit Pak Kades. Setelah Pak Kades
menghilang dibalik korden pembatas ruangan. Ibu Kades
menghampiriku.”<span>Silakan diminum nak Michael</span>” kata Ibu
Kades kepadaku Ya terima kasih Bu” jawabku sopan. “<span>Kalau kurang
silakan tambah sendiri. Tambah Susu juga boleh</span>” Jawabnya sambil
mengedipkan nakal matanya kearahku. Aku hanya senyum saja mendengar
perkataannya. Setelah menunggu beberapa saat tampak Pak Kades menemuiku lagi. “<span>Maaf
nak Michael Bapak harus ke Kota. Soalnya ada rapat Kades disana. Oya tadi Ibu
bilang kalau nak Michael ini mahasiswa Teknik Sipil. Jadi Bapak minta bantuan
keahliannya bisa tidak?</span>” Aku yang mendengar perkataan tentang
Teknik Sipil langsung semangat. Soalnya terus terang, selama aku KKN aku tidak
pernah menangani permasalahan yang sesuai dengan bidang pendidikanku. “Bisa
Pak, Apa yang bias saya Bantu?” tanyaku bersemangat. “<span>Itu… Ibu tadi
bilang kalau pompa air di belakang macet nggak mau keluar airnya. Bisa nggak
minta tolong dibenerin. Mungkin lubangnya tertutup Lumpur” jelas bapak
kades.</span> “Tenang aja Pak. Saya akan Bantu sebisa saya” balasku
meyakinkan. “<span>Kalau begitu Bapak pergi dulu dan terima kasih atas
kesediaannya untuk membantu</span>” “Iya Pak. Dan hati-hati dijalan”
Setelah Pak Kades pergi aku langsung masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju
kehalaman belakang dimanan pompa air itu berada. Tapi ketika aku coba untuk
memompa air, pompa tersebut bekerja sangat baik. “Apanya yang nggak keluar.
Pompanya normal” Kataku heran. “<span>Bukan pompa yang itu yang kesumbat
nak Michael</span>” terdengar suara dari belakangku. Aku menoleh mencari
suara tersebut dan ternyata suara tersebut berasal dari Ibu Kades. “Trus yang
mana, Bu” “<span>Ini yang kesumbat</span>” jawab Ibu Kades sambil
menunjukan jarinya kearah Miss.Vnya “<span>Bisa tolong disodok nggak biar
bisa keluar airnya</span>” Aku pun mulai paham bahwa masalah pompa yang
kesumbat itu hanya akal-akal dari Ibu Kades agar aku bisa berlama-lama
dirumahnya. Dan yang pasti agar kami bisa bermesraan didalam rumah. Aku
tersenyum kearahnya, “Nakal ya, sudah pintar bohong” kataku.
“<span>Biarin. Soalnya aku ketagihan ML sama kamu sih</span>” jawab
Ibu Kades kepadaku sambil mendekat ketubuhku. “Kalau bapak pulang gimana?”
“<span>Bapak pulangnya malam. Jadi kita punya bayak waktu bersama sayang
. Aku mau ML sama kamu sampai nanti makan malam</span>” Jawabnya.
Kemudian kami sudah saling berciuman dengan penuh nafsu. Aku yang sudah mengerti
keinginannya langsung meremas payudaranya yang besar. Ibu Kades mendesah-desah
nikmat. Tangannya nggak tinggal diam. Tangan kanannya mulai meremas-remas
Mr,P-ku dari balik celana panjangku.sedangkan tangan kirinya memegang kepalaku
agar ciuman kami makin panas. Aku makin melilitkan lidahku kedalam mulut Ibu
Kades yang juga mencoba melilitkan lidahnya pada lidahku. Lidah kami sudah
seperti seekor ular yang bertarung. Saling melilit didalam mulut kami.
