Jumat, 06 April 2012


[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 1 : ML Pertama

oleh Irul Medan pada 12 November 2010 jam 6:20
Telah lama aku ingin sekali berbagi cerita dengan para SMers sekalian. Tetapi aku bukanlah orang yang gampang mengungkapkan cerita – cerita seru. Tulisan ini aku tulis dengan keberanian yang telah aku kumpulkan selama ini. Cerita ini sdikit panjang atau mungkin terlalu panjang Mohon maaf sebelumnya bila tulisanku ini kurang berkenan terhadap Bro & Sis sekalian.

Sebelumnya aku ingin memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Namaku Michael (Bukan nama sebenarnya), untuk gambaran aja aku mempunyai tinggi 188 cm dengan berat badan 80 Kg, Wajahku sih biasa aja nggak terlau tampan juga nggak terlalu jelek. Aku Kuliah di sebuah universitas swasta di Surabaya.

Hal ini terjadi sekitar pertengahan bulan Januari 2010. Pada saat itu kampusku sedang mengadakan acara KKN (Kuliah Kerja Nyata) 2 minggu ke desa WW Kabupaten Pr*********, Jatim. Waktu itu aku berangkat bersama dengan 51 orang mahasiswa lainnya yang dibagi dalam 2 kelompok. Kelompok ku sendiri berjumlah 26 orang (termasuk aku) yang terdiri 13 orang cowok dan 13 orang cewek (entah gimana pembagiannya bisa pas jumlahnya). Di dalam kelompokku ada seorang cewek yang sangat menyenangkan sebut aja namanya Lina(Bukan nama sebenarnya). Dia punya body yang bisa buat semua laki – laki berhayal untuk tidur dengannya. Dia cantik, putih mulus, payudara ukuran 36c(aku tahu waktu dia bilang sendiri ke aku). Ditambah lagi dia suka sekali bercanda ke hal – hal yang berbau sex.

Sesampainya di tempat KKN kami mulai berbenah untuk menyiapkan tempat kita menginap. Oya untuk sekedar informasi kita tidur satu kelompok campur antara cewek & cowok yaitu di ruang tamu rumah dari mantan bapak Kades di desa tersebut. Dihalaman rumah tersebut terdapat sebuah gubuk kecil berukuran 4 X 4 meter yang diperuntukkan untuk orang yang mungkin ingin menginap ketika sudah lewat malam.

Awalnya aku nggak merasakan apa – apa padanya. Tetapi ketika malam hari, ketika dia selesai mandi, aku dan semua anggota kelompok cowok yang lain dikejutkan dengan penampilan Lina yang sangat menggoda. Dia pakai kaos tanpa lengan ketat dengan lubang leher yang agak besar dan celana pendek yang benar – benar pendek sehingga mengekspos setiap lakuk tubuhnya beserta paha dan payudaranya. Yang lebih gila lagi dia nggak pake bra, panas katanya. Malam itu aku langsung nggak bisa tidur, terus kebayang – bayang tubuh Lina yang merangsang tersebut. Dan bukan hanya malam itu saja malam – malam berikutnya juga aku dibuat nggak bias tidur dengan tingkah lakunya.

Hari ketiga pada malam hari ketika aku mulai bisa menutup mata karena kecapekan yang disebabkan aku harus mengurus divisi-ku yaitu divisi produksi, mulai dari beli bahan makanan, memasak, dsb aku mendengar sebuah mobil memasuki are base camp kami. Setahuku nggak ada anggota kelompok yang bawa mobil ----karena memang dilarang oleh universitas----aku langsung terbangun dan berusaha melihat siapa datang. Tampak dua orang laki – laki turun dari mobil dan mereka membawa sebuah dos, menaruh di teras rumah yang kemudian meninggalkannya. Tampak dibelakang mobil tersebut ada temanku sedang bawa motor kemudian menemui dua orang tersebut lalu memberinya uang. Setelah itu kedua orang tersebut pergi meninggalkan halaman base camp kami. Aku yang merasa janggal dengan tingkah laku temanku itu pun keluar dan bertanya kepada mereka. “Bro dos apaan tuh?” tanyaku datar karena udah ngantuk. “ Ini minuman Vitamin bro buat begadang.” Jawab temanku yang bernama Aji. Aku makin heran dan nggak percaya langsung aku buka dosnya dan ternyata isinya adalah botol – botol minuman keras. Merasa takut kalau aku bakalan ngelaporin mereka ke kepala desa aji pun berusaha ngebujuk aku “Bro jangan bilang siapa siapa ya ini juga anak – anak yang nyuruh.”. Setelah itu keluar beberapa orang dari ruang tamu mereka adalah Ronald, rosa, anjar dan yang membuatku heran adalah Lina soalnya aku kira dia udah tidur tadi. “ Wah pesenan udah dating nih” kata Ronald. “Bro kalian emang mau mabuk – mabukan ya?” tanyaku. “ Iya nih Mik jangan bilang ke warga ya kalo soal kelompok mereka ngijinin kok.” Sahut Lina. Aku hanya bisa kaget dan membiarkan mereka mengambil botol – botol tersebut dan meminumnya. “Eh mendingan kalian masuk gubuk aja deh dari pada nanti ketahuan warga disini aku mau tidur” saranku. Aku udah nggak peduli lagi dengan mereka.

Hari – hari pun berlalu seperti biasa, Sibuk, sibuk, dan sibuk. Sampai akhirnya pada hari ke-4 hari itu adalah malam juma’t kliwon. Tidak seperti biasanya entah kenapa aku nggak bisa menutup mata sama sekali. Akhirnya aku keluar dari ruang tamu yang menjadi ruang tidur kami. Aku duduk disebuah sofa di depan ruang tamu dan mencoba untuk tidur. “Dingin banget sih malem ini”. Gumamku dalam hati. Baru beberapa saat aku mulai menutup mata, aku merasa ada seseorang yang menggoyang – goyangkan pundakku. Aku pun langsung bangun seketika. Aku lihat Lina berdiri di sampingku. “Mik tolong anterin aku WC dong, aku takut nih” pinta Lina. Dari mulutnya tercium bau alkohol yang kuat. “Ayo deh”. Aku pegang tanganya menuntunnya ke WC. Waktu itu aku nggak mikir apa – apa hanya rasa kasian dan tangung jawab, soalnya malam sebelumnya di tempat kelompok yang satunya ada 3 orang yang kesurupan, jadi mungkin karena itu dia takut ke WC sendirian. Letak WCnya berada di pojok bagian dalam rumah induk. Untuk menuju ke WC itu kita harus melewati dapur dan tempat cuci yang memiliki dua lapis pintu.

Setelah mengantar sampai di WC aku lalu kembali ke dapur. Tetapi baru aku mau beranjak ke Dapur Lina berteriak “Mik jangan ditinggal dong, takut nih”. “Nggak kok aku nggak ninggalin kamu. Aku nunggu kamu di dapur.” Jawabku. “Nggak ! Kamu tunggu di situ aja biar aku bias liat kamu.” Minta Lina. “Gila lu. Aku nih cowok masa aku disuruh tunggu disini”. “Pokonya kamu harus tunggu disitu, Kalo nggak aku nangis loh” Ya sudah terpaksa aku nungguin dia di depam pintu WC. Lina yang udah kebelet kencing pun akhirnya mulai melepas celenanya yang super pendek. Aku pun dibuat terkejut dengan apa yang dia lakukan. Dia nggak malu untuk melepas celananya didepan cowok yang bukan pacarnya selain itu juga ternyata dia nggap pake CD sehingga ketika ia menurunkan celananya terpampanglah bongkahan pantatnya yang montok (Karena dalam posisi membelakangiku), bongkahan pantat yang seakan menghipnotis setiap laki – laki untuk meremasnya. Dan ketika dia naik ke toilet dan berjongkok (WC disana adanya WC Jongkok ) dia harus memutar kearah sebaliknya, sehingga aku dapat melihat Miss V nya. Ini pertama kalinya aku melihat miss V beneran. Selama ini aku hanya melihat Miss V melalu film – film bokep yang aku koleksi. Miss V nya begitu indah, sebuah Miss V yang polos karena dia rajin membersihkan bulu-bulu kelaminnya. Dan pada Miss V tersebut terdapat sebuah gundukan sebesar kacang polong mungkin itu yang orang sebut clit. Dari belahan Miss V itu aku melihat sebuah air terjun meluncur keluar dari miss V-nya. Aku yang melihat hal itu secara langsung langsung horny. Mr.P ku langsung berdiri tegak tinggi, keras seperti tugu pahlawan. 

Setelah menyelesaikan bisnisnya dia pun turun dari tempat toilet tetapi tidak segera memasang celananya. Kayaknya dia sengaja membuat aku tambah horny. Sepertinya dia sengaja melakukan itu dan keika dia akan mengambil air dia pun sengaja menunggingkan badannya, sehimgga aku dapat melihat pantat dan Miss V -nya. Setelah itu dia memanedangku dengan mata sayu yang menunjukan dia juga udah horny banget. Aku yang dipandangi seperti itu pun mulai kebingungan soalnya ini pertama kalinya aku melihat pemandangan seperti itu.

Dia pun berjalan mendekatiku dengan bagian bawahnya terbuka bebas. Setelah itu dia menarik tanganku untuk lebih masuk kedalam kamar mandi. “Mik, kamu udah pernah ML ama cewek belum?” Tanya Lina. “Belum pernah.” Jawabku singkat “Bohong, Masa belum pernah.” “Jangankan ML, punya pacar aja belum.” “Emang kenapa belum punya pacar?” Tanya Lina kembali dengan tangan kanannya mulai meraba – raba jagoku dari luar celana pendekku. “Masih belum ada yang cocok.” Jawabku berusaha meredam nafsuku sendiri. “Jadi aku boleh dong daftar jadi kandidat pacarmu” katanya sambil mulai mencium bibirku. Aku yang diserang mendadakpun agak sedikit kelabakan soalnya ini adalah first kissku (mungkin kalian nggak percaya ada cowok yang berumur 23 tahun tapi belum pernah dicium cewek sama sekali, tapi itulah diriku). Tapi lama – lama aku mulai bisa menikmati ciumannya dan mulai membalas lumatam bibirnya denga penuh nafsu “Hmmm….. Aaahhhh. Wow. Lumayan juga buat pemula.” Pujinya. Dia yang mengerti bahwa aku mulai terbiasa pun segera menarik tanganku untuk berada di payudaranyaya dari luar kaos ketat tanpa lenganya dan menyuruhku mulai untuk menggerakkan tanganku untuk mulai meremas payudaranya.Terasa banget kekenyalan payudaranya. “Ooouuuhhh…… Yeeeaaaahhh…. Enak banget Mik” Dia pun mulai merintih keenakan. Merasa kalau aku agak kesuliatan dalam melakukan rabaan dan remasan pada payudaranya, Lina pun melepas kaos ketatnya dam kembali membawa tanganku ke payudaranya. Kali ini sensasinya lebih nikmat lagi. Selain dapat merasakan kekenyalan payudaranya, aku juga bisa merasakan seberapa lembut dan halusnya payudaranya. “Ahhh…., enaaak banget Mik…. Kamu kok udah pinter banget sih. Sekarang tolong emut payudara-ku dong Mik, Please” Aku pun nggak perlu menunggu peintah kedua langsung aja aku emut – emut payudaranya terutama putingnya yang terlihat mulai tegak. Terus terang aku jadi ngerti kenapa bro – bro SMers suka banget ngemut payudara cewek, rasanya begitu lembut dan hangat. Tapi maklum aku baru pertama kali sehingga dia merasa kesakitan waktu dia minta aku untuk menggit putingnya. Dia kemudian mendorong pundakku kebawah sehingga aku sekarang dalam posisi berjongkok di depan Miss V-nya. “Ini dia bagian cewek yang bisa buat para cowok ketagihan.” Batinku. Tangannyapun mendorong kepalaku untuk mendekat ke miss V-nya. “Mik tolong Miss V- ku dijilat dong. Aku pingin tahu sejauh mana kamu ngerti ilmu untuk membahagiakan cewek”. Langsung aja aku praktekin semua ilmu yang aku punya yang aku pelajari dari para bro DS’ers dan dari koleksi bokep-ku. “Ahhhh…. Ya disitu Mik, jilatin terus mik. Jilatin clit-ku juga Mik. Ahhhhh….. Yeeessss. Ahhhhh….. kamu pinter banget Mik Terusin Mik. Enaaak Banget Mik.” Teriak Lina. Aku yang mulai khawatir dengan suara Lina pun jadi nggak bisa konsentrasi sebentar – sebentar aku lihat kearah luar kamar mandi takut kalau ada yang memergoki kita lagi ngalakuin ini. Sekitar 5 menit aku mengoral Lina (Sampai pegel lidahku), tiba – tiba dia teriak kenceng banget. “Uuuhhhh…. Aaaahhhhh….. Mik…… Aku…… Keluar….. Aaaahhhhh……” Aku merasa ada cairan yang keluar begitu deras dari dalam miss V-nya. Akunpun terpaksa meminum cairan itu karma tangan Lina terus menekan kepalaku ke miss V-nya.”Ohhh… Wow Mik Enak banget. Kamu pinter juga ya muasin cewek.pujinya lagi “Kan kmau yang ngajarin.” “Thanks ya Mik” “Aku juga trims banget udah diajarin gimana caranya muasin cewek” “Ah biasa aja. Sekarang gilirn aku yang puasin kamu.” “Eh nggak perlu. Nggak apa – apa kok.” “Mulutmu boleh bilang nggak pelu, tapi Mr.P-mu kayaknya berkata lain deh.” Katanya sambil mendorong tubuhku sehingga aku jatuh kelantai kamar mandi, dengan cepat dan penuh nafsu dia melepas T-shirtku dan melorot celana pendek-ku. Karena aku terbiasa kalau tidur nggak penah pake CD maka mencuatlah Mr.P-ku yang telah tegak berdiri bagai tugu pahlawan. “Wow gede juga punya-mu. Aku belum pernah nih lihat yang kayak begini” pujinya (aku sendiri nggak tahu apa punyaku termasuk dalam kategori besar. Tapi yang pasti aku senang banget dipuji seperti itu). Dia pun langsung mengocok Mr.P-ku dengan perlahan dan makin lama –makin cepat ditambah lagi dengan jilatan lidahnya kebagian – bagian sensitif-ku. Pertama dia jilat kedua bolaku yang kemudian dia naikan jilatanya keseluruh batang Mr.P-ku. “Aaahhh…. Lina….. Enak….. Banget….”. Aku merasakan suatu sengatan listrik yang cukup besar pada batang Mr.P-ku Suatu sengatan yang menimbulkan kenikmatan yang nggak bisa digambarkan dengan kata – kata. Kemudian dia meningkatkan serangannya dengan mengulum kepala Mr.P-ku. Dia melumat dengan gerakan melingkari kepala Mr.P-ku dan lidahnya yang menjelajahi setiap bagian kepala Mr.p-ku. Setelah itu dia mulai mengulum semua batang Mr.P-ku dengan gerakan naik turun secara perlahan dan lama kelamaan semakin cepat. “ Oooohhh…..Lina Enak. Aku udah nggak tahan lagi LIna, Aku mau keluar” tapi sepertinya nggak ada tanda – tanda dia akan memperlambat tempo kulumannya, bahkan semakin lama semakin cepat. “Lina…. Aku….. Nggak tahan lagi……. Linaaaa…. Akuuu….. Keluar. Aaaaahhhhhh……” Menyemprotlah cairan Mr.P-ku kedlam mulutnya Croot….. Crooottt…… Croorttt…… kurang lebih 4 – 5 kali semprotan aperma-ku masuk kedalam mulutnya yang kemudian ditelannya cairan sperma itu. “Sorry Lina, aku nggak bisa tahan lama, Kamu pasti kecewa ya?” kataku penuh penyesalan. “Nggak kok, itu hal yang biasa terjadi pada seorang perjaka. Itu tandanya kamu benar – benar masih perjaka. Lagian untuk seorang perjaka kamu cukup lumayan.” Jawabnya sambil kembali melumat Mr.P-ku untuk membersihkan sisa sperma yang ada. Mendapat pelakuan tersebut Mr.P-ku langsung kembali bangkit dan Lina pun terkejut. “Wow ternyata Mr.P-mu ini hebat juga. Baru di emut sebentar udah bangun lagi. Kayaknya belum puas kalau belum ketemu ama Miss V ya”

Dengan cekatan Lina mulai menindihku dan menuntun Mr.P-ku ke Miss Vnya. Awalnya dia hanya menempelkan Mr.P-ku ke miss V-nya kemudian dia mulai menggesek – gesekan Mr.P-ku ke clit-nya dan mulai memasukan Mr.p-ku dalam miss V nya. Inilah pertama kalinya aku merasakan nikmatnya setiap inchi dinding miss V cewek. “Aaahhh….Uuuhhhh….Yeeessss…. Enaaaak baangeeet….” Teriakku begitu Mr.P-ku masuk kedalam Miss V-nya. Setelah itu Lina mulai menggerakkan pantatnya naik turun kadang maju mundur kadangjuga melingkar semebtara aku pasrah diapakan aja ama dia. Kurang lebih 30 menitan aku mulai merakan mau mengalami kembali orgasme yang kedua. “Lina…. Aku… mau… keluar.” “Tahan bentar Mik …. Aaahhhh……Aku bentar lagi juga keluar Oooohhhhh…. Kita keluar bareng ya Uuuhhhhh…..” makin lama gerakan Lina makin hebat dan menggila dan akhirnya “Aaaaahhhhhh…….” Teriak kami bersama – sama sebagai tanda kami telah mengalami orgasme bersama – sama. Tubuh Lina pun menindih badanku dan aku pun memeluknya, mencium keningnya dengan lembut. Aku dapat merasakan cairan cinta kami meleleh keluar dari Miss V-nya. “Wow kamu hebat banget deh Lina. Aku nggak pernah ngebayangim bisa ML sama kamu.” “Aku juga Mik dari sekian cowok yang pernah ML ama aku Cuma kamu yang rasanya lain. Kamu tuh kayaknya ML dengan perasaan banget jadi bikin aku juga ngerasa nikmat. Kalau yang lain sih mereka ML Cuma karma nafsu doing. Kadang mereka nggak ngerasa kalau aku nggak nikmati ML dengan mereka. Tapi kalau sama kamu, aku sih mau aja ML tiap hari. Habis enak sih.” “Aku juga pingin ML sama kamu tiap hari Lina.” Akhirnya kami pun beristirahat sambil berpelukan dengan keadaan telanjang. Setelah kekuatan kami kembali kami pun kembali mengenakan pakaian kami dan meninggalkan temapat kenangan hilangnya perjakaku. Tapi yang membuat aku heran kok bisa nggak ada anak yang tahu padahal pintu kamar mandi nggak tertutup sehingga kemungkinan ketahuan lebih besar. Ya mungkin itu hanya keberuntungan saja , yang penting kejadian malam itu nggak akan aku lupakan.