“<span>Mmmmuuuuaaccchh……. Bawa aku kekamar sekarang sayang</span>”
Pinta Ibu Kades begitu melepas ciuman kami. Aku langsung menggandeng tangannya
dan membawa kekamar tempat tadi Pak Kades main dengan Julia. Aku tarik
tangannya dan dengan sedikit dorongan ketubuhnya sehingga tubuh Ibu Kades
sedikit terlempar ke atas pembaringan. Aku langsung melepas kaos-ku yang
kemudian disusul oleh lepasnya celana panjang serta celana dalam-ku sehingga
kini aku sudah dalam keadaan telanjang siap tempur. Mr.P-ku yang terbuka bebas
langsung memperlihatkan kegagahannya dengan mengacung tegak dan keras dihadapan
Ibu kades. Melihat aku sudah telanjang bulat Ibu Kades juga melakukan hal yang
sama. Dia mulai membuka seluruh pakaiannya dengan begitu lembut dan erotis
semakin membuat Mr.P-ku makin tegak dan keras. Setelah tubuh telanjang Ibu Kades
telah tersaji dihadapanku, aku memeluknya dan mulai mencumbui wajahnya.
Bibirnya menjadi sasaran favoritku. Setelah dari wajah ciumanku menuju ke
telinganya. Aku ciumi balik telinganya dan kemudian aku aku kulum daun
telinganya. “<span>Aaaahhh….. Geli sayang Uuuuuhhhh….</span>” Desah
Ibu Kades. Setelah aku puas bermain di telinga Ibu Kades aku beralih ke
payudaranya yang besar. Aku remas-remas payudara sebelah kirinya sedangkan yang
sebelah kanan aku kulum dengan sesekali aku sentil – sentil putingnya dengan
lidahku. “<span>Uuuuuhhhh……. Enak…… Gigit putingku sayang. Oooooohhhh…..
Aaaaahhhh….</span>” Erang Ibu Kades kembali. Aku yang mendengar
desahannya menjadi tak dapat mengendalikan nafsuku. Setelah puas mempermainkan
payudaranya aku beralih ke tubuh bagian bawahnya dan terus turun sampai aku
menemukan sebuah lembah yang sangat indah yang membuatku tak tahan untuk segera
menjilatinya. Aku mulai memainkan lidahku pada belahan Miss.V-nya.
“<span>Uuuuhhh….. Enak Sayang. Aaaaahhh…..</span>” desah Ibu Kades.
Aku yang ingin mengetahui lebih dalam Miss.V Iku Kades memsaukan 2 jariku
kedalam Miss.V-nya. Dan tidak lama setelah jariku masuk kedalam Miss.V-nya Ibu
Kades langsung mendapatkan Orgasmenya yang pertama. “<span>Wow…. Kamu
benar-benar hebat sayang. Hanya dengan lidah dan jari kamu bisa buat aku
orgasme</span>” Puji Ibu Kades. “<span>Sekarang giliran kamu yang
aku layani</span>”. Ibu Kades dengan sekuat tenaga membanting tubuhku
kesebalah kiri badannya dan langsung menggenggam Mr.P-ku yang sudah tegak dan keras
siap melakukan tugasnya. “<span>Aku nggak pernah bosan ngeliat Mr.P-mu
sayang. Mr.P-mu benar-benar membuat aku ketagihan ML sama kamu</span>”
Kata Ibu Kades sebalum mulai menglum kepala Mr.P-ku. Dikulumnya Kepala Mr.P-ku
dengan sangat pelan dan seerotis mungkin. Setelah kurang lebih 5 menit Ibu
Kades akhirnya mengeluarkan Mr.P-ku dari mulutnya. “<span>Aku
menginginkan kamu sekarang.</span>” Kata Ibu Kades sambil menuntun
Mr.P-ku kedalam Miss.V miliknya. Ketika Mr. P-ku mulai memasuki Miss.V Ibu
Kades, tiba – tiba……. “<span>Bu.... bumbu masaknya disimpan
dimana?</span>” seorang perempuan bertanya yang tak lain adalah Ratna
menantu Ibu Kades dan langsung masuk kedalam kamar.
Ketika dia melihat posisi
kami yang akan melakukan ML dia hanya terbengong, tak mampu berkata-kata.
“<span>Rina…. Kamu tuh ngagetin aja deh</span>” sahut Ibu Kades
tanpa melepas genggaman tangannya dari Mr.P-ku. “<span>Maaf Ibu saya
nggak tau kalau…..</span>” “<span>Sudah nggak apa-apa. Coba kamu
kesini deh</span>” kata Ibu Kades memotong apa yang mau dikatakan
menantunya. Ratna mengikuti perintah mertuanya itu untuk mendekat kearah kami.