[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 2 : ML ML dengan Desy

oleh Harssen Grace Cokroaminoto pada 12 November 2010 jam 6:23
Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas comment yang saya terima pada tulisan sebelumnya. Cerita berikut adalah kelanjutan dari cerita pengalam KKN 1. Seperti biasa cerita ini sedikit panjang atau terlalu panjang jadi mohon kesabaran dari para pembaca sekalian

Berikut ini aku akan menceritakan pengalamanku sex-ku kembali, tapi kali ini aku ingin menceritakan pengalamanku bersama seorang cewek bernama Desy(Bukan nama sebenarnya). Dia adalah salah satu anak buahku di divisi produksi. Anaknya cantik dengan tinggi 165 cm dengan berat 60 Kg, payudaranya lebih kecil bila dibandingkan dengan punya Lina (sekitar 34) tetapi terlihat indah dengan postur tubuhnya. Dia adalah cewek yang periang. Umurnya baru 21 tahun. Di tambah lagi pipinya yang agak chubby sering membuatku gemas. Sekian dulu perkenalan dengan Desy dan berikut ini ceritanya.

************************************************** ********************** Keesokan harinya setelah aku kehilangan kepejakaanku (Baca kembali Pengalaman KKN 1), kami seluruh kelompok diajak oleh bapak kepala desa untuk pergi ke air terjun yang berada tidak jauh dari base camp kami. Disana terhampar pemandangan yang sangat indah. Sebuah air terjun yang begitu deras ditambahlagi dengan aliran sungai 2 warna (biru dan ungu ), seakan membuatku bersyukur akan ciptaan Tuhan yang indah ini.Kami pun bermai air dengan senangnya sampai lupa waktu.

Kami kembali ke base camp pukul 13.00 untuk makan siang. Pada saat perjalanan pulang aku melihat Lina senyum – senyum ke arahku. Aku pun juga senyum – senyum kearahnya sambil membayangkan kembali kejadian tadi malam yang tak mungkin aku lupakan.

Sesampainya di base camp kami pun memulai acara makan siang, setelah itu kami akan kembali melakukan aktifitas rutin yang telah disusun dari Surabaya. Untuk divisiku kembali kami mulai meracik bahan – bahan makanan yang ada untuk diubah menjadi sebuah makanan yang baru, yang berguna bagi warga sekitar base camp. Pada saat itu aku melihat seorang anak buahku yang sepertinya sedang tidak enak badan. Wajahnya agak pucat dan badannya sedikit lemas. Tidak biasanya dia nggak bersemangat begitu. Sebagai ketua divisi produksi sudah tugasku menanyakan tentang keadaannya. “Desy kamu kenapa sih ? nggak biasanya kamu lemes begitu, emang aku punya salah ya sama kamu.” “Enggak kok mas (Oya dia panggil aku mas, soalnya aku lebih tua), mas nggak punya salah apa – apa. Aku cuma lagi kangen sama orag tuaku.” “Kangen orang tua apa kangen sama pacar?” godaku “Sebenarnya sih dua – duanya mas.” Jawabnya agak sedikit malu – malu. Saat itu aku mulai bisa melihat wajah cerianya walau cuma sedikit. “ Ya sabar aja lah Desy. Toh kita cuma tinggal 10 hari disini. Kamu yang sabar ya. Aku juga kangen ama ortu-ku kok. Jadi sabar aja.” “Ya sih mas, makasih ya udah mau ngasih perhatian ke aku.” “Nggak usah berlebihan dong, aku kan ketua divisi, kalau ada anggota divisiku nggak semangat kerja, bisa – bisa divisi ini nggak jalan sesuai rencana. Tapi kalau mau ngasih terima kasih sekarang juga coba kamu senyum,” Dia pun memberikan senyumannya. Dari sana aku baru sadar betapa cantiknya si Desy ini. “Nah kalau senyum begitu kan kelihatan cantik dan manisnya.”godaku lagi. “Ah… mas ini bisa aja deh. Aku kan jadi malu.” Balas nya sambil bergaya seperti anak kecil.

Setelah selesai melakuakan kegiatan divisi. Kami pun siap – siap untuk makan malam. Saat makan malam aku mulai membayangkan apakah aku bisa kembali menikmati sorga dunia sama Lina. Tetapi hayalan itu bubar ketika Bapak Kepala Desa memintaku untuk ikut ronda malam ini mengingat perawakanku yang tinggi besar. Terpaksa aku iya aja atas ajakan Bapak Kepala Desa tersebut karena nggak enak sama warga yang lain.

Akhirnya pada malam itu pukul 21.00 aku berangkat sendiri ke balai desa yang menempuh perjalanan sekitar 20 menit. Disana aku disuguhi berbagai macam kue dan the hangat. Aku pun mulai beramah tamah dengan bapak – bapak di desa tersebut sampai akhirnya aku kebagian ronda di wilayah base camp-ku. Aku pun mulai ronda menyelusuri kegelapan malam yang dingin hingga sampai didepan base camp, aku memutuskan untuk mengambil air untuk bekal rondaku. Aku melewati gubuk yang sering dipakai anak – anak kelompokku buat mabuk – mabukan dan aku melihat ada beberapa anak disana dan sepertinya ada anak dari kelmpok lain yang ikut minum – minum disana. “Mik, gimana rondanya asyik nggak ?” Tanya Anjar yang sudah setengah mabuk. “Biasa aja. Oya bro ada anak dari kelompok lain ya? Tolong bilangin boleh mabuk tapi jangan sampai buat keributan ntar ketahuan warga.” Jelasku mengingatkan mereka. Lalu aku pun masuk kedalam rumah untuk mengambil air. Tapi begitu aku masuk kedalam dapur aku mendegar sebuah desahan dari arah kamar mandi. Dan saat itu aku baru ingat bahwa Ronald yang biasanya menjadi ketua untuk acara mabuk – mabukan tadi nggak kelihatan. “Aaahhh…. Teeruuuss…. Aaahh….” Desahan itupun terdengar lagi, dan aku tahu siapa pemilik suara itu. Ya suara itu milik Lina. Aku pun mulai penasaran apakah benar Lina lagi main sama Ronald. Aku memberanikan diri mencoba untuk mengintip. Dengan langkah yang perlahan – lahan aku mulai mendekati tembok dekat pintu pembatas antara ruaang cuci dan dapur. Dari sana aku bias melihat semua aktifitas mereka tanpa diketahui oleh mereka.

Sesaat aku sedang mengintip perasaanku menjadi nggak karuan. Aku melihat Ronald sedang menjilati Miss V Lina, sedangkan Lina mengerang keenakan. Ada perasaan kesal, cemburu dan juga horny. Aku nggak bisa mendeskripsikan perasaanku saat itu. Dan kini aku melihat Ronald bediri(karna tadi dalam posisi berjongkok) dan mndorong pundak Lina kebawah sehingga sekarang gantian Lina yang dalam posisi jongkok dimana mukanya tepat berada di depan Mr. P Ronald. Dan tanpa dikomando Lina langsung mulai memainkan Mr. P Roanald. Dimulai dari menciumi dan menjilat bola Ronald, kemudian mulai mengulumnya. Roanald pun terlihat sangat menikmatinya erbukti dengan lenguhan – lenguhan yang keluar dari mulutnya. “Aaaahhhh…… Terus Lin, enaaaak bangeeet. Kamu pintar banget Lin. Ooooohhhhh….. Yeaeaaah…..” Lenghan Ronald kembali 

terdengar saat Lina mulai mengulum kepala Mr. P Roanald. Sesaat kemudian Ronald menarik tangan Lina ketas untuk memintanya berdiri Kemudian menyuruh Lina untuk menungging dengan tangannya bertumpu pada bak mandi sedangkan Roanald mulai memasukan Mr.P-nya kedalam Miss V Lina. “Ooooohhhh….. Shiiiiitt….. Enak banget Miss V-mu Lin.” Kata Ronald ketika Mr. P-nya berhasil masuk seluruhnya kedalam Miss V Lina. Lina pun Pasrah saja mau diapain sama Ronald. Roanald mulai menggerakan Mr. P-nya maju mundur membuat Lina menjerit penuh kenikmatan. “Aaaahhh…. Roalad…. Fuck me….. Fuck me harder please….. Aaaahhhh….. Ssssshhhhh...... Mmmmmhhhh.... Oooohhhh...... “ Jerit Lina dalam kenikamatan yang dirasakan. Ronald mulai mempercepat pompaan mr. P-nya didalam Miss V Lina. Sampai akhirnya sekitar 10 menit kemudian “Lin….. Aku…. Mau…. Keluar….” Jerit Ronald. “Aaaaahhhh……Jangan……… didalam……. diluar…. Aja…..Aaaahhhh…..” demikian pinta Lina. Ronald pun mencabut Mr. P-nya dari dalam Miss V Lina. Lina membalikan badan dan mulai mengulum kembali Mr. P Ronald. “Aaaahhhh…. Yeeaaahhh…. Aku…. Keluar……Aaaaahhhhhh” teriak Ronalad mengiringi orgasmenya. Lina pun dengan lahap menelan semua cairan Mr. P Ronald. Setelah itu aku melihat mata Lina memandang ke suatu sudut dimana tempat aku mengintip. Aku pun terkejut apakah Lina mengetahui kalau aku lagi mengintip apa yang mereka lakukan. Aku pun langsung mengambil air minum yang sudah aku siapkan lalu keluar untuk kembali ngeronda.

Sepanjang perjalanan ngeronda, aku nggak bisa konsentrasi aku selalu memikirkan tentang apa yang baru aja lihat. “Apa mungkin Lina nggak suka ML ama aku ya. Apa karena aku masih amatir nggak seperti Ronald yang terlihat sudah mahir ML sama cewek. Emang sih aku bukan pacarnya Lina jadi tidak seharusnya aku cemburu, tapi entah mengapa sepertinya aku kok nggak rela Lina disentuh sama cowok lain. Ah, ngapain aku mikirin Lina. Toh aku bukan pacarnya.” Batinku terus menerus tanpa sadar aku berjalan kearah air terjun tempat kami tadi siang berada.

Sampai disana aku dikejutkan ada sesosok seorang cewek sedang berdiri dekat air terjun. Aku pun mulai takut, mungkin aja itu penampakan hantu wanita yang sering diceritakan warga. Soalnya lokasi air terjun dekat dengan lokasi tempat dimana wanita tersebut meninggal sehingga arwahnya gentayangan. Aku pun takut setengah mati (Walaupun badanku tinggi besar, tapi aku takut juga sama hal yang begituan). Tapi kalau aku lihat dengan seksama bahwa sosok cewek di dekat air terjun itu bukan hantu soalnya samar – samar aku bisa lihat bayangannya di air (Kata orang sih kalau hantu itu nggak ada bayanganya di air). Aku pun memberanikan diri untuk mendekat. “Desy ngapain kamu tengah malam disini?” tanyaku setelah mengenali sosok cewek itu. Desy memalingkan wajahnya dan aku melihat wajah sedihnya ditambah lagi bekas air mata yang menandakan dia habis menangis. “Eh, mas , nggak apa kok.” “Kamu habis nangis ya. Emang ada apa sih? Kalau ada masalah bicarakan aja ke aku. Mungkin aku bisa bantu.” “Enggak kok mas nggak ada masalah apa – apa.” Jawabnya sambil memaksakan untuk tersenyum. “Kalau nggak ada apa – apa, trus ngapain kamu nangis ? Kangen keluargamu lagi atau kangen pacar ?” tanyaku sedikit bercanda. Desy nggak menjawab tetapi sesaat kemudian dia memelukku dan menangis dengan kencang. “Sudah, sudah, sekarang coba kamu ceritakan apa yang membuat kamu sampai nangis seperti ini.”kataku berusaha untuk menenangkanya sambil aku belay rambutnya. Di dalam pelukanku dia mulai bercerita tentang dirinya yang baru saja diputusin sama pacarnya karena dia nggak bisa dihubungi dan nggak mau mengangkat telepon ketika pacarnya menghubungi dia. Dia pun menjelaskan semua sebab kenapa dia nggak bisa menerima telepon dari pacarnya itu. “Ya sudahlah, yang sudah biarlah barlalu. Kamu sudah ngasih tau alasanmu kenapa nggak bisa menjawab telpon dari dia, masalah dia mau terima atau tidak itu sih bukan urusanmu. Lagian kenapa kamu harus nangis hanya untuk hal seperti itu. Tau nggak, air matamu terlalu mahal untuk cowok seperti itu. Kamu harus percaya diri. Kamu itu cantik masih banyak cowok yang mau sama kamu.” Hiburku sambil terus membelai rambutnya. Dia pun mulai tenang dan terus memelukku. Dan entah keberanian dari mana aku memegang dagunya dan menarik keatas. Bibirku pun sedikit demi sedikit menuju ke bibirnya sampai akhirnya bibir kami bersentuhan. Kami berciuman cukup lama samapai akhirnya nafsu mulai merasuki diri kami berdua. Suasana air terjun yang dingin tidak kami rasakan. Yang kami rasakan hanyalah kehangatan cinta kami.”Hhhmmmm…..”Desah Desy sesaat setelah kami melepas ciuman kami. Beberapa saat kemudian kesadaranku kembali dan aku pun segera melepas pelukanku pada tubuhnya. “Sorry Dessy aku nggak bermaksud mencari kesempatan dalam kesempitan. Lebih baik kamu kembali ke Base Camp aku mau ngeronda lagi” kataku sambil membalikkan badan untuk meninggalkan tempat air terju itu. Tapi ketiak aku akan melangkahkan kaki tangan ku di pegang Desy dan Desy pun mulai memelukku lagi. “Terima kasih mas udah perhatian ke aku. Tapi aku ngelakuin ini karena mas yang nyuruh aku untuk cari cowok lain dan sepertinya aku sudah dapat cowok yang baru. Mas mau kan jadi cowokku. Aku senang sama mas, soalnya ma itu bisa buat aku merasa aman, nyaman dan hangat.” Kata desy.

Aku yang nggak menduga akan peristiwa ini jadi kebingunagn, soalnya aku juga sebernya cinta sama Desy tapi aku juga nggak bisa ngelupain Lina. Tanpa menunggu jawabanku Desy langsung mencium kembali bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya di julur-julurkan kedalam mulutku. Aku yang mulai terangsang akhirnya menyambut ciuman itu dengan nggak kalah bernafsunya. “Hhhmmmm….Mmmmmhhhh” desahan kami berdua. Lidah kami saling memilin di dalam mulutku maupun di dalam mulutnya. Kami berciuman sampai kami lupa untuk bernafas. Kemudian ciuman ku beralih ke keningnya dan berpindah lagi ketelinganya. “Aaaahhhhh…… Maas…..” desah Desy saat telinganya aku jilati dan kadang aku kulum lembut. Tangan Desy pun nggak tinggal diam. Tangan kanannya mulai meraba – raba Mr.p-ku dari luar calana panjang yang aku kenakan. Aku pun menurunkan ciumanku ke leher dan keleher serta tengkuknya ”Aaaaaahhhh….. mas….. Enak banget mas….”. Aku merasakan rabaan tanganya pun semakin cepat. Tanganku pun mulai ikut aktif. Tangan kananku mulai meraba dan meremas lembut payudaranya sementara tangan kiri ku mulai meraba Miss. V-nya dari balik celana jeansnya. “Aaaaaaahhhh…….. Maaaaas….. Teruskan mas…… Buaat aku ngelupain pacarku. Aaaahhh…….. Yeeeeaaaah….” teriaknya. Kali ini aku nggak kawatir akan ketahuan warga. Soalnya selain tempat air terjun ini jarang dilewati warga pada malam hari, juga karena suara kami terkalahkan oleh suara derasnya air terjun.

Aku mulai membuka kaosnya beserta bra warna krem yang menjadi warna favoritnya. Akhirnya aku menemukan sepasang gunung yang sangat indah dengan tonjolon di pucuknya. Memang payudara Desy tidak sebesar punya Lina, tapi bentuknya lebih indah dari milik Lina. Aku pun langsung melahap payudara itu secara bergantian yang dipadukan denagn remasan-remasan lembut. “Aaaaahhh…… Maaaas…… Terus mas…. Ooouuuhhhhh….. yeah…. Emut pentil Desy mas…….Oooooohhhh…..” . Aku pun mengabulkan permintaan Desy. Aku pun mulai melumat puting payudara Desy dan sesekali aku jilati putingnya. Beberapa saat kemudian “Aaaaahhhh........ Maaas… Aku nggak tahan. Aaaahhhh…..”. Tubuh Desy pun mendadak lemas. Ternyata dia sudah orgasme. Aku pun membaringkan dia di sebuah padang rumput. Aku mulai membuka resleting celana jeansnya dan sedikit demi sedikit menurunkan celana jeansnya. Dia memakai celana dalam berwarana sama dengan bra-nya yaitu krem. Ketika akan melepas celana dalamnya aku merasa celana dalamnya begitu basah. Mungkin karena cairan orgasmenya. “Wah… kok basah gini sih CD-mu ?” Godaku “Iiih… mas jangan ngomong gitu dong. Aku kan malu.” “Kenapa mesti malu itukan tandanya kamu sangat menikmati. Emang enak ya ?” “Enaaaak Banget.” Aku mulai menurunkan celana dalamnya. Dan aku langsung disambut oleh Miss V-nya dengan rambut yang tercukur rapi. Pemandangan itu membuatku tidak bias menahan nafsu lagi. Segera aku melepas kaos dan celana panjangku beserta CD-ku. “wow punyanya mas gede juga ya punya pacarku aja belum tentu segede punyanya mas loh.” Kata Desy keheranan ketika melihat Mr, P-ku yang sudah tegak maksimal seperti Tugu Pahlawan. Dia pun langsung jongkok dan mulai mengulum Mr. P-ku. “Aaaaahhh…. Desy…… Enak banget…… Kamu kok pinter sih…..belajar dimana kamu Desy….. Aaaahhhh.” Erangku merasakan kulumannya di kepala Mr.P-ku. “Belajar dari pacarku dulu. Aku sering oral-in dia.” Jawabnya “Bodoh banget tuh cowok. Udah punya pacar yang hebat seperti ini kok malah diputusin sih.” Pikirku. Aku pun nggak mau kalah, aku mendorong tubuhnya supaya berbaring kembali dan memutar tubuhku sehingga kami dalam posisi 69. aku mulai menjilati Miss V-nya dan seskali aku cium clitnya. “Ooooohhhh,,,,,, Mas……. Miss V-ku diapaain…… Enak banget…… Sssshhh……… Aaaahhhh,.....” erang Desy. “Enggak diapa-apain kok saying cuma aku jilatin aja.” “Oooohhh ….. enak banget mas….. dulu kalau sama pacarku nggak pernah kayak gini. Aaaaahhhh….. Aku sering oral-in dia tapi dia nggak pernah mau oral-in aku. Mmmmhhhh…… Dia cuma gesek-gesekin tangannya ke clit-ku aja. Ooooohhh…. Mas terusin mas. Oooohhhh…. Enak mas. Aaaaahhh……” “Kasian juga nih cewek jadi selama ini dia Cuma jadi budak nafsu cowoknya. Aku harus bisa buat dia bahagia” kataku dalam hati. Desy pun mulai membalas setiap kenikmatan yang dia dapatkan dengan mengulum batang Mr. P-ku.