”<span>Kamu juga pingin Rin? Kalau mau Ibu ngalah aja dulu biar kamu main
sama Michael dulu</span>” tawar Ibu Kades kepada Menantunya tersebut.
“<span>Tapi Bu, Saya…..</span>” kata Ratna ragu.
“<span>Sudahlah nggak perlu khawatir. Bapak pulangnya masih nanti sore.
Lagian Tarno (suami Rina) juga ggak pernah bisa muasin kamu kan, ditambah lagi
kamu sering ditinggal keluar kota. Apa kamu nggak pingin ngerasain orgasme
seperti yang kamu inginkan?</span>” Jelas Ibu Kades. Aku yang mendengar
hal itu langsung terkejut. Gila masak menantunya diajak selingkuh juga.
“<span>Gimana Michael kamu mau kan ngelayani menantuku
sekalian?</span>” Tanya Ibu Kades kepadaku “Saya sih mau-mau aja Bu. Tapi
saya belum berpengalaman saya takut saya nggak bisa melayani mbak Ratna dengan
baik” “<span>Kamu jangan merendah gitu dong. Nah,.. Ratna, sekarang buka
baju kamu semuanya</span>” Ratna mengikuti apa yang dikatakan mertuanya
tersebut. Ratna melepaskan satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Aku
yang melihat Ratna mulai melepas pakaiannya langsung menelan ludah. Tubuh Rina
begitu indah dengan payudara yang lumayan besar serta lekuk-lekuk tubuh yang
menggairahkan membuat setiap laki-laki pasti menginginkan mencicipi menantu Ibu
Kades ini. Secara perlahan Ratna mendekat ke arahku, “<span>Mohon
petunjuknya ya Mas Michael. Maklum saya orang kampung kurang pengalaman dalam
hal beginian</span>” “Iya mbak Ratna. Saya juga mohon petunjuknya”
balasku. Aku langsung mencium bibir ranumnya. Rasanya beda banget. Bibirnya
lebih lembut dari semua wanita yang pernah aku cium. Ratna kemudian membalas
ciumanku dengan memasukan lidahnya kedalam mulutku yang aku sambut dengan penuh
nafsu. Aku rebahkan tubuhnya disamping mertuanya dan aku buka kedua pahanya,
sehingga terlihatlah belahan Miss.V-nya yang indah yang ditumbuhi oleh
bulu-bulu yang tertata rapi. Tanpa membuang-buang waktu aku jilati Miss.V-nya.
“<span>Aaaahhh…. Mas enak banget. Oooohhhh….. diapain sih Miss.V-ku kok
bias enak gini. Uuuuuhhh……</span>” jerit Rina merasakan kenikmatan. Ibu
Kades juga nggak tinggal diam. Dia membantuku meremas kedua payudara Ratna
sehingga jeritan Ratna makin membahana didalam kamr itu. Untung rumah ini kedap
suara. Jadi suara apapun yang ada didalam rumah itu tidak akan terdengar
keluar. Aku mencoba mamsukan jari tengahku kedalam Miss.V Ratna yang semakin
membuatnya bergerinjang ke kanan dan kekiri. “<span>Uuuuuhhhhh…… mas…….
Masukin Mr.P-nya dong…… Ratna….. Pingin banget…… dientot ama Mr.P-nya mas
Michael….Aaaaahhhh….</span>” Aku yang mau memposisikan Mr.P-ku ke Miss.V
Ratna langsung dicegah oleh Ibu Kades. “<span>Tunggu dulu Michael. Kalau
mau ngentot menantuku kamu harus pake pelindung. Saya nggak mau kalau nanati
sampai menantuku hamil. Ntar orang-orang curiga</span>” Kata Ibu Kades.