Semakin intens aku menjilat Miss V-nya semakin cepat pula gerakan kulumannya pada Mr. P-ku. Setelah kurang lebih 5 menit aku merasakan akan mengalami gelombamng orgasme yang besar. “Ooooouuuuhhhh…… Desy…… Enak banget sayang. Terusin sayang. Aaaaaahhhhh…….. aku………… udah nggak kuat lagi…….Aaaaaahhhhh…….” Aku pun mengeluarkan cairan sperma ke dalam mulutnya yang langsung ditelan sama dia. “Desy kamu pinter banget muasin aku” Pujiku. Dia hanya tersenyum manja sambil tetap mengulum Mr. P-ku. “Mas aku pingin punya mas di dalam Miss V-ku. Mas mau nggak ngelakuin itu sama aku?” Tawar desy kepadaku. Hanya orang gila dcan bodoh yang nggak mau ML sama cewek cakep kayak Desy. Aku mulai memposisikan Mr. P-ku berada di depan Miss V-nya. Aku mulai memposisikan diriku di atas dan Desy dibawah (Gaya konvensional).Aku mulai memasukan Mr.P-ku kedalam Miss V-nya. “Ooouuucchhh…. Sakit….. Mas. Pelan – pelan mas…..” Jerit desy. Aku pun terkejut setengah mati dan mengeluarkan Mr. P-ku dari Miss V-nya. “Desy kamu masih Virgin ya ?” “Ya…. Gitu deh. Emangnya mas nggak mau ya ML sama aku, hanya karena aku masih virgin” “Nggak sih. Tapi…..” “Tapi kenapa ? takut kalau aku hamil ya.” “Enggak aku nggak tega ngambil keperawananmu.” “Enggak apa – apa kok mas. Aku rela keperawananku diambil sama mas. Aku memang ingin ngelakuin ML sama orang yang bisa buat aku bahagia, nyaman dan aman seperti mas Michael. Aku akan merasa sangat bahagia apabila mas mau mengambilnya, hanya saja pelan – pelan ya mas.” Jelasnya sambil tanganya memegang Mr. P-ku untuk dituntun kembali masuk ke dalam Miss V-nya.

Aku pun akhirnya menuruti apa keinginannya. Aku mulai mendorong Mr. P-ku untuk masuk lebih dalam ke Miss V-nya. “Aaaaahhhh…… Seret banget nih lubang, nggak kayak punya Lina.” Batinku. Aku pun terus mendorong pelan – pelan kedalam Miss V-nya sampai aku merasa ada suatu lapisan daging tipis yang menyambut Mr. P-ku. Aku pun mentap wajahnya. Terlihat sekali bahwa dia menahan sakit yang teramat sangat. Aku sepertinya nggak tega, tetapi dia menatap wajahku kembali. Seakan mengerti apa yang aku khawatirkan dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia sudah siap untuk menapaki langkah selanjutnya.

“Aaaaauuuuuuccccchhhhh…… Mas…….. Sakiiiiiiit…… Aaaaahhhh……...” Teriaknya ketika Mr. P-ku berhasil menembus selaput daranya. Aku pun tidak langsung menggoyangkan pantatku tetapi aku kembali memberikan kecupan – kecupan di bibir, kening, balik telinga dan lehernya sementara tanganku kembali meremas payudaranya untuk menurunkan rasa sakit yang dideritanya.

“Aaaaahhhhh……. Mas……. Didorong dong mas….. aku pingin ngerasain Mr.P-nya mas”. Pinta Desy setelah merasa sedikit nyaman. Aku mulai mengerakkan pantatku maju-mundur secara perlahan. Ada perasaan sakit yang dirasakan Desy tapi dia berusaha tersenyum sambil memandang wajahku. Aku mulai menggerakkan pantatku makin lama makin cepat. “Oooooohhhhhh……. Desy…… Enak banget ……. Aaaaaahhhhhh….. Yeeeessssss….. Oooooohhhhh…… Aku belum pernah ngerasain kenikmatan seprti ini. Aaaaaahhhh…….” “Iya mas….. aku…. Juga…. Aaaahhhhh…. Ngerasa….. nikmat banget. Oooouuuhhh…. Aku…… nggak nyesel…… udah ngasih keperawananku buat mas….. Yeeeeaaaahhhh….. enak banget mas…… lebih cepet lagi mas….. Aaaaahhhh…..”balas desy dengan sedikit terbata-bata karena dorongan nafsunya.

Aku terus memaju mundurkan Mr.P-ku didalam Miss V-nya yang terasa makin lama makin enak dan sedikit licin. Aku terus memacu nafsuku. Sekitar 30 menit kemudian, ”Maasssss…. Aku mau keluar…… Aaaaahhhhhh……” “Aku juga…. Aaaahhhh….. Dikeluarin dimana saying ?” “Di dalam aja mas….. baru 2 hari yang lalu aku selesai mens. Jadi aman.’ Aku pun makin mempercepat gerakanku sampai kahirnya “maaaassss….. Aku udah nggak kuat lagi. Aaaahhhh……”. Dia pun mengalami orgasmenya dan tak lama kemuadian “deeesssyyy…. Aku…. Keluar…. Aaaaaahhhh……”. Croooottt…… croooott…… croott….. Sekitar 4 sampai 5 kali semprotan cairan sperma ku menghantam dinding rahimnya. Aku pun terkulai lemas menindih tubuhnya. “Wow nikmat banget.” “Iya mas nikmat banget. Tapi….” “Ada apa Desy ?” “Kayaknya aku nggak bias jalan deh, soalnya selangkanganku masih sakit.” “Aduh maaf ya, kamu jadi kesakitan kayak gini” “Nggak apa – apa kok mas aku bahagia banget.” Aku pun mencium keningnya dengan lembut. Dia pun mulai meneteskan air mata. “Desy kamu kok nangis ?” “Nggak kok mas. Aku nangis soalnya aku bahagia banget, soalnya aku merasa nyaman. Seumur hidup baru sekarang aku ngerasa nyaman seperti ini” “Aku juga Desy, baru sekarang aku menemukan seseorang yang bisa membuat aku sebahagia ini”. Setelah sebagian kekuatanku kembali, akum pun mencabut keluar Mr.P-ku dari dalam Miss. V-nya. Disana aku melihat cairan spermaku yang bercampur dengan darah perawan Desy melelh keluar dari lubang Miss V-nya. Aku kembali mengenakan pakaianku dan membantu desy mengenakan pakaiannya kembali kecuali celana dalam-nya yang dimasukan kedalam saku celana panjangku. “Kenang-kenangan buat mas” Aku tersenyum sambil mencium bibirnya yang lembut. “Terima kasih Desy. Sekarang kamu pulangnya aku gendong aja ya” “Ah, nggak usah mas aku malu kalau teman – teman yang lain ngeliat. Nanti aku pulang sendiri aja jalan pelan – pelan.” “Nggak apa – apa kok. Aku kan pingin ngegendong orang yang aku cintai” Desy hanya tersenyum dan mengulurkan tangannya sebagai tanda dia menerima tawaranku. Akhirnya aku pun menggendong Desy sementara tangan Desy melingkar ke leherku dan kami pun kembali ke base camp. Dan sesampainya disana masih belum ada anggota yang bangun. Jadi kami merasa tenang.Aku meletakkan tubuh Desy di sebuah sofa panjang yang ada di halaman rumah itu.Dan kami berdua pun tertidur dengan damai dengan posisi desy di sofa sedangkan aku tidur dengan posisi duduk dilantai disebelah kepala Desy sambil tangan kami bergandengan. Aku pun jadi lupa kalau aku harus lapor dulu ke Bapak Kepala Desa tentang hasil ronda-ku.


[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 3 : Losmen Cinta

oleh Harssen Grace Cokroaminoto pada 12 November 2010 jam 6:27
Sebelum memulai cerita pengalamanku, aku mau mengucapkan banyak terima kasih kepada para pembaca sekalian atas comentnya. Serta segala kritik dan sarannya aku terima dan akan saya upayakan menyesuaikan dengan apa yang telah diberikan kepadaku. Aku juga mau minta maaf apabila lanjutan cerita ini cukup memakan waktu yang lama, ini semua dikarenakan aku disibukkan oleh tugas – tugas kampus yang sangat banyak. Kali ini aku masih bercerita tentang pengalaman sewaktu KKN pertengahan Januari 2010. Ada beberapa perubahan tulisan kali ini yaitu warna tulisan saat dialog. Ini memudahkan para pembaca menghayati cerita ini. Dan seperti biasa cerita ini agak panjang atau bahkan panjaaaaaang sekali sehingga perlu kesabaran dari para pembaca sekalian. Bila ada kata-kata yang kurang berkenan saya mohon maaf sebelumya. Selamat membaca

Warna Dialog : Desy Michael Other

************************************************** **********************

Suara kicau burung di pepohonan membangunkan aku dari tidur-ku. Aku melirik kea rah sampingku, disana terdapat Desy yang sedang terlelap. Wajah tidurnya begitu cantik dan menggemaskan. Lama aku memandang tiba – tiba matanya mulai terbuka perlahan. dan saat mata kami bertemu, dia pun tersenyum manis kepadaku. Aku membalas senyumannya dengan mengecup kaningnya. “Selamat pagi, Desy.” “Met pagi juga, Mas.” “Gimana tidurmu Desy ?” “Nyaman banget mas. Aku belum pernah tidur sepulas ini.” “Aku juga Desy. Tidurku pulas banget. Habis semlam aku puas banget sih.” “Iihh..mas jangan ngomong gitu dong. Ntar yang lain dengar, kan akau jadi malu mas.” “Tenang aja yang lain nggak bakalan dengar soalnya mereka pada ngantri mandi di dapur. Iya gimana ? masih sakit nggak selangkanganmu ?” “Udah enggak mas. Emang kenapa mas ? Mau ML lagi ?” “Bukannya begitu aku hanya khawatir aja, kalau masih sakit, ntar anak-anak yang lain curiga trus kamu ditanya macam – macam.” “Iya juga sih mas. Aku senang banget deh mas perhatian sama aku. Aku makin sayang sama mas.” “Aku njuga saying sama kamu Desy”

Kami kemudian bangun dan ikut dalam antrian mandi di dapur. Kami mandi memang harus ngantri, soalnya kamar mandi Cuma satu yang mau pakai 26 orang ditambah 3 orang (Bapak pemilik rumah, ibu pemilik rumah dan cucunya). Setelah ngantri selama 1 jam akhirnya giliran desy untuk mandi setelah itu baru giliranku. “Mik kamu dicariin pak Kades, katanya kamu belum laporan tentang ronda tadi malam.” Kata Andra (Si Ketua kelompok) kepadaku setelah dia keluar dari kamar mandi. “Oya thanks bro kemarin aku udah ngantuk jadi belum sempat lapor” Jawabku. Gimana nggak ngantuk habis mendapatkan kepuasan Ml sama Desy di air terjun.

Tak lama kemudian aku mendengar suara Desy memanggilku. “Mas tolong dong ambilin perlatan mandiku di tasku dong aku lupa bawa” pinta Desy. Aku pun menuju ke depan untuk mengambil peralatan mandi Desy. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi. “Desy, Desy. Ini aku bawain peralatan mandimu” panggilku dari luar kamar mandi. Desy kemudian membuka pintu. Dan terkejutlah aku melihat keadaan Desy yang telanjang bulat tanpa sehelai benangpun dengan tubuh yang basah membuatku terangsang. “Terima kasih ya mas. Oya mas sekalian aja mandi bareng aku. Soalnya nanti keburu kesiangan kepasarnya.” ajak Desy “Tapi…..” “Tapi apa ? nggak usah malu. Semalam mas kan udah lihat tubuhku semuanya. Ayo!” Desy langsung menarik tangtanku masuk kedalam kamar mandi dan langsung melepas pakaianku satu persatu sampai aku juga telanjang tanpa sehelai benang seperti dirinya. “Bukannya aku malu desy. Tapi kalau aku mandi sama kamu, yang ada aku nggak mandi air, malah mandi keringat kayak semalam” jelasku kemidian. “Mandi keringat juga nggak apa – apa.” Tantang Desy.

Aku pun mulai mengguyur badanya dengan air dan begitu juga dengan dirinya mengguyur badanku, kemudian kita mengambil sabun kami masing – masing dan mulai menyabuni badan lawan kami. “Aahhh…. Mas, geli mas” erang Desy saat aku mulai menyabuni payudara indahnya. Aku yang mendengar dia mulai terangsang pun terus menyabuni payudaranya disertai dengan sedikit remasan pada payudaranya dan sedikit pilinan pada putngnya. “Ahh…. Mmmhh…. Mas….. enak banget mas” erang Desy lirih agar tidak kedengaran yang lain. Tangan Desy pun tidak mau kalah. Tangan kananya mulai mengusap Mr.P-ku dan mengocoknya naik-turun.”Oohh… Desy kamu nakal ya” erang ku yang merasakan kenikmatan “Habis mas dulu yang mulai” balas desy. Kemudian tangan kiriku mulai merambat turun menuju Miss.V-nya. Setelah berada di depan Miss.V-nya tanganku pun mulai meraba Miss.V-nya dan juga memilin clitnya yang mangintip keluar. “Hmmmm…. Mas….. Ooouuuuuhhh…… terus mas…. Nikmat banget…..” Aku yang melihat wajah Desy memerah terbakar nafsu semakin mempercepat gesekan jari-jariku di Miss.V-nya. Dia pun semakin mengerang tertahan ketika 2 jariku mulai masuk kedalam Miss.V-nya dan mulai mengocok Miss.V-nya. “Ooouuuuuhhhh….. Sssshhhhh….. Maasss…. Nikmat….Hmmmm…”. Desy juga nggak mau kalah. Kocokan pada batang Mr.P-ku makin lama makin cepat sementara tangan kirinya memainkan bola Mr.P-ku. “Oooohhhh……. Desyyyyy….. Kamu hebat banget sayang Aaahhh…..” 5 menit lamanya kami saling memainkan daerah sensitif pasangan kami sampai akhirnya “Aaaahhh…… maaas…….. aku…… udah nggk kuat lagi. Oooohhhh…….” “Aku juga Desy…. Oooohhh…. Kamu emang hebat banget. Aaaahhhh……” dan akhirnya kami berdua mendapatkan orgasme yang sangat dahsyat bersama - sama. Badan desy pun ambruk ke lantai kamar mandi, tapi sebelum lutunya menyentuh lantai tanganku dengan sigap menangkap badanya untuk membantunya berdiri. Aku langsung memeluk tubuhya yang basah bukan karena air melainkan karena keringat kenikmatan. “Tuh kan bener. Bukannya mandi air malah jadi mandi keringat.” Kataku. Desy tersenyum mendengar perkataanku. Aku mengecup keningnya dia pun membalas dengan sebuah pelukan yang erat pertanda dia merasa nyaman dengan apa yang aku lakukan. Setelah itu kami kembali membasuh badan kami. “Mas mending keluar dulu deh. Soalnya anak –anak tau kalau yang mandi aku.” Kata Desy setelah aku berpakaian sedangkan dia belum. “Ya udah deh kalau begitu. Thanks ya sayang udah dimandiin.” Jawabku sambil mengecup keningnya kembali. Aku membuka pintu kamar mandi secara perlahan takut ketahuan yang lain. Dan setelah mengintip dari celah pintu, aku langsung keluar meninggalkan Desy yang masih di kamar mandi. Tampaknya dia masih ingin mandi karena terdengar guyuran air dari dalam kamar mandi. ************************************************** **********************

“Mik sorry kayaknya aku nggak bias ikut kamu belanja” Seru seorang anak buahku yang bernama Luky. Oya dalam divisiku terdapat 5 orang termasuk aku, 2 cowok dan 3 cewek. “Emang kenapa Luk ?” tanyaku heran, karena selama ini yang belanja aneka kebutuhan divisi dan kelompok selalu aku dan Luky. Mungkin para pembaca sekalian pada heran kok yang kepasar dan belanja aneka kebutuhan para cowok, soalnya yang cewek pada nggak ngerti harga pasar jadi kalau mereka yang beli pasti harganya kemahalan dan rata – rata mereka males keluar ke kota yang memakan waktu setengah sampai satu jam. Pernah si Lina dan beberapa teman cewek lainnya pada nitip pembalut dan jamu Kir**** buat yang pada datang bulan. Walhasil aku dan Lucky diketawain sama orang se-pasar sebab nggak ngerti masalah – masalah serta bahasa wanita. Tapi nggak masalah soalnya setelah itu kita dapat uang tip yang lumayan dari teman – teman. Apalagi Lina sering kasih tips ciuman ke aku. “Aku disuruh bantu anak divisi administrasi di balai desa” jawab Luky. Aku mulai kebingungan dan langsung memamnggil para anak buahku (Seperti jendral aja). “Siapa yang mau ikut aku ke pasar ?” tanyaku kepada para anak buah. Tapi nggak ada yang mau, malah mereka saling menunjuk teman – temanya yang lain. “Sama aku aja mas, aku ada perlu kekota mau beli sesuatu” Kata Desy mengajukan diri. “Ya udah, kalau begitu kamu siap – siap dulu, jangan bawa barang – barang berharga ya, nanti memancing kejahatan” “Oke” jawab Desy yang langsung beranjak ke ruang depan untuk bersiap – siap. Setelah semuanya siap Desy menghampiriku yang sudah menunggunya di atas sepeda motor dan kami pun berangkat ke pasar. “Wah kayaknya kita kesiangan nih. Kalau begini sih kita sudah nggak dapat apa – apa. Gimana kalau kita kepasar yang dekat – dekat sini aja, barang kali masih ada barang yang kita butuhkan” tanyaku kepada Desy. “Terserah mas deh aku kan nggak ngerti daerah sini.” Jawab Desy. Kami kemudian berbalok arah kearah selatan, kearah yang berlawanan dengan arah pasar yang biasanya aku tuju. Aku cukup terkejut ketika akan melewati pasar yang akan kami tuju. Sepanjang perjalanan kami, kami banyak melihat losmen, motel ataupun hotel yang bertebaran disana (Emang debu bertebaran).Dan aku baru tau setelah diberitau oleh bapak Kades setempat 3 hari berikutnya bahwa daereah itu berdekatan dengan sebuah obyek wisata yang cukup terkenal didaerah tersebut. 

Kembali ke cerita. Setelah sampai pasar aku pun mulai membuka daftar belanjaan. Tidak banyak sebenarnya yang harus kami beli tapi karena ditambah dengan titipan teman – teman jadinya daftar belanjaanya membengkak 2 kali lipat. “Mas mendingan kita beli yang keperluan divisi aja dulu, masalah titipan anak – anak belakangan aja” Saran Desy. “Okelah kalau begitu” jawabku sambil menirukan logat tegal seperti yang dilagu-lagu. Setelah semua barang keperluan divisi terbeli kami pun kembali ke parkiran. “Oya Desy, katanya kamu ada yang kamu beli di kota ? mau beli apaan sih?” “Enggak jadi mas. Tadi aku sudah beli” “Eh, emang kamu beli apaan? Kok aku nggak tau ?” “Nggak ah mas, aku malu” “Ya sudah, kalau begitu sekarang kita balik yuk” Kami kembali menaiki motor untuk kembali ke base camp kami tetapi ketika kami sampai di lokasi wisata dimana terdapat tempat penginapan tersebut aku merasakan ada sesuatu pada diri Desy. “Mas mampir bentar yuk” “Mampir kemana ?” tanyaku polos. “Ya mampir” “Mampir kemana ketempat wisata?” “Bukan, kita mampir ke losmen itu yuk. Aku sudah terangsang nih, pingin ML sama Mas. Tadi pagi kan Miss.V-ku belum sarapan Susu Mr.P-nya Mas. Kita buat wisata sorga dunia sendiri, gimana?” bisik Desy ditelingaku sambil tangannya mulai meraba-raba Mr.P-ku dari luar celana panjangku. “Emang kamu masih kuat, nggak capek ? ntar kalau pingsan gimana?” “Nggak deh, soalnya aku udah minum jamu” Aku yang juga sudah mulai terangsang menyetujui apa yang ditawarkan Desy. Aku membelokkan motorku kearah sebuah losmen yang memiliki halaman yang cukup asri. Setelah sampai di halaman losmen aku memasukan barang belanjaanku ke dalam jok motor (Motor yang ku pakai adalau motor matic H**** B*** ) dan kemudian menuju ke ruang semacam resepsionis. Setelah mendapatkan kunci kamar kami segera menuju ke kamar yang telah kami pesan. Sesampainya di dalam kamar aku langsung memeluk tubuhnya dari belakang dan mencium belakang telinganya serta turun kearah lehernya dengan penuh cinta dan nafsu. “Sabar mas, pintunya dikunci dulu dong “ Aku langsung menuju ke pintu dan menguncinya. Begitu aku berbalik, aku melihat Desy berbaring di tempat tidur dan telah melepas pakaian bagian atasnya. “Mas, puasin aku kayak tadi malam dong. Aku bener-bener ketagihan pingin ngerasain kenikmatan seprti tadi malam.” “Tentu sayang, aku juga ketagiahan kenikmatan seperti tadi malam” Aku menghampiri tubuh setengah bugil Desy secara perlahan seakan tidak ingin pemandangan yang indah itu cepat berlalu. Aku menempatkan kepalaku tepat di depan payudaranya dan tanpa menunggu komando, aku langsung menghisap dan mengulum payudara kirinya sedangkan payudara kanannya aku remas lembut begitu juga sebaliknya jika aku mengulum payudaranya yang kanan, payudaranya yang kiri aku remas-remas. “Oooohhh….. Maaassss….. Sssshhhhh……emut putingku, mas. Aaaaahhhh……” erang Desy memenuhi seluruh ruang. Aku pun tidak menunggu perintah untuk kedua kali aku menuruti apa yang dia inginkan. Aku menghisap putingnya secara bergantian dengan aku selingi dengan jilatan-jilatan lembut. Tanganku turun kebawah dan berusaha melepas celana panjangnya. Desy mengerti bahwa aku sedikit kesulitan melepas celana panjangnya, dia membantu untuk manaikan pantatnya sehingga celana panjang serta celana panjanya dapat aku lepas. Setelah kedua penutup tubuh Desy dapat aku lepas, tanganku mulai menggesek-gesek permukaam miss.V-nya sesekali memainkan clitnya yang terlihat menonjol. “Ooohhhh…. Yaaaa….. teerruuusss…… mainin clit-ku saying. Aaaahhhh….. Enak banget maaaaassss…..” Sekitar 3 menit kemudian aku mulai menurunnkan ciumanku ke bawah dan semakin kebawah hingga kepalaku sekarang berada tepat di depan Miss.V-nya. Aku cium dan jilati bibir Miss.V-nya dan tidak ketinggalan juga aku sentil clit-nya dengan lidahku. “Mas buka bajunya dong…. Aku pingin pegang Mr.P-nya mas.” Aku buka semua pakaianu sampai aku benar-benar telanjang di depan Desy. Setelah aku melepas semua pakaianku, aku langsung naik ke ranjang dan memposisiskan Mr.P-ku ke kepalnya sedangkan kepalaku ke Miss.V-nya sehungga kita dalam posisi 69. Begitu Mr.P-ku berada dihadapannya Desy tidak menyia-nyiakannya dilumatnya kepala Mr.P-ku dengan penuh nafsu. “Hhhmmm…… Mmmmhhhhh…. Sluuuppp…… Sluuuppp….. Aahhh…… Enak banget Mr.P-nya mas” “Aaaaahhh……. Desy…… Enak banget emutanmu…… Terus Desy…… Ooooohhhhh….. Yeeeesss…. Aaaaahhh…..” Aku yang tak mau kalah langsung mencium Miss.V-nya. “Ooohhh…. Maass… Terus saying, jilatan Miss.V-ku sayang. Aaaahhhh…..” Mendengar desahannya membuatku makin kalap. Aku memasukan dua jari tanganku kedalam Miss.V-nya dan mulai menggerakan keluar-masuk Miss.V-nya. “Aaaahhhhh….. mas, Miss.V-ku diapain sih, enak banget mas. Aaahhhh….. Terus mas…….. terus kocok Miss.V-ku mas…… Aku sudah nggak tahan lagi mas…… OOOHHHH…… YEEEESSS…… MAs…. Aku…… KELUUAAAARRRR……. AAAAAAHHHHH……..” Tubuh Desy langsung ambruk seperti kehabisan tenaga. “Mas hebat banget deh. Aku belum pernah orgasme seperti ini.Sekarang giliran mas yang akan aku buat kuwalahan.” Desy kemudian menaikiku yang sudah dalam keadaan siap tempur. Digenggamnya Mr.P-ku, dikocoknya naik-turun “Ini dia yang tadi malam buat aku merasakan indahnya sorga dunia” katanya dalam hati. Mr.P-ku kemudian dituntun perlahan – lahan mulai memsuki Miss.V-nya. “Ooooohhhh…… Goooddd….. Aaaaahhhh…..”desahku ketika Mr.P-ku mulai menggesek dinding –dinding Miss.V-nya sampai kurasakan kepala Mr.P-ku menyentuh sesuatu yang ternyata adalah rahimnya. Desy langsung saja mulai menaik-turunkan tubuhnya sambil matanya menatapku dengan pandangan sendu yang menandakan dia telah terbakar oleh nafsu sedangkan mulutnya mengeluarkan desahan-desahan dan sesekali tampak tersenyum senang terhadapku. Payudaranya bergerak mengikuti gerakan tubuhnya yang naik turun. Sebuah pemandangan yang sangat indah mengingat ini adalah pertama kali aku melihat Desy yang sedang dalam kondisi terangsang penuh. Semalam aku nggak bisa melihat dengan jelas ekspresi Desy saat ML karena Suasana yang hanya diterangi oleh sinar bulan. Desy terus menaik-turunkan badannya, kadang memaju-mundurkan, bahkan sesekali memutar pinggulnya.

Aku merasakan Mr.P-ku seperti dipelintir oleh Miss.V-nya sedikit sakit tetapi enak banget. “Aaaahhhh….. Desyyy……. Nikmat banget goyanganmu sayang……. Terus sayang jangan berhenti……..Aaaaahhhh…..” Erangku ke-enak-an sampai. 15 menit kemudian aku merasakan banyak cairan di kepala Mr.P-ku yang meminta untuk segera dilapaskan.” Aaaaahhh….. Sayang……. Aku keluuaarrr…… Aaaaahhhh…..” Sebelum aku mengeluarkan cairan dari Mr.P-ku desy mengeluarkan Mr.P-ku dari Miss.V-nya kemudian memasukannya kedalam mulutnya sehingga semua cairan dari Mr.P-ku keluar didalam mulutnya. Crooot….. Crooooot….. Croottt…… Tubuhku lemas seprti tak bertulang. Aku memandang kearah Desy yang masih menghisap Mr.P-ku tampak dia menelan semua cairan orgasmeku serta membersihkan sisa-sisa cairan orgasme yang masih tertinggal. Kami kemudian beristirahat. Sekitar 5 menit kemudian tenagaku mulai kembali. Aku memandang kearah Desy yang berada disamping kiriku. Dia pun memandang ke arahku sambil tersenyum puas. Tetapi sesaat kemudian tangan Desy mulai mngocok mr.P-ku sehingga membuat Mr.P-ku kembali bangun dari tidurnya. “Desy…… Kamu emang nggak capek sayang……. Aaaaahhhh………” tanyaku heran “nggak mas, malah aku nerasa horny lagi. Kayaknya aku nggak akan pernah capek kalau ML sama mas. Rasanya pingin dan pingin terus. Mr.P mas bikin aku ketagihan. Mungkin ini juga efek dari jamu yang aku minum tadi. Lihat deh mas Miss.V-ku juga sudah basah lagi.” Jawab Desy sambil menunukan jari tangannya yang telah basah oleh cairan pelumas Miss.V-nya. Aku peluk dia kemudian aku cium bibirnya dengan penuh nafsu. Kemudian aku suruh dia nungging membelakangiku. Dia mengerti apa yang mau aku lakukan. Dia kemudian menungging membelakangiku. Aku mengarahkan kepalaku ke belahan kedua pantatnya yang montok. Aku cium dan jialt kedua buah bongkahan pantatnya. “Aaaaahhhh….. maaass….. geli…. Tapi enak. Anget mas….”. Aku kemudian mengarahkan ciumanku dan jilatanku kearah Miss.V-nya. Disana aku menciumi dan menjilati Miss.V-nya dan tidak ketinggalan clitnya juga aku kulum dan jilat. “Aaaaahhhh….. Mas….. masukin dong Mr.P-nya……. Aku udah pingin digagahi sama mas…… Aaaaaahhhhh…….” Pinta Desy. Aku tidak membuang-buang waktu, langsung aku arahkan Mr.P-ku kearah Miss.V Desy. Aku dorong perlahan Mr.P-ku kedalam miss.V-nya. Aku dapat merasakan setiap inci pergesekan antara Mr.P-ku dengan Miss.V-nya, benar – benar nikmat banget.Aku nggak bias menjelaskan dengan kata – kata kemikmatan yang aku rasakan. Ketika aku rasa Mr.P-ku telah menyentuh rahimnya, aku mulai memaju-mundurkan pinggulku untuk mengocok Miss.V-nya sementara tanganku akau arahkan ke payudaranya yang kemudian aku remas-remas. Pertama aku bergerak sangat lembut sehingga dia merasa nikmat dan lama kelamaan aku mulai mempercepat gerkan pinggulku. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan akan mencapai puncak kenikmatan.’Aaaahhh….. Deesyyyy…… aku…… mau……. Keluar…..Aaaahhhhh……” Erangku . “Keluarin aja mas….. aku….. juga……. Mau….. Keluar……..Aaaahhh…..” Akhirnya kami keluar bersamaan. Aku menyemprotkan Cairan orgasmeku kedalam Miss.V Desy. Croooott……Crootttt….Crooottt….. Kurang lebih empat semprotanku masuk kedalam Miss.Vnya. Badanku ambruk menindih badannya dari belakang. “ Wow…. Desy….. kamu hebat banget sayang……” Pujiku. “Mas juga hebat kok….. aku bahagia banget mas bisa ML sama mas. Aku cinta banget sama mas” “Aku juga xinta sama kamu Desy” sambutku sambil mencium bibirnya dengan penuh rasa sayang. “Mas aku minta lagi boleh nggak?” “Hah? Kamu mau lagi emang kamu masih kuat.” “Masih kok. Pokoknya aku nggak pernah bias berhenti pingin ML sama mas” Dan akhirnya kami berdua melanjutkan petualangan nafsu kami sampai tanpa terasa kami sudah 4 jam berada didalam kamar losmen tersebut. Setelah 4 jam melelahkan itu kami pun setuju untuk kembali ke base camp karena merasa nggak enak sama yang lain. Dan dengan tubuh yang letih tapi bahagia kami keluar dari kamar losmen tersebut. Dan saat kami mengembalikan kunci losmen tersebut tampak wanita penerima tamu tadi menahan tawa saat melihat kami berdua yang tampak letih dsn kusut. Sepertinya dia tau tentang pertempuran kami. Kami tidak memperdulikannya lalu meninggalkan losmen cinta tersebut untuk menuju ke base camp.

**************************************************

[Pengalaman Orang] Pengalaman KKN 4 : Gara-gara di tinggal pulang

oleh Harssen Grace Cokroaminoto pada 12 November 2010 jam 6:35
Pengalaman KKN 4 : Gara-gara di tinggal pulang


Cerita berikut ini masih bercerita tentang pengalaman selama KKN pertengahan bulan januari 2010. Terima kasih atas comment dan tanggapan teman-teman sekalian terhadap cerita saya yang lalu

Warna Dialog :<span> Desy</span> <span>Lina</span> Michael <span>Other</span>

************************************************** ******************* Sabtu, ** Januari 2010


Sesampainya kami dibase camp beberapa anggota menyoraki kami. “<span>Dari mana aja nih kok ke pasar lama amat. Pasti mampir ya? Suit… suit….</span>” Goda Andra sang ketua kelompok. Wajah Desy langsung berubah merah karena malu. “Tadi motornya mogok, jadi aku bawa kebengkel dulu.” Jawabku berusaha ngeles sambil berlalu keara dapur untuk menaruh barang bawaan dari pasar. Didapurpun tak kalah serunya anak – anak cewek semuanya menyoraki kami. "<span>Kemana aja non kok baru pulang, emang belanjanya di Surabaya ya. Hehehe….</span>” Kini Julia anak divisi admint yang menggoda kami. “Sudah dong kasihan Desy tuh wajahnya sampai merah begitu. Tadi motornya mogok jadi aku bawa kebengkel dulu” “<span>dasar kamu itu pinter banget ngeles ya</span>” “Siapa dulu dong Michael gitu loh” Setelah menaruh barang-barang belanjaan aku pun menyuruh desy untuk istirahat dulu, sebab terlihat banget kalau dia kelelahan setalah bertempur nafsu selama 4 jam. “<span>Enggak usah mas, aku nggak apa-apa kok</span>” “Udah kamu istirahat aja. Ntar kamu sakit. Kalau kamu sakit, aku juga yang bingung. Bingung nggak ada yang muasin aku lagi. Hehehe….” “<span>Mas ini bisa aja deh</span>” Desy kemudian pergi kedepan untuk beristirahat di ruang tamu yag menjadi base camp kita, semetara aku mulai membuat adonan kue yang akan akami presentasikan kepada warga senin nanti. Memang hari sabtu ini kami membuat adonannya agar nanti ketika hari senin nanti kami tidak kelabakan karena adonan perlu di diamkan didalam lemari es sekitar satu sampai dua hari. Saat aku hendak mencuci beberapa bahan diruang cuci, aku mendengar sebuah desahan dar arah kamar mandi. “Siapa lagi ini yang main di kamar mandi, lagian ini masih siang bolong kayak gini, cari mati apa dia” pikirku dalam hati. Memang kamar mandi ini menjadi tempat favorit anak-anak anggota buat ML, soalnya tempatnya yang agak jauh dari tempat berkumpulnya para anggota yang lain, sehingga lebih aman, selain itu juga tepat cuci jarang duipakai sebab kalau mau cuci(baik piring atau pakaian) sering menggunakan air sumur yang letaknya nggak jauh dari ruang tamu tempat kami berkumpul. Makin lama – makin kencang suara desahan tersebut, membuatku penasaran. Aku pun memberanikan diri mengintip dari balik pintu ruang cuci. Disana aku dapat melihat seorang wanita telanjang dada sedang menerima rangsangan dari seorang pria yang sedang melumat payudaranya. Wanita itu ternyata Rina (Bendahara kelompok) sedangkan yang pria adalah Dany (ketua divisi pendidikan). Memang mereka sudah tampak mesra ketika di Surabaya tetapi aku benar-benar nggak menyangka bahwa mereka sudah sejauh ini. Aku melihat si Dany menurunkan ciumannya keperut Rina, sambil tangannya menurnkan celana pendek yang dipakai oleh Rina sedangkan si Dany sudah telanjang dari tadi. Sekarang tampak Dany tersenyum kearah Rina dan Rina membalas senyuman Dany sambil menganggukan kepalanya. Dany kemudian mengarahkan bibirnya kearah Miss.V Rina. “<span>Aaaaaahhhh…… Saayaaang….. enak banget…… terus sayang…. Oooohhhh…… SSsshhhh…. Mmmmmhhhh….. terus sayang……… jangan berhenti…..</span>” desahan Rina kembali terdengar. Dany yang sepertinya sudah berpengalaman langsung memasukan kedua jarinya kedalam Miss. V Rina. Hal ini membuat Rina semakin kelonjotan merasakan kenikmatan permainan jari Dany didalam Miss.V-nya. “<span>Aaaauuuuhhhh…… sayang….. nikmat banget sayang….. Ooohhhh…. Aku nggak tahan lagi sayang……. Masukin Mr.p-mu sayang….. aku ingin merasakan sodokan Mr.P-mu di Miss.V-ku…….. Aaaahhh…..</span>” pinta Rina. Dany tidak membuang-buang waktu lagi. Segera dituntunya Mr.P-nya kea rah Miss.V Rina. Setelah dirasa tepat Didorong pinggulnya kedepan sehingga membuat Mr.P-nya masuk kedalam Miss.V Rina. “<span>Aaaaaaahhhhh…… Sayaaaaaang….. genjot sayang….. genjot terus sayang……</span>”. Dany langsung mulai menggerakkan pinggulnya untuk memulai menggenjot Rina. Aku belum pernah melihat orang yang ML dengan posisi berdiri berhadapan seperti itu, aku salut pada mereka berdua dan sepertinya perlu ditiru. Setelah kuarang lebih 3 menit Dany mencabut Mr.P-nya dan membalikan badan Rina. Kini mereka akan melakukan ML gaya doggy. Dany kembali memasukan Mr.P-nya kedalam Miss.V Rina dari belakang dan menggejotnya kembali dengan cepat dan dalam. Hampir sekitar 10 menit kemudian “<span>Aaaaaaahhhhh…… sayaaaaang…… aku mau keluar……</span>” Rintih Rina “<span>Aaaaaahhhh….. aku….. juga…. Sayang…. Mau dikeluarin dimana……</span>” tanya Dany “<span>Didalam aja sayang……. aku lagi nggak subur…… Aaaaahhhhhh……</span>” jawab Rina Tampak keduanya mengejang menandakan mereka telah mencapai kenikmatan bersama.