“Tapi Bu, saya nggak punya kondom nih. Gimana dong?” “<span>Tenang saya
punya kok. Sini biar Ibu Pasangkan.</span>” Ibu Kades lalu beralih ke
sebuah meja rias yang ada di kamar tersebut dan mengambil sebuah bungkus
Kondom. Ia pun merobek dan mengambil isinya dan segera dipasangkannya ke
Mr.P-ku dengan menggunakan mulutnya. “Aaaaahhhh…..” aku megerang merasakan
sensasi pemasangan kondom tersebut. Setelah dirasa sudah Pas maka ditunutunya
Mr.P-ku kea rah Miss.V Ratna. Aku memposisikan Mr.P-ku tepat berada didepan
Liang Miss.V Ratna dan seara perlahan-lahan mulai kumasukan Mr.P-ku kedalam
Miss.V-nya. “Oooohhh….. sempit banget punyamu Ratna“ “<span>Uuuuhhhh…..
bukanya Miss.V Ratna yang sempit mas, tapi punya mas yang kebesaran buat Miss.V
Ratna. Aaaaahhhhh……</span>” Dengan sekuat tenaga aku masukan Mr.P-ku
kedalam Miss.V Ratna. “<span>Aaaahhhh….. pelan-pelan mas.
Sakit……</span>” Aku tidak langsung menggerakkan pantatku, aku menciumi
bibir Ratna kemudian dahinya dan merambat ke pipi, telinga, dagu dan tegkuknya.
Aku berusaha agar Ratna tidak lagi merasakan sakit. “<span>Mas sekarang
digoyang dong Mr.P-nya. Udah nggak sakit kok</span>” Pinta Ratna. Aku
turuti permintaanya untuk menggerakkan Mr.P-ku keluar masuk Misss.V-nya.
Sedikit kesulitan saat aku akan menggerakan Mr.P-ku untuk memompa Miss.V-nya
serasa Mr.P-ku dicengkeram dengan erat oleh dinding-dinding Miss.V-nya.
“<span>Uuuuhhhhh… Oooohhhh…. Mas entotin Ratna terus mas, Ohhhh….. Lebih
keras. Aaaaahhhh……</span>” teriak Ratna merasakan kenikmatan yang belum
pernah diarasakan bersama suaminya. Sekitar 5 menit kemudian aku merasakan
bahwa Mr.P-ku menjadi lebih licin. Ternyata Ratna telah mencapai orgasme
pertamanya. “<span>Maaf mas aku keluar duluan habis nggak kuat enaknya
sih</span>” “Nggak apa-apa kok. Tapi kalau mau keluar ngomong ya, biar
aku bisa menyesuaikan” “<span>Iya mas. Sekarang giliran mas yang Ratna
puasin ya</span>” Tubuhku aku balik sehingga kini Rina berada diatas tubuhku
dan Rina juga memutar tubuhnya tanpa melepas Mr.P-ku dari dalam Miss.V-nya.
Sebuah sensasi yang luar biasa merasakan bagaimana Mr.P-ku merasa seperti
dipelintir oleh Miss.Vnya. Kini posisi Ratna Berada diatas sambil
membelakangiku. Aku dapat melihat pantatnya yang montok dan lekukan tubuhnya
dengan lebih jelas. Ratna mulai menaik turunkan tubuhnya dengan lembut.
“Mmmmhh….. Ohhhhh…. Yeeeahh… Enak banget mbak. Terus mbak. Oooohhhh….” Erangku
mulai merasakan kenikmatan. Ibu Kades yang dari tadi hanya menonton langsung
menghampiri kami berdua. Dia memposisikan Miss.Vnya di depan wajahku. Aku yang
tau apa yang dia inginkan langsung menjilati Miss.Vnya dengan bernafsu. Kadang
aku jilat Miss.V dan clit-nya , kadang aku masukan lidahku kedalam Miss.Vnya,
kadang juga aku masukan jari-jariku kiedalam Miss. V-nya, sehingga menbuat Ibu
Kades ikut menjerit dan mendesah seperti menantunya.
“<span>Oooohhhh…..
terus mas, Uuuuuhhhh…… enak banget</span>” erang Ratna
“<span>Mmmmhhhhh…… Ssshhhh…..Iya enak banget deh. Nggak Cuma Mr.P, tapi
jilatan lidahnya enak juga. Aaaaahhhhh…..</span>” sahut Ibu Kades . Dan
seklitar 10 menit kemudian aku merasa nggak mampu lagi membendung gelombang
orgasme ku dan akhirnya, “Aaaaahhhh….. Aku….. Keluaaaarrr…..Aaaaahhh…..”
erangku menumpahkan semua gelombang kepuasankepada kedua wanita diatasku.