************************************************** ******************** “<span>Wah mereka gila juga ya main di siang bolong kayak gin</span>i” Terkejut aku mendengar ada suar dari belakang tubuhku. Dan begitu aku menoleh kebelakang. Ternyata Lina juga sedang asyik nonton Live porn bersama aku. ”Sejak kapan kamu disini?” tanyaku heran dengan nada yang pelan takut mengganggu yang baru saja selesai main. “<span>Sudah dari tadi waktu kamu keasyikan melihat mereka main sambil berdiri</span>” Ternyata cukup lama juga dia pikirku. Dan kami buru-buru menuju ke dapur ketika kami melihat mereka akan keluar dari kamar mandi. Sesaat kemudian aku melihat berdua keluar lewat dapur. “<span>Hari ini mau masak apa nih Mic</span>.” Tanya Dany basa –basi. “Nggak masak, Cuma menyiapkan buat acara hari senin” jawabku seolah nggak pernah tau apa yang baru saja mereka lakukan. Dany dan Rina pun berlalu dari dapur menuju ke ruang tamu untuk beristirahat. Lina yang dari tadi berada disampingku hanya tertawa melihat tingkahku yang salting. “<span>Kamu kok salting gitu sih Mic. Kamu tadi horny ya liat mereka berdua</span>” “Ah, enggak kok. Aku nggak apa-apa” “<span>Mulut emang bisa ngomong begitu, tetapi adek kamu kayaknya berkata lain deh. Hihihi…….</span>” Goda Lina Muka-ku langsung memerah karena malu katauan kalau lagi horny berat. Tapi nggak mungkin ngebangunin Desy trus ngajak ML.. Lina mengerti perasaan yang aku alami. Kemudian dia mendekat dan langsung mencium bibirku. Aku seperti terhipnotis membalas setiap ciumannya. Tetapi sesaat kemudian aku seperti tersadar dan langsung melepas ciumannya. “<span>Kenapa Mic?</span>” “Nggak, nggak ada apa-apa. Aku Cuma nggak bisa ngelakuin ini. Soalnya aku sudah punya pacar” “<span>Emang kenapa kalau punya pacar. Emang kamu sudah nggak cinta lagi sama aku ya. Gara-gara aku pernah ML sama Ronald</span>.” “Buka begitu aku pada dasarnya cinta sama semua wanita. Hanya saja aku nggak bisa menghianati cintanya Desy” “<span>Bukannya kamu juga sudah menghianati cintaku ketika kamu pacaran sama Desy. Sudah tenang aja Desy lagi tidur dan nggak bakal ada yang tau. Kamu nggak harus menjadikan aku pacar kamu. Aku hanya ingin ngelakuin ini sama kamu atas dasar suka sama suka. Kalau misal kamu nggak mau ML juga nggak apa-apa. Kalau begitu aku oral aja, yang penting adek kamu bisa tenang. Kasian kan dia bangun terus</span>.” Lina langsung memeluk tubuhku dan tanganya membuka celana panjang dang celana dalam yang aku kenakan. “<span>Wah udah lama banget ya nggak liat adek kamu. Ternyata udah tambah besar. Pasti sering dilatih sama Miss.V-nya Desy ya</span>” Kata Lina sambil terus mengock Mr.P-ku. Aku yang memang dari tadi sudah terangsang pun malah menikmati apa yang dilakukan oleh Lina. Lina mulai menjilati kepala Mr.P-ku dengan lembut menyebabkan aku merasa seperti tersengat listrik. Oral yang dilakukan Lina emang lebih nikmat daripada Desy, karena jam terbang Lina lebih banyak daripada Desy. “Mmmmmmhhhhh…….. Lina……. Kamu memang pintar……… kamu benar-benar cewek idaman semua laki-laki……. Jilatanmu enak banget……. Aaaaahhhhh……” “<span>Enakan mana sama desy, Mic</span>” “Terus terang aja enakan kamu Lina…....Mmmmmmhhhhh…..” Lina pun mulai mengulum kepala Mr.P-ku. Aku terus mendesah tertahan takut ketauan yang lain. Kemudian mulai mengulum batang Mr.P-ku. Dam mengulum Mr.P-ku sampai kepangkalanya, hal ini membuatku makin merasakan kenikmatan. Setelah itu dia menkombinasi kocokan tangan dan lumatan pada batant Mr.P-ku. Benat-benar membuatku ngilu bukan main tetapi nikmat. Dan sekitar 5 menit kemudian aku nggak dapat menahan diri lagi.”Lina…… Aku…… Sudah….. Nggak tahan lagi……” Lina semakin mempercepat kuluman serta kocokan tangannya. "Linaaaa….. Aku….. Keluuaaaaarrr…… Aaaaahhhhh……..” Croooott…….. Crooott……. Crooott….. Aku menyemprotkan Spermaku kedalam tenggorokan Lina. “Aaaahhhh…… Enak banget Lina….. Makasih ya” “<span>It’s Ok. Kalau kamu pingin ML tapi Desy nggak bias ngelayani. Telpon aku aja. Aku pasti mau ngelayani kamu</span>” balas Lina.
“Beneran nih?” tanyaku sambil membetulkan celana dalam serta celana panjangkuku kembali. “<span>Ya bener lah. Malahan nggak cuma aku, anak-anak cewek ang lain juga mau kok</span>” “Mana mungkin anak-anak cewk yang lain mau” “<span>Kamu nggak tau ya kalau kamu itu terkenal dikalangan cewek</span>” “Ah, nggak mungkin, aku kan nggak cakep. Kamu pasti mengada-ada” “<span>Dibilangin kok nggak percaya. Anak-anak cewek dikelompok kita tuh pada jatuh cinta sama kamu. Soalnya kamu tuh orangnya baik, tanggung jawab pada tugasnya dan yang paling penting kamu bisa membuat cewek-cewek merasakan kenyamanan berada di sisimu</span>” demikian penjelasan Lina. Aku yang mendengar hamper nggak percaya. Apakah aku memang begitu memukaunya sehingga cewek-cewek dikelompokku naksir sama aku. “<span>Dan tadi pagi kita smua membicarakan tentang kamu. Mereka semua siap seandainya kamu memerlukan teman untuk tidur. Bagi mereka bisa melayanimu ditempat tidur adalah sesuatu yang membanggakan. Soalnya mereka berpikir bahwa cewek yang bisa tidur sama kamu adalah cewek yang pasti akan mendapatkan kebahagiaan</span>” “Tapi gimana mereka bisa memutuskan seperti itu tanapa memberitaukan ke aku dulu” “<span>Aku sendiri juga nggak tau sih Mic. Yang pasti mereka siap melayanimu walaupun statusnya bukan pacar kamu. Walaupun sifatnya hanya buat senang-senang</span>” Jawab sambil berlalu meninggalkan aku yang masih keheranan.

************************************************** *********************

Hari itu aku membuat adonan dengan perasan nggak menentu yang disebabkan oleh pernyataan Lina tadi. Tapi ada benarnya juga. Ketika aku sedang membuat adonan dating si Jessy. Jessy adalah cewek yang manis imut. Dia memiliki dada yang paling besar diantara kelompok cewek. Dia menghampiriki pura-pura melihatku mengaduk adoanan, padahal dia ingin aku melihat payudaranya yang besar atau kadang dia berusaha untuk membantu membuat adonan yang sedang aku kerjakan sehingga kadang membuat payudaranya terentuh siku-ku. Begitu juga dengan yang lainnya, juga berusaha menarik perhatianku dengan bagian – bagian tubuhnya. Sampai akhirnya pekerjaanku selesai. Setelah selesai aku langsung mandi, setelah itu aku keluar kamar mandi dan tanpa sadar waktu sudah mennjukan pukul 16:00. Setelah keluar dari kamar mandi dan meuju ruang tamu. Aku merasa bahwa base camp telah sepi. “Anak-anak pada kemana sih?” tanyaku kepada Luky. “<span>Sebagian ada yang dijemput keluarganya, sebagian lagi ada yang pergi ke Br*** sama anggota kelompok lain</span>” “Trus kamu mau kemana ?” tanyaku kembali pada Luky. “<span>Aku mau ke tempat kelompok 30 di desa Ma*****. Aku mau ngapelin pacarku disana. Kamu jaga rumah ya Mic soalnya cowok kelompok kita keluar semua. Kalau Cuma cewek yang nunggu kasihan</span>” jelas Luky langsung berlalu dengan sepeda pancal pinjaman pemilik rumah. “Wah kebetulan nih aku bias berduaan sama Desy sampai pagi” pikirku. Tetapi apa yang aku pikirkan tidak akan menjadi kenyataan, sebab tidak lama kemudian ada sebuah mobil masuk ke halaman base camp kami. Tampak seorang wanita berumur sekitar 35 tahun dan seorang laki-laki berumur sekitar 40 tahun turun dari mobil tersebut. Tampak juga Desy menyambut kedatangan mereka. Sebagai seorang laki-laki satu-satunya di kelompok aku menghampiri tamu tersebut dan tidak luma menyalami dan mempersilahkan tamu itu masuk. “<span>Ma, Pa, kenalin ini Mas Michael ketua divisi yang Desy tangani. Mas ini kedua orang tua Desy</span>.” Kata Desy memperkenalkan kami berdua. Aku kemudian memperkenalkan diri kepada kedua orang tua desy. Pantas saja Desy bias begitu cantik dan sexy, soalnya dia berasal dari bibit unggul. Mamanya cantik dan juga sexy nggak kalah dengan sang anak, sedangkan ayahnya sangat tampan dan terlihat berwibawa. Kami pun berbincang-bincang sejenak. Dan sebagai orang tua mereka cepat tanggap dengan hubungan ku dengan anak mereka bukan hanya sebagai ketua da anak buah, tetapi sudah seperti sepasang kekasih. Desy pun menjelaskan hubungan kami da juga hubungannya dengan mantannya yang sudah menelantarkan dia. Orang tuanya mengerti dan dapat menerima dan merestui hubungan kami. Setelah itu kedua orang tuaDesy meminta ijin untuk membawa Desy kembali ke Surabaya dan berjanji senin pagi Desy akan diantar kembali. “Kalau saya sih boleh-boleh aja OM. Apalagi Om dan tante adalah Orang tuanya. Tapi lebih baik Om dan tante lapor ke DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) dahulu. Sebab ini sudah prosedurnya. Mari saya antarkan” jawabku sambil menawarkan diri untuk menuju ketempat DPL kelompok kami.

************************************************** *********************

Sekembalinya aku dari rumah DPL, aku membantu Desy mengemasi beberapa barang-barangnya, “<span>Maaf mas ya aku nggak bias nemenin mas malam ini. Sebenarnya aku pingin berduaan sama mas, mumpung yang lain pada pulang, tapi mamaku maksa dia kagen sama aku</span>” “Nggak apa-apa kok, lagian kamu juga kangen sama orang tua kamu kan” Setelah mengemasi sebagian barang-barangnya aku mengantar Desy sampai kemobil ayahnya. “<span>Kami permisi dulu nak Michae</span>l” pamit ayahnya Desy. “Oya Om. Selamat jalan. Hati – hati di jalan” balasku.

Setelah mobil itu menghilang di tikungan dekat base camp. Kekecewaan terbesit dimukaku. Aku kemudian masuk kedalam rumah untuk nonton TV untuk membunuh rasa jenuhku. “<span>Loh, kok kamu sendirian Mic, kemana yang lain?</span>” Tanya Lina yang baru pulang dari berkunjung ke kelompok sebelah. “Tau ah.” “<span>Kok kamu kayaknya bete gitu sih</span>.” “Gimana nggak bete coba. Anak-anak pada pulang sebagian ngelener ke Br***., terus Desy dibawa pulang sama Ortunya. Sedangkan aku ditinggal sendirian disini” “<span>Siapa bilang kamu sendirian, kan ada aku</span>” “Emang kamu nggak ada acara keluar” “<span>Nggak. Aku mau nemenin kamu malam ini</span>” “Maksud kamu ?” “<span>Aku akan mengabulkan semua keinginanmu malam ini</span>” “Bener nih apa saja?” tanyaku tak percaya “<span>Iya apa aja. Tapi sekarang kita makan dulu di warung depan yuk. Aku sudah lapar nih</span>” ajak Lina kepadaku. Kami berdua pun menuju ke warung depan perbatasan desa yang terkenal dengan ayam gorengnya enak tapi murah untuk ukuran orang kota seperti kami. Tetapi kami tidak makan disana karena mengingat rumah dalam keadaan kosong. Kami membungkus makanan kami dan segera kembali ke base camp. “<span>Mic, kamu tunggun di ruang base camp aja, biar aku yang ambil piring sama minumnya</span>.” Suruh Lia. “Oke. Aku tunggu ya” Beberapa saat kemudian Lina datang sambil membawa dua buah piring, dus bush gelas dan seteko air putih. Kurang lebih 5 menit kami telah selesai makan dan membuang bungkus makanan dan kembali kedalam ruangan. “<span>Sekarang aku sudah siap melayani kamu sayang. Apapun permintaanmu akan aku lakukan kita memiliki waktu yang cukup panjang untuk melewati malam ini berdua</span>” Memang benar bahwa waktu kami cukup panjang sekitar 12 jam. Dan aku tidak ingin menyiainyiakannya. Aku peluk tubuh Lina dan aku cium bibirnya, kening dan telinga dan lehernya yang jenjang. “<span>Aaaaaahhhhh….. Mmmmhhhh…… Miiccc…… sabar dulu dong sayang…….. tutup dulu jendela dan kunci dulu pintunya. Kita nggak ingin dilihat orang-kan</span>” Aku segera menutup semua jendela serta menarik kain gorden untuk mencegah orang yang mungkin saja lewat depan rumah dan mengunci pintu untuk kamanan. Saat aku selesai melakukan semua yang diperintahkan aku pun kembali menghadap ke Lina. Disana aku melihat Lina berbaring diatas kasur lipat miliknyadengan wajah menghadapku serta kondisi tubuh yang sudah telanjang bulat dengan paha yang telah dibuka sehingga terlihat belahan Miss.V-nya dimana bulu-bulunya telah dicukur bersih. Pemandangan itu membuatku semakin panas-dingin. “<span>Mic kamu buka aja semua pakaian kamu Kita habiskan malam ini dengan penuh nafsu dan kenikmatan</span>” Ajak Lina “Aku langsung membuka pakaianku hingga nggak ada lagi pakaian yang melekat di badanku. Aku menghampiri Lina dan Lina tampak tersenyum kearahku. Sebuah senyuman yang nakal yang makin membuat Mr.P-ku makin menengang. Aku kembali cium bibirnya dengan sangat bernafsu “<span>Mmmmmhhhhh…….. Hhhmmmm….</span>”desahan Lina terdengar begitu sexy. Aku sudah nggak ingat lagi dengan Desy yang sekarang pulang dengan ortunya, yang ada adalah perasaan bahwa mala mini aku akan bercinta dengan Lina sampai pagi. Dikepalaku hanya ada kenikmatan yang akan aku dapatkan dari lina. Lina nggak mau kalah, dia membalas lumatanku dengan menjulurkan lidahya sehngga bukan hanya bibir kamu yang bertarung tetapi juga lidah kami saling melilit satu sama lain. “mmmhhhhh……..Mmmuaaaacchhh…..” Kami melepas ciuman kami yang begitu lama untuk mengambil nafas. Tanganku mulai meremas lembut payudaranya. “<span>Aaaaahhhh….. Miiccc….. Terus sayang…..</span>”Desah Lina kembali. Tangan Lina nggak mau tinggal diam. Dipegangnya Mr.P-ku serta dikocoknya naik turun. “Ooooohhhhh……. Linaaaa…… Enak sayang….”

Kocokan Lina makin lama makin cepat. Aku yang meresa nikamat langsung mengulum payudaranya Lina dengan ganas, bahkan putingnya aku gigit dan hisap.”<span>Oooohhhh…… Miiiicccc……. Terus Miiicccc…… Yeeeaaaahhhh……. Gigit terus putingku sayang….. Hisap terus…… Berikan aku kenikmatan sayang…….</span>”jerit Lina nikmat. Setelah aku rasa cukup aku melepas ciumanku pada payudaranya serta melepas tangannya pada Mr.P-ku. Kuputar badanku dan aku balikan badanku dan badannya, sehingga kami membentu posisi 69 dengan Lina berada diatas. Lina lamgsung memegang kembali Mr.P-ku dan mulai melumat kepala Mr.P-ku. Dia menglum dengan cepat seakan dendam terhadap Mr,P-ku. Aku juga nggak mau kalah, aku memasukan dua jari-ku kedalam Miss.V-nya yang telah basah oleh cairan cintanya. Aku kocok Miss.V-nya dengan kedua jariku dengan cepat dan tak lupa lidahku juga bermain di clitnya. “<span>Ooooohhhh….. Miiiiccc….. terus sayang……. Enak banget….. Aaaaaahhhh…..</span> “ rintih Lina yang kemudia dibalas dengan melahap habis Mr.P-ku kedalam mulutnya. “Mmmmhhh…….. Linaaaa……. Nikamat sekali sayang….. Ssssshhhhhh…… Ooooohhhhh……” Lina semakin kencang mengulum Mr,p-ku. Bahkan sesekali dia menyedot Mr.P-ku. Rasanya bener-bener gila. Ngilu tapi nikmat. Lama-lama aku merasakan cairanku akan keluar. Aku langsung mencabut mr.P-ku dari dalam mulutnya dan mengangkat tubuhnya dan aku dorong ketembok. Lina mengerti apa yang akan aku lakukan terhadapnya. Dia menunggingkan pantatnya dan melebarkan kakinya untuk memberikan ruang agar Mr.Pku bias masuk dari arah belakang. Aku masukan Mr.P-ku kedalam Miss.Vnya dari arah belakang.”Aaaaahhhh……. Seret banget sayang……. Kamu kasih apa sih Miss.V-mu…. Kok bisa seret kayak gini….” “<span>Rahasia dong, yang penting enakkan sayang</span>” “Enak banget sayang…… Aaaahhhhhh…..” Aku langsung menghentakkan pantatku ke depan dengan keras dan membentur dinding rahimnya. “<span>Aaaaahhhh…… Mr.P-mu emang enak Mic….. Mentok banget kedinding rahimku…… Sekarang gerakin Mic aku pingin Digagahi sama kamu sayang</span>” Aku gerakan pantatku maju-mundur berirama dengan sedikit cepat dan lama kelamaan semakin cepat dan liar. Aku sendiri heran mengapa aku bisa seliar ini. Padahal sama Desy aku nggak pernah seliar ini. Apa mungkin karena Lina adalah cewek yang telah mengambil keperjakaanku. Makin lama teriakan dan erangan kenikmatan semakin mengeras membahan keseluruh ruangan. “<span>Aaaaaahhhh…… Miiiicccc……. Gagahi aku Mic….. I’m your bitch now….. Aaaaahhhhh…… Fuck me harder……. Harder….. yeah fucm honey….. Deeper….. deeper…..Oooohhhh…..</span>” Erangan Lina tak jelas. Aku yang merasa sudah berada di pucuk puncak orgasme, semakin cepat memaju-mundurkan pantatku memompa Miss.V-nya. “Aaaaahhh…… Linaaaaa….. Aku…… keluar…… Aaaahhhh……..” “Aku juga Mic….. keluarin didalam aja Mic…… Oooohhh….. Aaaaaaahhhh……” Crooot….Crooott….. Croott…. Aku senprot semua sperma-ku kedalam Miss.V-nya. “Wow, enak banget gagahin kamu Lin” “<span>Aku juga Mic. Kamu bnenar-benar jantan sayang</span>” Aku melepas Mr.P-ku dari Miss.Vnya dan berjalan ke sebuah meja untuk mengambil air dari dalam teko yang dibawa Lina tadi. Aku minum air itu dengan begitu cepat tak lupa aku berikan juga kepada Lina. Benar-benar menguras tenaga Ml sama Lina. Tapi ada sesuatu yang aneh setelah aku minum air itu. Mr.P-ku kembali tegang lagi dan siap untuk melakukan tugasnya kembali. Lina hanya senyum-senyum ketika melihat Mr.P-ku kembali bangun. “<span>Kamu tau nggak Mic kenapa Mr,P-mu bisa cepat bangunnya ?</span>” “Ngak tau. Emang kamu tau kenapa” “<span>Aku tadi udah mencampur air yang kita minum dengan ramuan untuk membangkitkan nafsu. Semacam obat perangsang tetapi lebih alami.</span>” “Dasar kamu nakal, ya. Jadi kamu ingin buat aku mati kenikmatan ML sama kamu” “<span>Bisa dibilang begitu. Habis enak sih Ml sama kamu Mic. Dan sekarang….</span>” Lina mendekati sambil merangkak seperti anak kucing. Sesampainya didepanku didorongnya tubuhku sehingga aku jatuh terduduk dengan paha terbuka lebar. Lina tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Dipegang dan diurutnya Mr.P-ku naik-turun sementara batang Mr.P-ku dijilat seperti seekor kucing memandikan anaknya. Setelah itu dikulumnya batang Mr.P-ku naik-turun dengan tempao yang lumayan cepat dan sesekali diselingi dengan sebuah hisapan panjang membuatku semakin tak dapat menahan diri lagi. Kulepas Mr.P-ku dari mukutnya dan kubimbing dia untuk duduk diatas Mr.P-ku. Aku mengambil posisi duduk berhadapannya sementara Lina menaik-turunkan tubuhnya atau memaju mundurka pinggulnya yang semakin membuatku semakin merasa ke-enak-an. “Aaaaahhh…… Oooooohhhhh…….” Erangku ketika Lina menaik-turunkan tubuhnya dengan cepat. Payudaranya yang bergerak naik-turun mengikuti gerakan tubuhnya aku hisap dan putingnya aku cepit dengan kedua bibirku. “<span>Aaaaahhhh…… Miiiicc……. Yeeeaaaahhhh……. Enak Mic…… cepit terus putingku….. Aaaaahhhhh…..</span>” Kini giliran Lina yang mendesah. 5 menit kemudian aku menghentikan gerakannya untuk berganti posisi. Kami berdiri berhadapan dan tubuhnya aku angkat dan menempatkan Mr.P-ku ke Miss.Vnya. Lina melingkarkan tangannya ke leherku dan kakinya ke pinggangku sementara tanganku menahan pantatnya dan mulai menngerakkan pantatnya naik-turun. Lina juga membantui untuk manaik turunkan tubuhnya. Dengan bercinta sambil berdiri seperti ini aku mmerasa manjadi laki-laki yang jantan. Dengan semua tenagaku aku menggerakkan tubuhnya naik-turun. “<span>Aaaahhhh….. Miiiiicccc….. kamu benar - benar jantan sayang…… Oooohhhh…..</span>” puji Lina. 3 menit Ml dengan posisi berdiri membuatku tidak dapat menahan cairan yang akan keluar. “Aaaaaahhhhh….. Linaaaaa……. Aku……. Keluar lagi………Oooooohhhhh……” “<span>Iya Miiiiccc….. Aku….. Juga…… Aaaaahhhhh……</span>” Crooot…. Crooott… Crooottt…. Kembali spermaku melesat kedalam Miss.V Lina. Lututku terasa lemas sekali, tetapi aku berusaha menurungkan tubuh Lina secara perlahan. Aku dapat merasakan cairan spermaku keluar dari dalam Miss.V Lina akibat gaya gravitasi. Ini pertama kalinya aku merasakan lelehan spermaku. “Mmmmmmhhh…..” aku cium Lina untuk mengekspresikan kenikmatan yang aku dapatkan. “kamu benar-benar hebat sayang” Pujiku ke Lina “<span>makasih sayang. Kamu juga hebat. Aku benar-benar puas ML sama kamu</span>” “Ah, masa udah puas katanya mau Ml sampai pagi” jawabku sambil meminum air pembangkit gairah. Lina hanya tersenyum. “<span>Iya deh. Aku akan melayanimu sampai mr.P-mu nggak bisa berdiri lagi</span>” Aku kembali mendekati Lina yang terkulai di tempat tidur lipatnya dan memberinya air pembangkit gairah kepadanya. Lina meminum air pembangkit gairah tersebut dan tidak lama kemudian efek dari air itu muncul. Aku memeluk tubuh telanjangnya yang basah oleh keringat yang membuat tubuhnya semakin menggairahkan aku. Aku cium bibirnya dengan penuh gairah. Lina menjulurkan lidahnya kedalam mulutku yang kemudian aku sambut dengan melilitkan lidahku ke lidah Lina. lidah kami salling bertarung melilit satu sama lain. “Mmmmmhhhhh……. Cluuuppp…….Hhhaaaaah…….sluuuurp…… Mmmmuuuaaahhh…..” terdengar suara ciuman kami keseluruh ruangan. Setelah puas mencium bibirnya, lidahku beralih ke belakang telinganya dan mulai menjilat bagian belakang telinganya dan tak lupa sesekali melumat daun telinganya. “A<span>aaaahhhh…… Uuuuuhhhh….. Miiiiccc…… Ooooohhh…..</span>” desah Lina. Lina memang tidak tahan bila daun telinganya dikulum. Dia akan mengerang keras apabila daun telintganya dikulum. Setelah puas mempermainkan daun telinga Lina, ciumanku aku turunkan menuju ke dadanya yang besar. Aku kulum payudaranya untuk kesekian kalinya Cuma kali ini aku mengulum dengan sedikit memberikan hisapan yang kuat , sehingga meninggalkan bekas merah di dadanya yang putih. Aku mulai memainkan lidahku di putingnya yang telah tegak dan mengeras sebagai tanda dia sudah sangat terangsang. “<span>Aaaahhh….. Miiiiccc….. Masukin Mr.P-mu….. Uuuuhhh….. Jangan siksa aku Mic…..Please…… Aku…..Pingin di gagahi kamu saying…… Oooohhhh….. Fuck me now…….. Mmmmmhhh…….</span>” Aku yang juga telah berada p[uncak rangsangan langsung menarik kedua kakinya ke pundakku dan aku masukan Mr.Pku untuk yang kesekian kalinya kedalam Miss.V Lina.”<span>Oooohhh……. Yeeeaahh….. I Feel So Good…… Honey</span>“ teriak Lina ketika Mr.P-ku telah masuk menyentuh rahimnya. Aku mulai memajumundurkan pinggangku dengan cukup cepat dank eras sehingga membuat tubuhnya menggeliat – gekiat merasakan kenikmatan. Tubuhnya bergerak naik turun ke kiri kekanan tak menentu. Tetapi akibat pergerakan tubuhnya tersebut aku semakin merasakan kenikmatan. mr.P-ku serasa diremas dan dipelintir. Benar – benar nikmat dan setelah menggenjot Miss.V Lina cukup lama aku merasakan bahwa Lina akan mencapai puncak orgasmenya. “<span>Aaaaaahhhh….. Miiiiiiccc….. Aku keluar lagi sayang…… Aaaaahhhh…..</span>” Aku merasakan semburan cairan orgasmenya membasahi batang Mr.P-ku. Aku nggak menunggu dia merecover tenaganya, kangsung aku balikan badannya dan kembali ke gagahi Lina dari belakang dengan posisi tubuhnya telungkup. Aku terus memompa pinggulku keluar-masuk MissV Lina sampai akhirnya aku ngga kuat menahan orgasmeku. “Linaaaa…. Ooooohhhh…… aku…… keluaaaaar …….. Aaaaaaahhhh……” “<span>Iya Mic….. Aaaaahhhhh….. aKu……. juga mau keluar lagi…… Aaaaaaaaaahhh……..</span>” Crooot……. Crooottt….. Crooott….. Spermaku menyembur deras kedalam Miss.V Lina untuk kesian kalinya.

“<span>Uuuuhhhffff….. Mic, kamu benar-benar gila. Aku ngaku kalah sama kamu</span>” “Haaaaah…. Aku juga Lina. Miss.V-mu begitu nikmat. Aku benar – benar ketagihan sama Miss.V kamu” “<span>Mr.P-mu juga begitu nikmat. Aku baru kali ini Ml sampai kecapekan seperti ini. kamu kok bias begitu ganas dan liar sih?</span>” “Aku sendiri juga nggak tau kok bisa seliar dan seganas ini kalau main sama kamu. Padahal aku kalau main sama Desy nggak pernah seliar ini” “<span>Mic istirahat dulu ya saying. Aku kecapekan nih. Rasanya nafaskunkayak mau putus deh</span>” kata Lina kepayahan sambil membaringkan badannya disampingku dengan kepalanya berada di dadaku and beberapa saat kemudian Lina tertidur. Aku membelai rambutnya yang basah oleh keringat (Kami seperti orang yang baru saja mandi seluruh tubuh bahkan rambut kami juga basah oleh keringat) dan sesaat kemudian aku juga ikut tertidur. Aku terbangun karena merasa ada yang hangat di Mr.P-ku dan ketika aku buka mataku aku melihat Lina sedang mengulum batang Mr.P-ku dengan lahap. “<span>Sorry ya sayang aku ngebangunin kamu. Aku pingin ngerasain Mr.P-mu lagi boleh nggak?</span>” “Tentu saja boleh.” jawabku yang kemudian memegang kepalanya dan mendorongnya kembali untuk melumat Mr.P-ku. “Mmmmmhhhh……. Linaaa…… Kulumanmu enak banget sayang….. Rasanya aku pingin kamu kulumin Mr.P-ku terus…..Aaaahhh” Dan setelah aku rasa cukup menari tubuhnya untuk duduk di atas tubuhku. Diarahkannya Mr.P-ku memasuki Miss.V-nya. “<span>Aaaaahhh…… Sedap banget Mic Mr.P-mu……. Aaaaahh……</span>” Setelah dirasa pas, Lina mulai melakukan gerakan naik-turun dan kadang memutar pinggulnya. “Aaaaahhhh……. Linaaaa…… Enak Lin…… Terus sayang…… Ooooohhh……” desahku merasakan kenikmatan yang tak berujung. Aku kemudian membantu dengan menggerakkan pantataku naik-turun untuk mengimbangi pergerakan Lina.” <span>Oooooohhh……. Miiiiccc….. Uuuuuhhhh…… Yeeaahh….. Fuc me….. Deeper…. Deeper….. Ooohhh…. Yeeah…. Honey…. Fuck me Honey….. Uuuuuhhhh….. Aaaaaaahhhh……</span>” Mendengar desahannya membuat aku semakin cepat mengocok Miss.V Lina dari bawah. “A<span>aaaaahhhh….. Miiiicc….. I’m…. Comiiiinng…… Aaaaaaaahhhh…….</span>” Jerit Lina ketika sampai pada puncak orgasmenya. Aku yang belum merasakan puncak langsung membalikan tubuh Lina tanpa melepas Mr.P-ku dari dalam Miss.V-nya. Kini Lina berada di bawah tubuhku dan langsung aku gerakkan pantatku untuk memompa Miss.V-nya. Akhirnya entah berapa lama kemudian aku kembali merasakan cairan orgasmeku kembali berkumpul untuk siap di luncurkan.”Aaaaahhh….. Linaaaaa…… Aku keluaaaaaar……. Aaaaaaaahhhh……..” teriakku. Tetapi tepat sebelum Cairan orgasmeku keluar lina langsung mencabut mR.P-ku kemudian mengarahkan Mr.P-ku ke dalam mulutnya dan Crooot….. Crooott…… Croott….. menyemburlah semua spermaku kedalam mulutnya dan dengan lahap dia menelan semua semburan spermaku. SEtelah itu Lina kembali melumat Mr.p-ku untuk membersihkan sisa-sisa spermaku yang masih tersisa di Mr.P-ku. “<span>Mmmmmhhhh….. enak banget spermamu Mic. Kapan-kapan aku bisa minta buat sarapan ya Mic.</span>” “Kamu ini benar-benar liar Lina” “<span>Tapi suka kan</span>” Aku tersenyum mendengar perkataannya. emang siapa yang nggak suka sama dia. Hanya orang yang nggak waras yang nggak suka sama Lina. SEtelah itu kami mengulang kembali setiap pertarungan nafsu yang sempat tertunda hingga aku mendengar suara kok ayam yang menandakan waktu sudah menjelang pagi hingga kami memutuskan untuk mengakhiri pertarungan kami dan kembali mengenakan kembali pakaian kami sebab siapa tau teman – teman kembali ketika kami sedang tidur karena memang setelah kami mengenakan pakaian kami kembali kami tertidur dengan cukup pulas.

************************************************** **********************

KKN 5
Sinar matahari mulai menyeruak masuk kedalam ruangan dan mengenaiku sehingga membuat aku terbangun dari tidur nyenyaku. Aku melihat kesebelah kiriku, disana terdapat sebuah tubuh yang sangat menggairahkan. Tubuh milik Lina yang tertidur lelap. Aku memandangi wajahnya. Lina memiliki wajah yang cantik terutama ketika sedang tidur. Aku belay rambutnya dengan lembut seolah aku mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu Lina. Aku melihat matanya yang tertutup sedikit demi sedikit terbuka dan aku melihat sebuah senyum yang sangat manis dibibirnya ketika dia memandangku. “Selamat pagi sayang. Kamu cantik banget kalau tidur. Aku jadi gemes banget sama kamu” “<span>Ah…. kamu bisa aja Mic. Aku jadi malu</span>” ”Kenapa mesti malu, semalam kamu mendesah-desah begitu nggak malu” “<span>Habis nggak ada pilihan lain. Kamu buat aku keenakan sih. Terus terang Mic. Aku jatuh cinta sama kamu. Nggak tau kenapa, tapi aku nggak ingin kehilangan kamu. Aku sangat sayang sama kamu.</span>” ”Tapi aku kan pacarnya Desy” “<span>Engak masalah sayang. Yang penting kamu jadiin aku pacar kamu. Pacar kedua juga nggak apa-apa. Memangnya kamu nggak cinta sama aku ya Mic?</span>” “Aku juga sangat mencintaimu Lina, apalagi kamu adalah wanita pertama yang mengenalkan aku pada kenikmatan sex. Aku nggak bisa ngelupain saat pertama kita ML dikamar mandi waktu itu sayang” ”<span>Aku juga nggak bisa ngelupain saat itu sayang. Walaupu aku ML sama Ronald tapi aku selalu ngebayangin kalau yang ML sama aku itu kamu Mic bukan Ronald</span>” “Yang bener” “<span>Iya sayang. Kamu kok nggak percaya sih</span>” sahut Lina dengan wajah sedikit dongkol. “Aku percaya kok sayang” jawabku sambil mencium bibirnya yang kemudia dibalas oleh Lina.”<span>Mmmmhhh…kamu nakal ya sayang, mempermainkan aku. Mmmmhhh….. Haaah……</span>” “Lina aku pingin ML lagi sama kamu sayang” “<span>Emang semalam masih kurang ya, Mic?</span>” “Sepertinya aku pingin ML sama kamu terus menerus. Pingin rasanya ML nggak berhenti-berhenti” “<span>Waaaah. Bisa mati aku kalau begitu.Hehehe…..</span>” Kami kembali berciuman dengan penuh nafsu dan liar sampai kami lupa untuk mengambil nafas. Aku menjulurkan lidahku masuk kedalam mulut Lina yang kemudian disambut oleh lidahnya.”Mmmmhhh…. “ desah kami berdua bersautan. Aku yang mulai terbakar gairah memindahkan ciumanku kearah telinganya sementara tanganku bergerak kedalam kaos ketat Lina. “<span>Ouuughhhh…… Uuuuhhhh….. Aaaaahhhh….. Miiic…. Terus sayang …. Aaaaahhh……</span> “ Erang Lina. Aku melepas kaos ketat yang dipakai Lina dan terlihatlat sebuah pemandangan yang sangat memikat hati setiap laki-laki. Payudara Lina yang besar dengan putingnya yang imut membuat aku semakin terbakar nafsu. Aku alihkan ciumanku ke payudara sebelah kirinya sementara payudara sebelah kanan aku remas lembut. Payudaranya aku hisap kuat sekali dengan sesekali putingnya aku mainkan dengan lidahku . “ <span>Aaaahh….. Miiiic….. Hisap putingku dong….. Please……</span>”pinta Lina. Aku langsung menghisap putingnya dengan sangat keras. “<span>Yeeeaah…… Miiic……. Enak banget Mic……Ooooohhh….</span>” Setelah merasa cukup aku buka celanaku (Oya semalam aku tidur hanya pakai celana kolor saja sedangkan Lina hanya pakai Kaos ketat) dan menyembullah Mr.P kebanggaanku. Dilahapnya Mr.p-ku dengan rakus. “<span>Mmmmhhh….. Mr.P-mu memang enak Mic. Mr.P ternikmat yang pernah aku emut. Hhhmmm…..</span>” puji Lina “Aaaaahhhh….. Kamu juga Lin. Uuuuuhhhh…… emutanmu yang paling enak dari pada Desy. Ooooohhh……” Puji-ku kembali. “Lin…… aku pingin entotin kamu sekarang…… Aaaaahhh……” “<span>Iya Mic Lina juga udah pingin dientot sama kamu</span>” Lina memposisikan dirinya menungging ke arahku dan aku sedikit demi sedikit mulai memasukan mr.P-ku kedalam Miss.V Lina.”Aaaaahhhh…… “ teriak kamu bersama ketika Mr.P-ku berhasil masuk kedalam Miss.V Lina dan menyentuh dinding rahimnya. Aku mulai melakukan jerakan maju mundur dan sesekali memutar sehingga membuat Lina makin ke-enak-an. “<span>Uuuuuhhhhh…… Yeeeah…… Miiiicc….. Entotin Lina yang keras sayang…… jangan siksa Lina……. Fuck me harder and deep….. Ooooohhh…. Come on honey….. I rally want your cock in my pussy so much….. Ooooohhhh…… Aaaaaahhhh…….</span>” Erang Lina smakin menambah semangat aku memompa Mr.P-ku didalam Miss.V Lina sampai sesaat kemudian, “Oooohh…. Linaaaa…. Akuu…. Mau kelaur…. Oooooohhhh…..” “<span>Lina juga Mic. Keluar didalam aja sayang. Aaaaahhhh…..</span>” Croot…. Crooott…. Croot… Kami akhirnya keluar secara bersama-sama. Mr.P-ku masih aku tanam didalam Miss.V Lina sampai beberapa saat kemudian dengan sendirinya Mr.P-ku keluar dari lubang Miss.V Lina. “ Wow. Ini baru namanya liburan yang penuh dengan kenikmatan” Ucapku setelah aku berbaring melepas lelah. Lina hanya tersenyum kearahku dan merebahkan kepalanya di dadaku. “<span>kamu bener Mic. Spertinya aku nggak mau liburan ini berakhir. ,Aku pingin begini terus. Liburan penuh dengan nafsu seksual yang tinggi. Apalagi ditemani sama kamu dan Mr.P-mu. Rasanya aku nggak ingin berhenti ML sama kamu</span>” Ucap Lina. Tangan Lina kembali membelai Mr.P-ku naik turun. Mr.P-ku yang memang mudah terangsang 