Crrrooott…..Crrooottt…. Croott….. Aku merasa ada cairan yang keluar dari dalam
Miss.V Ratna dan Ibu Kades. Ternyata mereka menyampai puncak bersamaan. Aku
benar-benar tak menduga bias perkasa seprti ini. Setelah pertarungan yang
melelahkan tersebut kami bertiga berbaring bersama dengan telanjang bulat.
Sekitar pukul 15.00 WIB Ratna memakai pakaiannya kembali dan pamit ke dapur
untuk memasak makanan untuk makan malam kelompok KKN-ku (Oya untuk makan tiap
hari kami memang disediakan oleh keluarga Pak Kades). Ibu Kades mempersilahkan
Ratna untuk kembali ke dapur. Sementara itu Ibu Kades meminta kepadaku untuk
melanjutkan apa yag tertunda atas kedatangan Ratna tadi. Dengan tenaga yang
tersisa akhirnya kulayani juga nafsu Ibu Kadesku itu. Dan pertempuran itu
memakn waktu kurang lebih 2 jam. Setelah itu aku pamit pulang untuk mandi dan
siap-siap untuk makan malam. Aku kembali ke base camp dengan wajah yang kusut,
capek tapi bahagia karena aku ternyata bisa memuaskan dua orang wanita
sekaligus. Saat makan malam tiba aku dating sedikit etrlamabat dikarenakan aku
ketiduran akibat kecapekan. Sesampainya di rumah Pak Kades aku melihat
teman-temanku sudah makan dan tidak menyisakan lauk pauk untukku. “Sialan juga nih
anak-anak. Masa aku cuma dikasih nasi sama sambal doang. Dasar kalau udah makan
jiwa kulinya keluar” pikirku dalam hati. Tetapi ketika aku mau mengambil nasi,
aku melihat Ratna menghampiriku. “<span>Mas makan malam mas sudah
disediakan dibelakang. Langsung aja ke dapur</span>” kata Ratna kepadaku
sambil mengedipkan matanya. “O Iya mbak, terima kasih” jawabku. Aku langsung
menuju ke dapur yang letaknya besebalahan dengan rumah induk. Dapurnya memang
terpisah dengan rumah induk. DAlam perjalanan aku menanyakan apakah Pak Kades
sudah pulang kepada Ratna. “Bapak tadi telepon kalau pulangnya nanti malam jadi
nggak bisa nemenin mas dan teman-teman makan malam” jawab Ratna. Sesampainya di
dapur akyu disambut oleh Ibu Kades dengan senyuman yang sedikit agak nakal.
Setelah aku masuk ke dapur, aku mendengar suara pintu dapur ditutup dan
dikunci. “<span>mari sini Michael makan malam dulu Ibu sudah sediain
special buat kamu</span>” Aku mendekati meja yang ada di dapur tempat
makan malamku tersedia dan aku terkejut bukan main. Menu yang diberikan
benar-benar nikmat beda sengan apa yang dimakan oleh teman-temanku tadi. “Bener
nih makanan buat saya?” Tanya saya ragu. “<span>Iya mas ini emang buat
mas. Kami spesial membuatnya buat mas</span>” “Wah….. terima kasih”
balasku. Aku tanpa ragu melahap makanan yang ada di depanku. Dan beberapa saat
kemudian tanpa aku sadari ternyata Ibu Kades dan Ratna sudah ada di sampingku.
“<span>Gimana Michael enak nggak makanannya</span>” “Enak banget
Bu” “<span>Eh, Michael kami boleh ikutan makan nggak?</span>” Tanya
Ibu Kades kepadaku. “Tapi Bu, nasinya kan Cuma satu?” tanyaku heran karena
memang nasi yang disediakan Cuma buat aku. “<span>Kami nggak mau makan nasi
kok</span>” “Maksudnya?” tanyaku semakin bingung “<span>Kami cuma
ingin makan Mr.P-mu aja kok</span>” jawab Ratna yang langsung jongkok dan
mulai melepas celana yang aku pakai. Aku kaget bukan kepalang atas perlakuan
kedua wanita ini. Sehingga dengan posisi duduk dikursi aku makan nasiku
sementara dibawah Ibu Kades dan manantunya sedang asyik menikmati Mr.P-ku. Dan
lucunya lagi begitu aku selesai makan aku nggak kuat menahan ejakulasi sehingga
muncratlah spermaku ke wajah mereka berdua. Benar-benar makan malam yang nggak
akan terlupakan