kembali bangkit. “<span>Wow. Hebat banget. Baru aja keluar udah bisa berdiri lagi” Ucap Lina kagum</span>. “Lina aku pingin ML lagi nih” “<span>Aku juga</span>” Lina memposisikan badannya di atasku dan menuntun Mr.P-ku masuk kledalam Miss.V-nya. Ketiks Mr.P-ku menyentuh Miss.V Lina, Tok….. Tok….. Tok…. “<span>Woi bangun bukain pintunya dong</span>” Terdengar suara dari luar. Kami terkejut dan dengan segera mencari pakaian kami yang tergeletak dimana – mana. “<span>Cepetan bukain dong</span>” terdengar suara itu kembali. Setelah kami berpakaian, aku membuka pintu dan disana sudah menunggu teman-teman yang sudah kembali dari Br***. “<span>Lama amat sih, ngapain aja sih kalian ?</span>” Tanya Rian sang bendahara kelompok. “Sorry aku semalam ngeronda baru tidur tadi jam 5 pagi” jawabku berbohong. Hampir saja kami ketahuan dan sialnya Mr.P-ku terus tegang minta pelampiasan. “<span>Mic kamu dicariin pak Kades mulai dari kemarin</span>” Dengan sedikit dongkol aku menuju ke kamar mandi untuk mandi (Ya iyalah masa mau makan) dan setelah itu aku segera menuju ke rumah pak Kades. Sesampainya aku dirumah Pak Kades Aku mengetuk pintu tetapi tidak ada yang menjawab aku kemudian memberanikan diri untuk membuka pintu depan rumah Pak Kades. Terkejut aku ketika mengetahui bahwa pintu depan rumah nggak dikunci. Aku masuk kedalam rumah yang terlihat sangat sederhana tersebut. Samar – samara aku mendengar suara Pak Kades. Suara tersebut begitu halus bahkan terkesan mendesah tertahan. Aku makin masuk kedalam rumah Pak kades untuk menemukan asal suara tersebut. Dan sampailah aku disebuah kamar yang tertutup sebagian pintunya. “<span>Aaaaahhh….. Enak…… Pintar benar si mbak ini…. Aaaaahh….</span>” Terdengar suar pak Kades dari balik pintu tersebut. Aku memberanikan diri untuk mengintip dari calah pintu yang tidak tertutup. Aku melihat seorang wanita sedang asyik mengulum Mr.P Pak Kades, Wanita tersebut adalah Julia seorang sekretaris dari kelompok sebelah. “<span>Ooooohh…… terus sayang…… Aaaaahhh….. enak banget……Uuuuuhhh…..</span>” erang pak Kades kembali. Dasar bandot tua gumamku dalam hati. Tetapi ada sesuatu yang membuatku lebih terkejut lagi. Dari arah yang tertutup sebuah lemari keluarlah Herry Ketua kelompok sebelah yang juga satu jurusan denganku. Dengan keadaan yang sudah telanjang bulat menghampiri Julia dan Pak Kades. Tak lama kemudian muncul juga seorang laki-laki yang juga sudah telanjang bulat menhampiri mereka bertiga. Laki – laki itu adalah Andra Ketua kelompokku. “Ada apa sebenarnya, kenapa para ketua kelompok berkumpul disini” tanyaku dalam batin. Herry dan Andra menempatkan diri mereka disebelah kanan dan kiri Julia. Julia kemudian melepas Mr.P Pak Kades dan mulai mengulum Mr.P Andra dan tak berapa lama gantian Mr.P Herry yang dikulum. Aku melihat ketiga orang itu mendesah merasakan kenikmatan. Memang dari kabar yang aku dengar bahwa Julia adalah bispak di kampusku. Walaupun dia sudah punya suami tapi sering cari cowok diluar untuk memuaskan nafsunya yang katanya sangat tinggi. Pak Kadespun ngggak tahan lagi, ditunggingkannya badan Julia dan dimasukkan Mr.Pnya kedalam Miss.V Julia sementara mulut Julia sedang mengulum Mr.P Andra dan tangan kanannya sedang mengocok Mr.P Herry. “<span>Aaaaahhh….. enak banget Miss.V si mbak ini, empotannya kerasa banget. Ooooohhh…..</span>”Seru Pak Kades. “<span>Bener Pak, emutannya juga nggak kalah enaknya Aaaahhh……</span>” erang Andra kemudian. “<span>Mmmmhhh….Hmmmmm….</span>” Julia hanya bisa mendesah tertahan karena mulutnya yang tersumpal Mr.P Andra. Aku yang melihat hal itu mulai terangsang kembali. Tetapi aku nggak mau ambil resiko onani di situ soalnya bisa-bisa ketahuan mereka. Aku hanya bisa melihat apa yang mereka lakukan terhadap tubuh Julia. Sekarang tampak Andra , menggantikan posisi Pak Kades untuk menggenjot Miss.V Julia sedangkan Herry menggantikan posisi andra untuk memasukan Mr.Pnya kedalam mulut Julia sedangkan Mr.P Pak Kades hanya puas dikocok oleh tangan Julia. “<span>Ooooohhhh….. benar-benar nikmat Miss.V mu Julia. Aaaaahhhh……</span>” Erang Andra. Dan tak lama kemudian rotasi terjadi lagi. Kini Herry yang menggenjot Miss.V Lina dengan ganas. Mulut Julia mengulum Mr.P Pak Kades dan Andra secara bersamaan. “<span>Aaaahhh….. Yeeeahh….. Take it bitch. Take my Cock…… Uuuuuhhhh….</span>”Teriak Herry. Mereka terus menggilir Miss.V Julia untuk memuaskan nafsu mereka, sampai akhirnya. “<span>Aaaaaahhhhh….. Aaaahhh…. Aku keluar…..</span>” Erang Andra “<span>Yeeeahhh…. Aku juga….. Aaaaahhh…..</span>” Erang herry kemudian “<span>Bapak juga keluar Aaaaahhhh……</span>” Erang pak Kades nggak mau ketinggalan. Crooot…. Croooott….. Croooot….. Sperma ketiga laki-laki itu berhamburan diwajah Julia. Wajah Julia tampak mengkilap. Julia pun kembali melumat ketiga Mr.P pria tersebut untu membersihkan Mr.P mereka dari sisa-sisa orgasme. Setelah itu Julia tampak membersihkan tumpahan spertma dimukanya dengan tangannya yang kemudiang ditelannya sperma yang ada si tangannya. Benar-benar Sebuah pemandangan yang baru buatku. Aku nggak pernah menyangka ada cewek yang begitu liarnya. Setelah mereka selesai melampiaskan nafsu mereka aku langsung meninggalkan rumah Pak kades . Aku nggak jadi ngelapor karena aku rasa saatnya kurang tepat.

************************************************** **********************

Aku melangkahkan kakiku tanpa tujuan. Mau kembali ke base camp rasanya malas pasti nanti disana mereka pada ribut minta dibuatin mie. Padahal mereka kan bisa buat sendiri. Akhirnya aku sampai disebuah Aliran sungai yang tenang. Aku mulai berpikir kok Pak Kades bisa – bisanya ngelakuin itu. Padahal Ibu Kades orangnya nggak jelek-jelek amat. Bahkan untuk ukuran orang desa ibu Kades sangat cantik, sexy dan menggairahkan. Ketika aku sedang membayangkan hal tersebut aku melihat seorang wanita yang sedang mandi disungai di bawah kolong suatu jembatan (Oya orang – orang desa disana masih banyak yang mandi di sungai hanya beberapa dari mereka yang memiliki WC). Aku makin menajamkan mataku kearah sosok yang sedang mandi tersebut. Dari tempatku memang sangat menguntungkan untuk mengintip. Wow panjang umur nih cewek. Baru aja aku memikirkan dia, nggak tau-nya malah ketemu disini. Memang benar cewek yang sedang mandi itu adalah ibu Kades. Yang beberapa menit lalu sedang aku pikirkan. Aku memberanikan diri untuk mengintip lebih dekat lagi kearahya tetapi sialnya aku salah mengambil pijakan sehingga aku terpeleset dan jatuh tercebur ke dalam sungai. “Byuuuurrr………!!!!!” Ibu Kades yang tadinya santai mandi di sungai kontan aja kaget mendengar suara yang cukup keras. Aku kembali berdiri dan cengar-cengir keareah Ibu Kades yang sedang menutupi dada dan Miss.Vnya dengan tangan. Aku berpikir pasti bakalan digampar. Berani-berani orang luar ngeliat tubuh Ibu Kades. Tetapi prasangkaku itu salah. Tampak Ibu Kades malah tersenyum dan tertawa kearahku. Dia menurunkan tubuhnya hingga payudaranya tenggelam didalam air. “<span>Sakit ya nak Michael lututnya</span>” Tanya ibu Kades.

“Iya , Bu. Maaf Bu saya nggak bermaksud ngintipin Ibu” jawabku sambil meminta maaf karena sudah berbuat sesuatu yang kurang ajar terhadapnya. “<span>Nggak apa-apa kok. Emangnya Nak Michael mau ke mana ? Kok lewat sini</span>” “Nggak tau juga sih, Bu. Saya hanya mau jalan-jalan mengenal daerah sini” jawabku sambil menuju kearah jembatan tempat Ibu Kades mandi sebab untuk naik keatas hanya bisa lewat tangga yang berada disebelah jembatan. Sesaat aku akan naik ke jembatan ada perasaan yang mengganjalku tentang perbuatan Pak Kades yang baru saja aku lihat. “Bu, Anu, Maaf kalau saya mau ikut campur urusan rumah tangga orang. Tetapi ada yang mau saya tanyakan” “<span>Ada apa?</span>” “Anu, itu, Bu. Tadi saya baru saja dari rumah Pak Kades mau lapor tentang ronda yang saya lakukan jumat kemarin, tetapi…..” Ada perasaan ragu untuk melanjutkan cerita. “<span>Kamu pasti lihat Bapak sedang Ngentot sama Mbak Julia kan?</span>” “Eh, Ibu kok tau” “<span>Ya tau-lah mereka kan sudah mulai dari kemarin sore</span>” Kaget juga aku mendengar perkaataan Ibu Kades. Bukan hanya nggak mengira bahwa sudah dari kemarin sore tetapi juga ekspresi wajah Ibu Kades yang tenang saat mengatakan hal tersebut. “Trus ibu nggak masalah ?” “<span>Nggak. Ibu ngerti kalau bapak pingin ML ama Mbak Julia</span>” “Kok bisa begitu, Bu” “<span>Ibu ini sebenarnya Istri keduanya Bapak. Istri pertama Bapak sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Jadi Ibu nggak punya hak ngelarang Bapak</span>” “Jadi kalau bapak main sama wanita lain ibu nggak boleh cemburu” “<span>Ya begitulah</span>” “Wah kasian ibu dong kalau begitu” “<span>Nggak juga. Soalnya kalau ibu mau main sama laki-laki lain bapak juga nggak boleh cemburu</span>” Jelas Ibu Kades sambil memegang tanganku dan ditarik kearah bawah jembatan. Aku yang merasa ditarik oleh Ibu Kades diam saja, apalagi ketika telah berada dibawah jembatan ibu Kades bediri sehingga terlihat payudaranya yang besar dan montok sekaligus juga Miss.V-nya yang dihiasi oleh bulu-bulu yang cukup lebat membuat Mr.P-ku mengeras, membuatku merasa nggak nyaman karena terjepit celana. Ibu Kades yang tahu akan hal itu langsung membuka celanaku dam juga celana dalamku untuk membebaskan Mr.P-ku. “<span>Wow besar juga ya punya nak Michael. Lebih besar dari punya Bapak</span>” Puji Ibu Kades. Emang sih waktu aku liat adegan tadi aku sedikit bangga karena ukuran Mr.P-ku lebih besar dari ketiga pria yang ML sama Julia. Ibu Kades dengan tanpa malu mulai mnenjilati Kepala Mr.P-ku. Jilatannya begitu lembut dan halus sehingga membuat aku makin nggak bisa nahan kenikmatan dan mulai mendesah “Mmmmhhh…. Bu…. Enak, Bu…..” “<span>Jangan panggil Ibu, dong. Panggil aja Nita. Sekarang kita bukan lagi tamu dan ibu Kepala Desa, tetapi kita adalah seorang laki-laki dan perempuan yang sama-sama membutuhkan kepuasan seksual. Dan aku rasa umur kita nggak beda jauh</span>” begitulah Saran Nita. “Baik bu, eh, Nita. Tolong lanjutkan lagi sayang” Pintaku karena kenikmatan yang aku rasakan sempat tertunda. Nita kemudian melanjutkan jilatannya pada kepala Mr.P-ku. Sesaat kemudian Nita mulai mengulum batang Mr.P-ku. “Uuuuhh… Ooooohhhh….. Aaaaahhh…..” erangku kenikmatan. “Nita aku pingin Miss.V-mu sekarang sayang” Ibu Kades berdiri dan giliranku berjongkok. Aku melihat Miss.V indahnya yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat, yang membuatku ingin segera menikmatinya. Aku cium Clitnya dan aku gesek-gesek bibir Miss.V-nya dengan jari-jariku. Setelah puas aku ciumi itilnya aku mulai sentil-sentil clitnya dengan lidahku dn kedua jariku telah masuk kedalam Miss.V-nya sambil aku gerakkan keluar masuk Miss.V-nya. Aku rasakan sudah banjir sekali Miss.V-nya. “<span>Ooooohhhh…… Uuuuhhh….Ssssshhhh….. Enak banget sayang…. Kamu apakan Miss.V-ku Sayang….. Aaaahhh….</span>”Erang Nita. Dan beberapa saat kemudian, “<span>Ooooohhhhh…… Mmmmmhh….. Aku…. Keluar…. Aaaahhhh…..</span>” Erang Ibu Kades menyambut orgasmenya yang pertama. Banyak sekali cairan yang keluar dari Miss.V-nya samapai jari-jariku yang berada di dalam Miss.V-nya sering terpeleset karena licin. “<span>Aaaahhh….. Kamu pintar banget deh sayang. Sekarang masukin Mr.P-mu dong. Aku pingin ngerasain Mr.P- mu yang gede nyodok-nyodok di dalam Miss.V-ku</span>” Aku tidak menunggu permohonan kedua. Aku angkat tubuhnya dan aku dudukan di tepi pondasi jembatan tersebut dan aku buka pahanya. Terlihat Miss.V-nya sudah sangat basah. Aku mulai memasukan Mr.P-ku kedalam Miss.V-nya dan mulai aku gerakan maju mundur secara perlahan dan makin kupercepat. “<span>Oooouuugghh…… Enak….. Nikmat sayang…. Uuuuhhh…. Genjot terus sayang….. Iyaaaa…. Terus….. Aaaahhh…..</span>” Erang Ibu Kades. Aku nggak menyangka kalau ibu Kades-ku ini ternyata liar juga kalau ML. Dibalasnya sodokan Mr.P-ku dengan memutar pinggulnya sehingga Mr.P-ku terasa seperti diremas-remas. “Oooohhh…. Nita….. Enak banget goyanganmu sayang. Aaaaahhh……” Erang ku yang merasakan kenikmatan. Aku semakin mempercepat sodokanku dan beberapa saat kemudian, “Nita…….. aku……… mau…….. keluar……” Rintihku setelah merasakan cairan yang mengumpul diujung Mr.P-ku. “<span>Ooooohhh…… Aku….. Juga sayang…… Keluarin didalam aja. Aaaaahhh……</span>” dan akhirnya “Aaaaahhhhh……..” Kami berteriak bersama-sama menyambut gelombang orgasme yang tidak dapat kami bendung lagi. Crrroooott….. Crooott…. Crooott ….. Begitu banyak spermaku yang meluncur kedalam Miss.V-nya. Tubuhku lemas dan menindih tubuh Nita. Setelah istirahat sebentar kami merasa nafas kami mulai tertatur,mata kami saling memandang kemudian kami sama-sama tertawa. “<span>Kamu ternyata hebat juga ya, Mic. Aku sampe keluar dua kali. Selama ini kalau main sama bapak aku jarang orgasme. Aku benar-benar puas banget</span>” Puji Ibu Kades. Setelah Mr.P-ku mengecil keukuran semula, aku cabut mr.P-ku dari dalam Miss.Vnya. Dan aku bergeser kearah samping kiri Ibu Kades. “Kamu juga hebat kok. Aku merasa nafasku mau putus. Soalnya enak banget. Empotan miss.V-mu buat aku nggak tahan. Kamu benar-benar liar” Balasku memuji. Setelah beberapa saat istirahat akhirnya aku dan ibu Kades mandi bersama disungai. Setelah mandi aku pamit terlebih dulu untuk kembali ke base camp untuk ganti baju karena baju dan celanaku basah karena tercebur kesungai.

Sesampainya di base camp aku bertemu Andra. Tampaknya dia juga baru pulang dari rumah Pak kades. “<span>Hai Mic, kemana aja kamu. Dicariin pak Kades tuh</span>” Sapa Andra kepadaku dengan raut muka yang cerah karena habis “ngegarap” Julia. “Iya, sebentar lagi aku kesana” jawabku pura-pura nggak tau apa yang telah terjadi di rumah Pak Kades. Setelah aku masuk kebase camp untuk berganti pakaian, aku kembali menuju ke rumah Pak Kades. Sesampainya disana aku melihat Julia baru keluar dari rumah Pak Kades. Setelah saling menyapa aku langsung masuk kedalam rumah. Kedatanganku telah ditunggu oleh Bapak Kades. “<span>Mari masuk Nak Michael, duduk sini</span>” Sapa Pak Kades menyambut ku dan memepersilahkan aku duduk di depannya didalam sutau ruang tamu yang cukup nyaman. Setelah duduk aku mulai melaporkan keadaan saat aku ronda beberapa hari yang lalu sekaligus meminta maaf baru sekarang aku bisa melapor. Pak Kades menerima permintaan maafku karena dia tau kesibukanku di base camp. Ketika lagi enak-enaknya kami mengobrol, keluar Ibu Kades sambil memberi pesan kepada suaminya ada telepon dari para perangkat desa. “<span>Maaf saya tinggal dulu ya nak Michael</span>” pamit Pak Kades. Setelah Pak Kades menghilang dibalik korden pembatas ruangan. Ibu Kades menghampiriku.”<span>Silakan diminum nak Michael</span>” kata Ibu Kades kepadaku Ya terima kasih Bu” jawabku sopan. “<span>Kalau kurang silakan tambah sendiri. Tambah Susu juga boleh</span>” Jawabnya sambil mengedipkan nakal matanya kearahku. Aku hanya senyum saja mendengar perkataannya. Setelah menunggu beberapa saat tampak Pak Kades menemuiku lagi. “<span>Maaf nak Michael Bapak harus ke Kota. Soalnya ada rapat Kades disana. Oya tadi Ibu bilang kalau nak Michael ini mahasiswa Teknik Sipil. Jadi Bapak minta bantuan keahliannya bisa tidak?</span>” Aku yang mendengar perkataan tentang Teknik Sipil langsung semangat. Soalnya terus terang, selama aku KKN aku tidak pernah menangani permasalahan yang sesuai dengan bidang pendidikanku. “Bisa Pak, Apa yang bias saya Bantu?” tanyaku bersemangat. “<span>Itu… Ibu tadi bilang kalau pompa air di belakang macet nggak mau keluar airnya. Bisa nggak minta tolong dibenerin. Mungkin lubangnya tertutup Lumpur” jelas bapak kades.</span> “Tenang aja Pak. Saya akan Bantu sebisa saya” balasku meyakinkan. “<span>Kalau begitu Bapak pergi dulu dan terima kasih atas kesediaannya untuk membantu</span>” “Iya Pak. Dan hati-hati dijalan” Setelah Pak Kades pergi aku langsung masuk kedalam rumahnya dan langsung menuju kehalaman belakang dimanan pompa air itu berada. Tapi ketika aku coba untuk memompa air, pompa tersebut bekerja sangat baik. “Apanya yang nggak keluar. Pompanya normal” Kataku heran. “<span>Bukan pompa yang itu yang kesumbat nak Michael</span>” terdengar suara dari belakangku. Aku menoleh mencari suara tersebut dan ternyata suara tersebut berasal dari Ibu Kades. “Trus yang mana, Bu” “<span>Ini yang kesumbat</span>” jawab Ibu Kades sambil menunjukan jarinya kearah Miss.Vnya “<span>Bisa tolong disodok nggak biar bisa keluar airnya</span>” Aku pun mulai paham bahwa masalah pompa yang kesumbat itu hanya akal-akal dari Ibu Kades agar aku bisa berlama-lama dirumahnya. Dan yang pasti agar kami bisa bermesraan didalam rumah. Aku tersenyum kearahnya, “Nakal ya, sudah pintar bohong” kataku. “<span>Biarin. Soalnya aku ketagihan ML sama kamu sih</span>” jawab Ibu Kades kepadaku sambil mendekat ketubuhku. “Kalau bapak pulang gimana?” “<span>Bapak pulangnya malam. Jadi kita punya bayak waktu bersama sayang . Aku mau ML sama kamu sampai nanti makan malam</span>” Jawabnya. Kemudian kami sudah saling berciuman dengan penuh nafsu. Aku yang sudah mengerti keinginannya langsung meremas payudaranya yang besar. Ibu Kades mendesah-desah nikmat. Tangannya nggak tinggal diam. Tangan kanannya mulai meremas-remas Mr,P-ku dari balik celana panjangku.sedangkan tangan kirinya memegang kepalaku agar ciuman kami makin panas. Aku makin melilitkan lidahku kedalam mulut Ibu Kades yang juga mencoba melilitkan lidahnya pada lidahku. Lidah kami sudah seperti seekor ular yang bertarung. Saling melilit didalam mulut kami. “<span>Mmmmuuuuaaccchh……. Bawa aku kekamar sekarang sayang</span>” Pinta Ibu Kades begitu melepas ciuman kami. Aku langsung menggandeng tangannya dan membawa kekamar tempat tadi Pak Kades main dengan Julia. Aku tarik tangannya dan dengan sedikit dorongan ketubuhnya sehingga tubuh Ibu Kades sedikit terlempar ke atas pembaringan. Aku langsung melepas kaos-ku yang kemudian disusul oleh lepasnya celana panjang serta celana dalam-ku sehingga kini aku sudah dalam keadaan telanjang siap tempur. Mr.P-ku yang terbuka bebas langsung memperlihatkan kegagahannya dengan mengacung tegak dan keras dihadapan Ibu kades. Melihat aku sudah telanjang bulat Ibu Kades juga melakukan hal yang sama. Dia mulai membuka seluruh pakaiannya dengan begitu lembut dan erotis semakin membuat Mr.P-ku makin tegak dan keras. Setelah tubuh telanjang Ibu Kades telah tersaji dihadapanku, aku memeluknya dan mulai mencumbui wajahnya. Bibirnya menjadi sasaran favoritku. Setelah dari wajah ciumanku menuju ke telinganya. Aku ciumi balik telinganya dan kemudian aku aku kulum daun telinganya. “<span>Aaaahhh….. Geli sayang Uuuuuhhhh….</span>” Desah Ibu Kades. Setelah aku puas bermain di telinga Ibu Kades aku beralih ke payudaranya yang besar. Aku remas-remas payudara sebelah kirinya sedangkan yang sebelah kanan aku kulum dengan sesekali aku sentil – sentil putingnya dengan lidahku. “<span>Uuuuuhhhh……. Enak…… Gigit putingku sayang. Oooooohhhh….. Aaaaahhhh….</span>” Erang Ibu Kades kembali. Aku yang mendengar desahannya menjadi tak dapat mengendalikan nafsuku. Setelah puas mempermainkan payudaranya aku beralih ke tubuh bagian bawahnya dan terus turun sampai aku menemukan sebuah lembah yang sangat indah yang membuatku tak tahan untuk segera menjilatinya. Aku mulai memainkan lidahku pada belahan Miss.V-nya. “<span>Uuuuhhh….. Enak Sayang. Aaaaahhh…..</span>” desah Ibu Kades. Aku yang ingin mengetahui lebih dalam Miss.V Iku Kades memsaukan 2 jariku kedalam Miss.V-nya. Dan tidak lama setelah jariku masuk kedalam Miss.V-nya Ibu Kades langsung mendapatkan Orgasmenya yang pertama. “<span>Wow…. Kamu benar-benar hebat sayang. Hanya dengan lidah dan jari kamu bisa buat aku orgasme</span>” Puji Ibu Kades. “<span>Sekarang giliran kamu yang aku layani</span>”. Ibu Kades dengan sekuat tenaga membanting tubuhku kesebalah kiri badannya dan langsung menggenggam Mr.P-ku yang sudah tegak dan keras siap melakukan tugasnya. “<span>Aku nggak pernah bosan ngeliat Mr.P-mu sayang. Mr.P-mu benar-benar membuat aku ketagihan ML sama kamu</span>” Kata Ibu Kades sebalum mulai menglum kepala Mr.P-ku. Dikulumnya Kepala Mr.P-ku dengan sangat pelan dan seerotis mungkin. Setelah kurang lebih 5 menit Ibu Kades akhirnya mengeluarkan Mr.P-ku dari mulutnya. “<span>Aku menginginkan kamu sekarang.</span>” Kata Ibu Kades sambil menuntun Mr.P-ku kedalam Miss.V miliknya. Ketika Mr. P-ku mulai memasuki Miss.V Ibu Kades, tiba – tiba……. “<span>Bu.... bumbu masaknya disimpan dimana?</span>” seorang perempuan bertanya yang tak lain adalah Ratna menantu Ibu Kades dan langsung masuk kedalam kamar.

Ketika dia melihat posisi kami yang akan melakukan ML dia hanya terbengong, tak mampu berkata-kata. “<span>Rina…. Kamu tuh ngagetin aja deh</span>” sahut Ibu Kades tanpa melepas genggaman tangannya dari Mr.P-ku. “<span>Maaf Ibu saya nggak tau kalau…..</span>” “<span>Sudah nggak apa-apa. Coba kamu kesini deh</span>” kata Ibu Kades memotong apa yang mau dikatakan menantunya. Ratna mengikuti perintah mertuanya itu untuk mendekat kearah kami. ”<span>Kamu juga pingin Rin? Kalau mau Ibu ngalah aja dulu biar kamu main sama Michael dulu</span>” tawar Ibu Kades kepada Menantunya tersebut. “<span>Tapi Bu, Saya…..</span>” kata Ratna ragu. “<span>Sudahlah nggak perlu khawatir. Bapak pulangnya masih nanti sore. Lagian Tarno (suami Rina) juga ggak pernah bisa muasin kamu kan, ditambah lagi kamu sering ditinggal keluar kota. Apa kamu nggak pingin ngerasain orgasme seperti yang kamu inginkan?</span>” Jelas Ibu Kades. Aku yang mendengar hal itu langsung terkejut. Gila masak menantunya diajak selingkuh juga. “<span>Gimana Michael kamu mau kan ngelayani menantuku sekalian?</span>” Tanya Ibu Kades kepadaku “Saya sih mau-mau aja Bu. Tapi saya belum berpengalaman saya takut saya nggak bisa melayani mbak Ratna dengan baik” “<span>Kamu jangan merendah gitu dong. Nah,.. Ratna, sekarang buka baju kamu semuanya</span>” Ratna mengikuti apa yang dikatakan mertuanya tersebut. Ratna melepaskan satu-persatu pakaian yang melekat ditubuhnya. Aku yang melihat Ratna mulai melepas pakaiannya langsung menelan ludah. Tubuh Rina begitu indah dengan payudara yang lumayan besar serta lekuk-lekuk tubuh yang menggairahkan membuat setiap laki-laki pasti menginginkan mencicipi menantu Ibu Kades ini. Secara perlahan Ratna mendekat ke arahku, “<span>Mohon petunjuknya ya Mas Michael. Maklum saya orang kampung kurang pengalaman dalam hal beginian</span>” “Iya mbak Ratna. Saya juga mohon petunjuknya” balasku. Aku langsung mencium bibir ranumnya. Rasanya beda banget. Bibirnya lebih lembut dari semua wanita yang pernah aku cium. Ratna kemudian membalas ciumanku dengan memasukan lidahnya kedalam mulutku yang aku sambut dengan penuh nafsu. Aku rebahkan tubuhnya disamping mertuanya dan aku buka kedua pahanya, sehingga terlihatlah belahan Miss.V-nya yang indah yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang tertata rapi. Tanpa membuang-buang waktu aku jilati Miss.V-nya. “<span>Aaaahhh…. Mas enak banget. Oooohhhh….. diapain sih Miss.V-ku kok bias enak gini. Uuuuuhhh……</span>” jerit Rina merasakan kenikmatan. Ibu Kades juga nggak tinggal diam. Dia membantuku meremas kedua payudara Ratna sehingga jeritan Ratna makin membahana didalam kamr itu. Untung rumah ini kedap suara. Jadi suara apapun yang ada didalam rumah itu tidak akan terdengar keluar. Aku mencoba mamsukan jari tengahku kedalam Miss.V Ratna yang semakin membuatnya bergerinjang ke kanan dan kekiri. “<span>Uuuuuhhhhh…… mas……. Masukin Mr.P-nya dong…… Ratna….. Pingin banget…… dientot ama Mr.P-nya mas Michael….Aaaaahhhh….</span>” Aku yang mau memposisikan Mr.P-ku ke Miss.V Ratna langsung dicegah oleh Ibu Kades. “<span>Tunggu dulu Michael. Kalau mau ngentot menantuku kamu harus pake pelindung. Saya nggak mau kalau nanati sampai menantuku hamil. Ntar orang-orang curiga</span>” Kata Ibu Kades. “Tapi Bu, saya nggak punya kondom nih. Gimana dong?” “<span>Tenang saya punya kok. Sini biar Ibu Pasangkan.</span>” Ibu Kades lalu beralih ke sebuah meja rias yang ada di kamar tersebut dan mengambil sebuah bungkus Kondom. Ia pun merobek dan mengambil isinya dan segera dipasangkannya ke Mr.P-ku dengan menggunakan mulutnya. “Aaaaahhhh…..” aku megerang merasakan sensasi pemasangan kondom tersebut. Setelah dirasa sudah Pas maka ditunutunya Mr.P-ku kea rah Miss.V Ratna. Aku memposisikan Mr.P-ku tepat berada didepan Liang Miss.V Ratna dan seara perlahan-lahan mulai kumasukan Mr.P-ku kedalam Miss.V-nya. “Oooohhh….. sempit banget punyamu Ratna“ “<span>Uuuuhhhh….. bukanya Miss.V Ratna yang sempit mas, tapi punya mas yang kebesaran buat Miss.V Ratna. Aaaaahhhhh……</span>” Dengan sekuat tenaga aku masukan Mr.P-ku kedalam Miss.V Ratna. “<span>Aaaahhhh….. pelan-pelan mas. Sakit……</span>” Aku tidak langsung menggerakkan pantatku, aku menciumi bibir Ratna kemudian dahinya dan merambat ke pipi, telinga, dagu dan tegkuknya. Aku berusaha agar Ratna tidak lagi merasakan sakit. “<span>Mas sekarang digoyang dong Mr.P-nya. Udah nggak sakit kok</span>” Pinta Ratna. Aku turuti permintaanya untuk menggerakkan Mr.P-ku keluar masuk Misss.V-nya. Sedikit kesulitan saat aku akan menggerakan Mr.P-ku untuk memompa Miss.V-nya serasa Mr.P-ku dicengkeram dengan erat oleh dinding-dinding Miss.V-nya. “<span>Uuuuhhhhh… Oooohhhh…. Mas entotin Ratna terus mas, Ohhhh….. Lebih keras. Aaaaahhhh……</span>” teriak Ratna merasakan kenikmatan yang belum pernah diarasakan bersama suaminya. Sekitar 5 menit kemudian aku merasakan bahwa Mr.P-ku menjadi lebih licin. Ternyata Ratna telah mencapai orgasme pertamanya. “<span>Maaf mas aku keluar duluan habis nggak kuat enaknya sih</span>” “Nggak apa-apa kok. Tapi kalau mau keluar ngomong ya, biar aku bisa menyesuaikan” “<span>Iya mas. Sekarang giliran mas yang Ratna puasin ya</span>” Tubuhku aku balik sehingga kini Rina berada diatas tubuhku dan Rina juga memutar tubuhnya tanpa melepas Mr.P-ku dari dalam Miss.V-nya. Sebuah sensasi yang luar biasa merasakan bagaimana Mr.P-ku merasa seperti dipelintir oleh Miss.Vnya. Kini posisi Ratna Berada diatas sambil membelakangiku. Aku dapat melihat pantatnya yang montok dan lekukan tubuhnya dengan lebih jelas. Ratna mulai menaik turunkan tubuhnya dengan lembut. “Mmmmhh….. Ohhhhh…. Yeeeahh… Enak banget mbak. Terus mbak. Oooohhhh….” Erangku mulai merasakan kenikmatan. Ibu Kades yang dari tadi hanya menonton langsung menghampiri kami berdua. Dia memposisikan Miss.Vnya di depan wajahku. Aku yang tau apa yang dia inginkan langsung menjilati Miss.Vnya dengan bernafsu. Kadang aku jilat Miss.V dan clit-nya , kadang aku masukan lidahku kedalam Miss.Vnya, kadang juga aku masukan jari-jariku kiedalam Miss. V-nya, sehingga menbuat Ibu Kades ikut menjerit dan mendesah seperti menantunya.

“<span>Oooohhhh….. terus mas, Uuuuuhhhh…… enak banget</span>” erang Ratna “<span>Mmmmhhhhh…… Ssshhhh…..Iya enak banget deh. Nggak Cuma Mr.P, tapi jilatan lidahnya enak juga. Aaaaahhhhh…..</span>” sahut Ibu Kades . Dan seklitar 10 menit kemudian aku merasa nggak mampu lagi membendung gelombang orgasme ku dan akhirnya, “Aaaaahhhh….. Aku….. Keluaaaarrr…..Aaaaahhh…..” erangku menumpahkan semua gelombang kepuasankepada kedua wanita diatasku. Crrrooott…..Crrooottt…. Croott….. Aku merasa ada cairan yang keluar dari dalam Miss.V Ratna dan Ibu Kades. Ternyata mereka menyampai puncak bersamaan. Aku benar-benar tak menduga bias perkasa seprti ini. Setelah pertarungan yang melelahkan tersebut kami bertiga berbaring bersama dengan telanjang bulat. Sekitar pukul 15.00 WIB Ratna memakai pakaiannya kembali dan pamit ke dapur untuk memasak makanan untuk makan malam kelompok KKN-ku (Oya untuk makan tiap hari kami memang disediakan oleh keluarga Pak Kades). Ibu Kades mempersilahkan Ratna untuk kembali ke dapur. Sementara itu Ibu Kades meminta kepadaku untuk melanjutkan apa yag tertunda atas kedatangan Ratna tadi. Dengan tenaga yang tersisa akhirnya kulayani juga nafsu Ibu Kadesku itu. Dan pertempuran itu memakn waktu kurang lebih 2 jam. Setelah itu aku pamit pulang untuk mandi dan siap-siap untuk makan malam. Aku kembali ke base camp dengan wajah yang kusut, capek tapi bahagia karena aku ternyata bisa memuaskan dua orang wanita sekaligus. Saat makan malam tiba aku dating sedikit etrlamabat dikarenakan aku ketiduran akibat kecapekan. Sesampainya di rumah Pak Kades aku melihat teman-temanku sudah makan dan tidak menyisakan lauk pauk untukku. “Sialan juga nih anak-anak. Masa aku cuma dikasih nasi sama sambal doang. Dasar kalau udah makan jiwa kulinya keluar” pikirku dalam hati. Tetapi ketika aku mau mengambil nasi, aku melihat Ratna menghampiriku. “<span>Mas makan malam mas sudah disediakan dibelakang. Langsung aja ke dapur</span>” kata Ratna kepadaku sambil mengedipkan matanya. “O Iya mbak, terima kasih” jawabku. Aku langsung menuju ke dapur yang letaknya besebalahan dengan rumah induk. Dapurnya memang terpisah dengan rumah induk. DAlam perjalanan aku menanyakan apakah Pak Kades sudah pulang kepada Ratna. “Bapak tadi telepon kalau pulangnya nanti malam jadi nggak bisa nemenin mas dan teman-teman makan malam” jawab Ratna. Sesampainya di dapur akyu disambut oleh Ibu Kades dengan senyuman yang sedikit agak nakal. Setelah aku masuk ke dapur, aku mendengar suara pintu dapur ditutup dan dikunci. “<span>mari sini Michael makan malam dulu Ibu sudah sediain special buat kamu</span>” Aku mendekati meja yang ada di dapur tempat makan malamku tersedia dan aku terkejut bukan main. Menu yang diberikan benar-benar nikmat beda sengan apa yang dimakan oleh teman-temanku tadi. “Bener nih makanan buat saya?” Tanya saya ragu. “<span>Iya mas ini emang buat mas. Kami spesial membuatnya buat mas</span>” “Wah….. terima kasih” balasku. Aku tanpa ragu melahap makanan yang ada di depanku. Dan beberapa saat kemudian tanpa aku sadari ternyata Ibu Kades dan Ratna sudah ada di sampingku. “<span>Gimana Michael enak nggak makanannya</span>” “Enak banget Bu” “<span>Eh, Michael kami boleh ikutan makan nggak?</span>” Tanya Ibu Kades kepadaku. “Tapi Bu, nasinya kan Cuma satu?” tanyaku heran karena memang nasi yang disediakan Cuma buat aku. “<span>Kami nggak mau makan nasi kok</span>” “Maksudnya?” tanyaku semakin bingung “<span>Kami cuma ingin makan Mr.P-mu aja kok</span>” jawab Ratna yang langsung jongkok dan mulai melepas celana yang aku pakai. Aku kaget bukan kepalang atas perlakuan kedua wanita ini. Sehingga dengan posisi duduk dikursi aku makan nasiku sementara dibawah Ibu Kades dan manantunya sedang asyik menikmati Mr.P-ku. Dan lucunya lagi begitu aku selesai makan aku nggak kuat menahan ejakulasi sehingga muncratlah spermaku ke wajah mereka berdua. Benar-benar makan malam yang nggak akan terlupakan

11 komentar: